Masyarakat mulai merasa tidak nyaman dan terancam dengan keberadaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) tahun 2025. Petisi baru yang dibuat oleh Siswa Agit di Change.org mengungkapkan perasaan ini.
Petisi tersebut menginginkan pemerintah untuk meninjau ulang, membatalkan, atau menunda pelaksanaan TKA 2025 karena sistem ini muncul secara mendadak dan tidak memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk beradaptasi. Penyampaian informasi ini dilakukan dengan cepat tanpa memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan strategi belajar.
Siswa Agit menggambarkan bahwa sebagai siswa kelas 12, ia dan teman-temannya memiliki jadwal yang padat karena harus mengerjakan ujian praktik dan kegiatan lainnya. Hal ini menambah tekanan dan mengurangi waktu untuk belajar TKA.
Selain itu, kisi-kisi TKA baru muncul setelah pertengahan tahun dengan materi yang sangat luas dan tidak selaras dengan Kurikulum Merdeka. Guru bimbingan belajar (bimbel) dan sekolah kesulitan membuat perkiraan soal, sehingga latihan-latihan awal tidak akurat.
Perubahan soal setelah simulasi pertama memicu persiapan yang semakin tidak terarah. Akibatnya siswa kebingungan dan kehilangan fokus dalam belajar karena tidak tahu apa yang harus dipelajari secara spesifik.
Petisi ini dibuat sebagai tanggung jawab atas perasaan tersebut. Siswa Agit berharap pemerintah dan jajaran yang terkait untuk meninjau ulang, menunda, atau membatalkan pelaksanaan TKA 2025.
Hingga saat tulisan ini dibuat, petisi ini telah ditandatangani oleh 137.254 orang.
Petisi tersebut menginginkan pemerintah untuk meninjau ulang, membatalkan, atau menunda pelaksanaan TKA 2025 karena sistem ini muncul secara mendadak dan tidak memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk beradaptasi. Penyampaian informasi ini dilakukan dengan cepat tanpa memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan strategi belajar.
Siswa Agit menggambarkan bahwa sebagai siswa kelas 12, ia dan teman-temannya memiliki jadwal yang padat karena harus mengerjakan ujian praktik dan kegiatan lainnya. Hal ini menambah tekanan dan mengurangi waktu untuk belajar TKA.
Selain itu, kisi-kisi TKA baru muncul setelah pertengahan tahun dengan materi yang sangat luas dan tidak selaras dengan Kurikulum Merdeka. Guru bimbingan belajar (bimbel) dan sekolah kesulitan membuat perkiraan soal, sehingga latihan-latihan awal tidak akurat.
Perubahan soal setelah simulasi pertama memicu persiapan yang semakin tidak terarah. Akibatnya siswa kebingungan dan kehilangan fokus dalam belajar karena tidak tahu apa yang harus dipelajari secara spesifik.
Petisi ini dibuat sebagai tanggung jawab atas perasaan tersebut. Siswa Agit berharap pemerintah dan jajaran yang terkait untuk meninjau ulang, menunda, atau membatalkan pelaksanaan TKA 2025.
Hingga saat tulisan ini dibuat, petisi ini telah ditandatangani oleh 137.254 orang.