Akses jalan menuju Tapanuli Tengah masih tertutup karena timbunan longsor. Jika ingin mencapai lokasi banjir, Anda harus mengambil rute yang tidak terjangkau oleh masyarakat biasa. Ada dua jalur akses menuju Tapanuli Tengah, yaitu jalan darat melalui Humbang Hasundutan dan jalan laut melalui Sibolga.
Jika menggunakan jalan darat, Anda harus melewati beberapa kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Jalan ini masih tertutup timbunan tanah longsor, sehingga akses menjadi sulit. Setelah melewati Kecamatan Barus Utara, Anda dapat menyusuri jalur pesisir hingga Kota Sibolga.
Ada beberapa daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Tapanuli Tengah. Namun, tidak semua daerah tersebut mengalami kerusakan parah seperti desa Sijunkang di Kecamatan Andam Dewi. Pemilik rumah ini harus pergi ke Kecamatan Barus untuk membeli bahan kebutuhan pokok, tetapi ia hanya bisa berjalan kaki karena semua ruas jalan masih tertutup lumpur.
Selain itu, beberapa orang di Tapanuli Tengah terpaksa menjual BBM dengan harga yang tidak adil. Karena kelangkaan BBM, harga bensin di SPBU mulai menanjak. Sebagian masyarakat bahkan mengeluarkan uang untuk membeli dan menjual kembali BBM dengan harga yang lebih tinggi.
Di daerah yang terdampak banjir, pemukim masih khawatir tentang ancaman longsor dari lereng curam perbukitan. Meski rumah mereka saat ini tidak terkena dampak banjir secara langsung, masyarakat tetap khawatir dengan kemungkinan longsor.
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah masih belum merata di Tapanuli Tengah. Selain bahan kebutuhan pokok, akses listrik dan telekomunikasi juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk meminta bantuan dari pemerintah.
Jika menggunakan jalan darat, Anda harus melewati beberapa kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Jalan ini masih tertutup timbunan tanah longsor, sehingga akses menjadi sulit. Setelah melewati Kecamatan Barus Utara, Anda dapat menyusuri jalur pesisir hingga Kota Sibolga.
Ada beberapa daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Tapanuli Tengah. Namun, tidak semua daerah tersebut mengalami kerusakan parah seperti desa Sijunkang di Kecamatan Andam Dewi. Pemilik rumah ini harus pergi ke Kecamatan Barus untuk membeli bahan kebutuhan pokok, tetapi ia hanya bisa berjalan kaki karena semua ruas jalan masih tertutup lumpur.
Selain itu, beberapa orang di Tapanuli Tengah terpaksa menjual BBM dengan harga yang tidak adil. Karena kelangkaan BBM, harga bensin di SPBU mulai menanjak. Sebagian masyarakat bahkan mengeluarkan uang untuk membeli dan menjual kembali BBM dengan harga yang lebih tinggi.
Di daerah yang terdampak banjir, pemukim masih khawatir tentang ancaman longsor dari lereng curam perbukitan. Meski rumah mereka saat ini tidak terkena dampak banjir secara langsung, masyarakat tetap khawatir dengan kemungkinan longsor.
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah masih belum merata di Tapanuli Tengah. Selain bahan kebutuhan pokok, akses listrik dan telekomunikasi juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk meminta bantuan dari pemerintah.