Industri otomotif nasional masih mengandalkan impor baja untuk memenuhi kebutuhan produksi, terutama program percepatan kendaraan listrik. Sementara itu, industri baja dalam negeri masih belum mampu memenuhi standar khusus untuk sektor otomotif karena ketidaksesuaian dalam menghasilkan material berkualitas tinggi.
Baja impor yang dikonsumsi oleh industri otomotif saat ini masih merupakan hasil dari proses produksi massal yang rentan terhadap cacat material. Proses stamping baja dengan tekanan tinggi menyebabkan baja hasil produksi lokal pecah, sehingga tidak dapat menunjang industri otomotif.
Selain itu, ketergantungan global pada bahan semikonduktor dan logam tanah jarang juga menjadi masalah strategis yang mempengaruhi ketahanan nasional dan industri. Oleh karena itu, diperlukan pendalaman riset dan penguasaan teknologi pengolahan hasil tambang dalam negeri untuk mendukung industrialisasi, termasuk transformasi energi ke kendaraan listrik.
Transformasi menuju kendaraan listrik memiliki tujuan strategis berupa pengurangan devisa untuk impor minyak, penurunan subsidi BBM fosil, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat akibat polusi udara. Realokasi sebagian subsidi BBM yang nilainya ratusan triliun tiap tahun untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kendaraan listrik dapat membantu menghemat devisa negara dan membuat EV di Indonesia, baik motor maupun mobil, cepat sekali terealisasi.
Baja impor yang dikonsumsi oleh industri otomotif saat ini masih merupakan hasil dari proses produksi massal yang rentan terhadap cacat material. Proses stamping baja dengan tekanan tinggi menyebabkan baja hasil produksi lokal pecah, sehingga tidak dapat menunjang industri otomotif.
Selain itu, ketergantungan global pada bahan semikonduktor dan logam tanah jarang juga menjadi masalah strategis yang mempengaruhi ketahanan nasional dan industri. Oleh karena itu, diperlukan pendalaman riset dan penguasaan teknologi pengolahan hasil tambang dalam negeri untuk mendukung industrialisasi, termasuk transformasi energi ke kendaraan listrik.
Transformasi menuju kendaraan listrik memiliki tujuan strategis berupa pengurangan devisa untuk impor minyak, penurunan subsidi BBM fosil, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat akibat polusi udara. Realokasi sebagian subsidi BBM yang nilainya ratusan triliun tiap tahun untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kendaraan listrik dapat membantu menghemat devisa negara dan membuat EV di Indonesia, baik motor maupun mobil, cepat sekali terealisasi.