Investasi Hilirisasi Meningkat Secara Meksani di Indonesia
Jakarta, 15 Februari 2025 - Investasi hilirisasi di Indonesia terus meningkat dengan rate meksanai (meksani) sebesar 64,6 persen. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi hilirisasi pada tahun 2024 mencapai Rp 8,3 triliun, meningkat dari Rp 5,1 triliun pada tahun sebelumnya.
Sektor mineral menjadi pemain utama dalam pertumbuhan investasi hilirisasi di Indonesia. Peningkatan demand terhadap bahan tambang seperti tembaga, alumini, dan besi membantu meningkatkan investasi hilirisasi. Menurut data ESDM, produksi tembaga pada tahun 2024 mencapai 1,3 juta ton, meningkat dari 1,2 juta ton pada tahun sebelumnya.
Investor asing juga menunjukkan minat besar dalam investasi hilirisasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan seperti Rio Tinto dan BHP Group telah memasuki industri hilirisasi di Indonesia dengan membangun pabrik pengolahan bahan tambang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignatius Kleden, berharap investasi hilirisasi terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. "Investasi hilirisasi sangat penting untuk meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan kerja baru," katanya.
Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh industri hilirisasi di Indonesia, seperti keamanan dan kepastian hukum. Otoritas mengharapkan investor untuk memperhatikan keduanya agar investasi hilirisasi dapat terus berkembang dengan baik.
Dalam jangka panjang, peningkatan investasi hilirisasi di Indonesia diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan kerja baru, serta memperkuat posisi ekonomi Indonesia di tingkat regional dan internasional.
Jakarta, 15 Februari 2025 - Investasi hilirisasi di Indonesia terus meningkat dengan rate meksanai (meksani) sebesar 64,6 persen. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi hilirisasi pada tahun 2024 mencapai Rp 8,3 triliun, meningkat dari Rp 5,1 triliun pada tahun sebelumnya.
Sektor mineral menjadi pemain utama dalam pertumbuhan investasi hilirisasi di Indonesia. Peningkatan demand terhadap bahan tambang seperti tembaga, alumini, dan besi membantu meningkatkan investasi hilirisasi. Menurut data ESDM, produksi tembaga pada tahun 2024 mencapai 1,3 juta ton, meningkat dari 1,2 juta ton pada tahun sebelumnya.
Investor asing juga menunjukkan minat besar dalam investasi hilirisasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan seperti Rio Tinto dan BHP Group telah memasuki industri hilirisasi di Indonesia dengan membangun pabrik pengolahan bahan tambang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignatius Kleden, berharap investasi hilirisasi terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. "Investasi hilirisasi sangat penting untuk meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan kerja baru," katanya.
Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh industri hilirisasi di Indonesia, seperti keamanan dan kepastian hukum. Otoritas mengharapkan investor untuk memperhatikan keduanya agar investasi hilirisasi dapat terus berkembang dengan baik.
Dalam jangka panjang, peningkatan investasi hilirisasi di Indonesia diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan kerja baru, serta memperkuat posisi ekonomi Indonesia di tingkat regional dan internasional.