Tim Indonesia Optimis Mencari Juara PIPBI 2025, Meski Dua Atlet Tidak Bisa Masuk
Kejuaraan Polytron Indonesia Para Badminton Internasional (PIPBI) 2025 segera digelar di GOR Indoor Manahan, Solo. Tim nasional ini optimis mampu mengejar juara, meski dua atlet terbaik, Deva Anrimusti dan Hafiz Nur Alfarizi, tidak bisa masuk dalam review klasifikasi yang baru ditetapkan BWF.
Wakil Sekjen NPC Indonesia, Rima Ferdianto, mengatakan bahwa Prancis dan India akan menjadi pesaing utama timnas Indonesia. "Prancis dan India bakal menjadi pesaing berat. Bahkan kita kemungkinan kehilangan dua sampai tiga emas karena Deva Anrimusti dan Hafiz Nur Alfarizi," kata Rima.
Kejuaraan PIPBI 2025 ini merupakan turnamen internasional Level 1 atau hanya satu level di bawah Kejuaraan Dunia Paralimpiade. Turnamen ini memiliki total hadiah sebesar US$15 ribu, sedangkan PIPBI tahun lalu menyediakan hadiah sebesar US$10 ribu.
Rima juga menegaskan bahwa Indonesia akan memprotes BWF karena tidak bisa masuknya Deva dan Hafiz dalam review klasifikasi. Namun, dia tetap optimis timnas Indonesia bisa mendapatkan juara. "Saya katakan tadi, kita bakal kehilangan sekitar dua sampai tiga nomor karena absennya mereka. Tapi masih optimistis bisa juara," katanya.
Jadi, bagaimana timnas Indonesia akan melawan pesaing utamanya? Apakah ada strategi yang dapat dilakukan untuk mengalahkan Prancis dan India? Rima tidak memberikan jawaban langsung, tetapi menekankan bahwa timnas Indonesia harus lebih siap dan berlatih keras.
Kejuaraan Polytron Indonesia Para Badminton Internasional (PIPBI) 2025 segera digelar di GOR Indoor Manahan, Solo. Tim nasional ini optimis mampu mengejar juara, meski dua atlet terbaik, Deva Anrimusti dan Hafiz Nur Alfarizi, tidak bisa masuk dalam review klasifikasi yang baru ditetapkan BWF.
Wakil Sekjen NPC Indonesia, Rima Ferdianto, mengatakan bahwa Prancis dan India akan menjadi pesaing utama timnas Indonesia. "Prancis dan India bakal menjadi pesaing berat. Bahkan kita kemungkinan kehilangan dua sampai tiga emas karena Deva Anrimusti dan Hafiz Nur Alfarizi," kata Rima.
Kejuaraan PIPBI 2025 ini merupakan turnamen internasional Level 1 atau hanya satu level di bawah Kejuaraan Dunia Paralimpiade. Turnamen ini memiliki total hadiah sebesar US$15 ribu, sedangkan PIPBI tahun lalu menyediakan hadiah sebesar US$10 ribu.
Rima juga menegaskan bahwa Indonesia akan memprotes BWF karena tidak bisa masuknya Deva dan Hafiz dalam review klasifikasi. Namun, dia tetap optimis timnas Indonesia bisa mendapatkan juara. "Saya katakan tadi, kita bakal kehilangan sekitar dua sampai tiga nomor karena absennya mereka. Tapi masih optimistis bisa juara," katanya.
Jadi, bagaimana timnas Indonesia akan melawan pesaing utamanya? Apakah ada strategi yang dapat dilakukan untuk mengalahkan Prancis dan India? Rima tidak memberikan jawaban langsung, tetapi menekankan bahwa timnas Indonesia harus lebih siap dan berlatih keras.