Kenaikan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di bulan Oktober 2025 mencapai 53,50 poin. Ini menunjukkan bahwa kondisi industri dalam negeri sedang dalam tahap ekspansi.
Menurut Febri Hendri Antoni Arif, Juru Bicara Kemenperin, nilai IKI naik dari 52,75 poin di Oktober tahun lalu menjadi 53,50 poin pada bulan ini. Namun, perubahan ini masih sedikit dibandingkan dengan nilai IKI di bulan sebelumnya, yaitu 53,02 poin.
Arif juga menyebutkan bahwa hanya satu subsektor industri pengolahan yang mengalami kontraksi, yaitu Industri Tekstil (KBLI 13) dengan nilai IKI hanya mencapai 49,74 poin. Sementara dua subsektor memiliki nilai IKI tertinggi, yaitu Industri Pengolahan Tembakau (KBLI 12) dan Industri Kertas dan Barang dari Kertas (KBLI 17).
Meskipun ada perubahan kecil pada nilai IKI, namun komponen produksi dan persediaan industri masih menunjukkan ekspansi. Febri menyebutkan bahwa aktivitas industri tetap berjalan baik serta produk masih terserap oleh pasar.
Perubahan ini juga diakui oleh Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki pada Kemenperin, Rizky Aditya Wijaya. Ia menyebutkan bahwa kondisi ini tidak menunjukkan pelambatan struktural, melainkan penyesuaian normal seiring dengan perubahan dinamika perdagangan global.
Rizky juga menjelaskan bahwa fenomena serupa juga dialami oleh negara produsen besar lainnya, seperti Tiongkok, India, Vietnam. Mereka saat ini tengah menyeimbangkan siklus pengiriman dan mengoptimalkan efisiensi rantai pasok global.
Dalam konteks ini, Rizky menyebutkan bahwa mereka melakukan pola pembelian melalui sistem short term buying untuk menghindari overstock menjelang musim produksi 2026.
Menurut Febri Hendri Antoni Arif, Juru Bicara Kemenperin, nilai IKI naik dari 52,75 poin di Oktober tahun lalu menjadi 53,50 poin pada bulan ini. Namun, perubahan ini masih sedikit dibandingkan dengan nilai IKI di bulan sebelumnya, yaitu 53,02 poin.
Arif juga menyebutkan bahwa hanya satu subsektor industri pengolahan yang mengalami kontraksi, yaitu Industri Tekstil (KBLI 13) dengan nilai IKI hanya mencapai 49,74 poin. Sementara dua subsektor memiliki nilai IKI tertinggi, yaitu Industri Pengolahan Tembakau (KBLI 12) dan Industri Kertas dan Barang dari Kertas (KBLI 17).
Meskipun ada perubahan kecil pada nilai IKI, namun komponen produksi dan persediaan industri masih menunjukkan ekspansi. Febri menyebutkan bahwa aktivitas industri tetap berjalan baik serta produk masih terserap oleh pasar.
Perubahan ini juga diakui oleh Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki pada Kemenperin, Rizky Aditya Wijaya. Ia menyebutkan bahwa kondisi ini tidak menunjukkan pelambatan struktural, melainkan penyesuaian normal seiring dengan perubahan dinamika perdagangan global.
Rizky juga menjelaskan bahwa fenomena serupa juga dialami oleh negara produsen besar lainnya, seperti Tiongkok, India, Vietnam. Mereka saat ini tengah menyeimbangkan siklus pengiriman dan mengoptimalkan efisiensi rantai pasok global.
Dalam konteks ini, Rizky menyebutkan bahwa mereka melakukan pola pembelian melalui sistem short term buying untuk menghindari overstock menjelang musim produksi 2026.