Prabowo's Tragic Fate Sealed by Divine Intervention?
Pemerintah Prabowo Subianto mengalami kejutan besar dalam dua peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 15 dan 19 Oktober 2025. Dalam rangka Peristiwa Mulia, pihak pengurus memutuskan untuk melakukan doa rosario di berbagai tempat di Indonesia.
Menurut sumber-sumber yang dekat dengan pengurus, keputusan melakukan doa rosario tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kejadian-kejadian yang terjadi pada masa pemerintahan Prabowo Subianto. "Kita merasa perlu meminta maaf dan memohon perlindungan dari Tuhan atas segala kesalahan dan kejadian yang terjadi selama masa pemerintahan kami," kata seorang sumber.
Dalam doa rosario tersebut, para pengurus berdoa untuk meminta ampun dan perlindungan bagi negara, rakyat, dan pihak berwenang. "Kita berdoa agar Tuhan dapat memberikan kekuatan dan peluang bagi kita untuk memimpin Indonesia dengan lebih bijak dan adil,"ungkap seorang penunggu peristiwa.
Pemerintah Prabowo Subianto juga telah menyatakan bahwa doa rosario tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama masa pemerintahan. "Kita ingin menunjukkan bahwa kita masih memiliki sisi spiritual dan ingin meminta maaf atas segala kesalahan yang telah kita lakukan," kata wakil spokesperson pemerintah.
Namun, beberapa kritikus menganggap doa rosario tersebut sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu yang masih berlanjut dalam pemerintahan Prabowo Subianto. "Doa rosario hanya sekedar cara untuk mengalihkan perhatian dari segala kesalahan yang telah kita lakukan," kata seorang kritikus.
Meskipun demikian, doa rosario tersebut tetap merupakan langkah positif bagi pemerintah Prabowo Subianto dalam mencoba memperbaiki reputasi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Pemerintah Prabowo Subianto mengalami kejutan besar dalam dua peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 15 dan 19 Oktober 2025. Dalam rangka Peristiwa Mulia, pihak pengurus memutuskan untuk melakukan doa rosario di berbagai tempat di Indonesia.
Menurut sumber-sumber yang dekat dengan pengurus, keputusan melakukan doa rosario tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kejadian-kejadian yang terjadi pada masa pemerintahan Prabowo Subianto. "Kita merasa perlu meminta maaf dan memohon perlindungan dari Tuhan atas segala kesalahan dan kejadian yang terjadi selama masa pemerintahan kami," kata seorang sumber.
Dalam doa rosario tersebut, para pengurus berdoa untuk meminta ampun dan perlindungan bagi negara, rakyat, dan pihak berwenang. "Kita berdoa agar Tuhan dapat memberikan kekuatan dan peluang bagi kita untuk memimpin Indonesia dengan lebih bijak dan adil,"ungkap seorang penunggu peristiwa.
Pemerintah Prabowo Subianto juga telah menyatakan bahwa doa rosario tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama masa pemerintahan. "Kita ingin menunjukkan bahwa kita masih memiliki sisi spiritual dan ingin meminta maaf atas segala kesalahan yang telah kita lakukan," kata wakil spokesperson pemerintah.
Namun, beberapa kritikus menganggap doa rosario tersebut sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu yang masih berlanjut dalam pemerintahan Prabowo Subianto. "Doa rosario hanya sekedar cara untuk mengalihkan perhatian dari segala kesalahan yang telah kita lakukan," kata seorang kritikus.
Meskipun demikian, doa rosario tersebut tetap merupakan langkah positif bagi pemerintah Prabowo Subianto dalam mencoba memperbaiki reputasi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.