TNI-AUS Asah Sinergi Penyelamatan Korban di Laut Melalui Latihan Gabungan Bhakti Kanyini Ausindo 2025
Tim penanggulangan bencana yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Australian Defence Force (ADF) melakukan latihan gabungan di Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Latihan ini merupakan bagian dari simulasi joint operation antara TNI, ADF, dan berbagai lembaga terkait untuk meningkatkan kemampuan penyelamatan korban di laut.
Pada hari ini, tim fokus pada skenario tanggap darurat akibat gempa megathrust yang berpotensi terjadi di wilayah pesisir selatan Jawa. Koordinator Tim Search and Rescue, Zaldy Ananda Nala menjelaskan bahwa latihan hari ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemampuan lintas lembaga dalam menghadapi bencana besar.
"Kami melakukan simulasi latihan gabungan di Banten, khususnya di Lebak, dengan skenario gempa megathrust yang bisa berdampak besar di Bayah," kata Zaldy kepada awak media di lepas Pantai Bayah, Banten, Rabu (29/10/2025). "Kami berupaya menguji dan menyelaraskan SOP dari berbagai instansi agar respons darurat bisa berjalan lebih efektif dan efisien."
Tim Basarnas berperan sebagai koordinator utama dalam proses pencarian dan pertolongan korban, baik di laut maupun di darat. Sementara itu, pihak ADF menyatakan bahwa latihan tersebut menjadi kesempatan berharga untuk memperkuat kolaborasi dalam operasi pencarian dan penyelamatan maritim.
Kesempatan ini juga memberi kesempatan kepada kedua tim untuk bekerja bersama menggunakan dua perahu karet untuk mencari dan mengevakuasi dua personel di laut. Pihak ADF juga berdiskusi dengan tim Basarnas mengenai cara mempercepat pengerahan kapal dalam operasi penyelamatan di laut.
"Kami mencoba berbagi metode agar kapal dapat segera dikerahkan untuk menolong korban tenggelam, karena waktu sangat penting dalam penyelamatan maritim," tegas Lieutenant Commander Chris Harrop dari Royal Australian Navy.
Tim penanggulangan bencana yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Australian Defence Force (ADF) melakukan latihan gabungan di Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Latihan ini merupakan bagian dari simulasi joint operation antara TNI, ADF, dan berbagai lembaga terkait untuk meningkatkan kemampuan penyelamatan korban di laut.
Pada hari ini, tim fokus pada skenario tanggap darurat akibat gempa megathrust yang berpotensi terjadi di wilayah pesisir selatan Jawa. Koordinator Tim Search and Rescue, Zaldy Ananda Nala menjelaskan bahwa latihan hari ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemampuan lintas lembaga dalam menghadapi bencana besar.
"Kami melakukan simulasi latihan gabungan di Banten, khususnya di Lebak, dengan skenario gempa megathrust yang bisa berdampak besar di Bayah," kata Zaldy kepada awak media di lepas Pantai Bayah, Banten, Rabu (29/10/2025). "Kami berupaya menguji dan menyelaraskan SOP dari berbagai instansi agar respons darurat bisa berjalan lebih efektif dan efisien."
Tim Basarnas berperan sebagai koordinator utama dalam proses pencarian dan pertolongan korban, baik di laut maupun di darat. Sementara itu, pihak ADF menyatakan bahwa latihan tersebut menjadi kesempatan berharga untuk memperkuat kolaborasi dalam operasi pencarian dan penyelamatan maritim.
Kesempatan ini juga memberi kesempatan kepada kedua tim untuk bekerja bersama menggunakan dua perahu karet untuk mencari dan mengevakuasi dua personel di laut. Pihak ADF juga berdiskusi dengan tim Basarnas mengenai cara mempercepat pengerahan kapal dalam operasi penyelamatan di laut.
"Kami mencoba berbagi metode agar kapal dapat segera dikerahkan untuk menolong korban tenggelam, karena waktu sangat penting dalam penyelamatan maritim," tegas Lieutenant Commander Chris Harrop dari Royal Australian Navy.