Investasi yang besar untuk membuka toko fisik ternyata menjadi kendala bagi merek-merek fesyen lokal dalam mencapai akses pasar luas. Menurut Deputi Bidang Usaha Kecil, Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, banyak brand lokal yang tak berani membangun toko fisik karena biayanya terlalu besar. Akibatnya, mereka fokus mengembangkan strategi pemasaran dengan batasan, seperti jualan online dan partisipasi dalam bazar-bazar sementara.
Kondisi ini menciptakan kesenjangan informasi di kalangan konsumen, sehingga banyak produk lokal yang berkualitas baik tidak mudah ditemukan. Sebaliknya, produk pakaian bekas impor atau thrifting justru lebih aksesibel, meskipun secara hukum statusnya ilegal.
Menurut Temmy, pola konsumsi thrifting bukan hanya karena kebutuhan ekonomi, melainkan juga karena caranya mencari gaya hidup dan brand tertentu dengan harga yang terjangkau. Beliau optimis bahwa produk lokal akan bersaing ketika ekosistemnya sudah terbentuk, dan mekanisme pasar akan menciptakan keseimbangan harga yang kompetitif.
Untuk mengatasi kendala ini, Kementerian UMKM terus mendorong strategi yang beragam, termasuk mempertemukan brand lokal dengan pedagang ritel yang sudah memiliki akses pasar yang mapan. Dengan demikian, produk-produk UMKM dapat lebih mudah dijangkau oleh konsumen tanpa harus menanggung biaya investasi toko fisik yang besar.
Kondisi ini menciptakan kesenjangan informasi di kalangan konsumen, sehingga banyak produk lokal yang berkualitas baik tidak mudah ditemukan. Sebaliknya, produk pakaian bekas impor atau thrifting justru lebih aksesibel, meskipun secara hukum statusnya ilegal.
Menurut Temmy, pola konsumsi thrifting bukan hanya karena kebutuhan ekonomi, melainkan juga karena caranya mencari gaya hidup dan brand tertentu dengan harga yang terjangkau. Beliau optimis bahwa produk lokal akan bersaing ketika ekosistemnya sudah terbentuk, dan mekanisme pasar akan menciptakan keseimbangan harga yang kompetitif.
Untuk mengatasi kendala ini, Kementerian UMKM terus mendorong strategi yang beragam, termasuk mempertemukan brand lokal dengan pedagang ritel yang sudah memiliki akses pasar yang mapan. Dengan demikian, produk-produk UMKM dapat lebih mudah dijangkau oleh konsumen tanpa harus menanggung biaya investasi toko fisik yang besar.