Inisiatif pengguna ulang kemasan makanan dan minuman di Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI dan Universitas Paramadina berhasil mengurangi sampah sekali pakai hingga 4.500 kemasan dalam satu bulan. Ini adalah bukti nyata bahwa inisiatif ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga dapat mendorong perubahan perilaku konsumen.
Selama uji coba ini, survei terhadap 82 responden di dua lokasi tersebut menunjukkan bahwa pengguna lebih sadar akan isu lingkungan dan percaya bahwa penggunaan kemasan guna ulang adalah bentuk perhatian institusi yang signifikan. Kekhawatiran awal terkait kehilangan kemasan ternyata tidak terbukti.
Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan di Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI, Rofi Alhanif, menilai bahwa uji coba ini memberikan gambaran penting bagi lingkungan pemerintah. Ia berharap dapat melanjutkan implementasi sistem guna ulang secara mandiri.
Kolaborasi antara pengelola kampus, mahasiswa, dan mitra sangat krusial dalam mencapai hasil yang positif. Firda Istania, Venture Builder Enviu, menekankan bahwa polusi kemasan sekali pakai memerlukan pendekatan kolaboratif untuk dicapai.
Panduan implementasi sistem guna ulang yang dihasilkan oleh Enviu akan membantu institusi lain mengadopsi sistem serupa secara mandiri. Uji coba ini membuktikan bahwa sistem guna ulang dapat diterapkan di Indonesia sepanjang ditunjang perencanaan logistik dan manajemen operasional yang baik.
Maka dari itu, inisiatif pengguna ulang kemasan makanan dan minuman ini merupakan contoh nyata bahwa perubahan bisa terjadi dengan kerja sama dan komitmen semua pihak.
Selama uji coba ini, survei terhadap 82 responden di dua lokasi tersebut menunjukkan bahwa pengguna lebih sadar akan isu lingkungan dan percaya bahwa penggunaan kemasan guna ulang adalah bentuk perhatian institusi yang signifikan. Kekhawatiran awal terkait kehilangan kemasan ternyata tidak terbukti.
Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan di Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI, Rofi Alhanif, menilai bahwa uji coba ini memberikan gambaran penting bagi lingkungan pemerintah. Ia berharap dapat melanjutkan implementasi sistem guna ulang secara mandiri.
Kolaborasi antara pengelola kampus, mahasiswa, dan mitra sangat krusial dalam mencapai hasil yang positif. Firda Istania, Venture Builder Enviu, menekankan bahwa polusi kemasan sekali pakai memerlukan pendekatan kolaboratif untuk dicapai.
Panduan implementasi sistem guna ulang yang dihasilkan oleh Enviu akan membantu institusi lain mengadopsi sistem serupa secara mandiri. Uji coba ini membuktikan bahwa sistem guna ulang dapat diterapkan di Indonesia sepanjang ditunjang perencanaan logistik dan manajemen operasional yang baik.
Maka dari itu, inisiatif pengguna ulang kemasan makanan dan minuman ini merupakan contoh nyata bahwa perubahan bisa terjadi dengan kerja sama dan komitmen semua pihak.