Tantangan Utama untuk Mengembangkan Energi Terbarukan di Indonesia
Investasi energi terbarukan (renewable energy) di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan yang kompleks. Menurut Ridha Wirakusumah, Dewan Direktur Indonesia Investment Authority (INA), karakteristik sumber energi, lokasi, dan model penjualan listrik menjadi beberapa faktor yang membuat pengembangan energi terbarukan di Indonesia sulit.
Energi surya, salah satu jenis energi terbarukan, menghadapi kendala intensitas radiasi matahari di Indonesia yang tidak setinggi di negara lain. Selain itu, kondisi langit yang sering berawan juga menjadi faktor. Namun, Ridha percaya bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan meningkatkan kapasitas baterai dan teknologi yang semakin canggih.
Sumber energi angin juga menghadapi kendala alam, seperti angin yang terlalu sepoi-sepoi di beberapa wilayah. Lokasi yang memiliki potensi angin baik, seperti Sulawesi, seringkali jauh dari pusat industri yang membutuhkan pasokan listrik.
Energi panas bumi atau geothermal juga menghadapi tantangan lokasi, yaitu jarak antara sumber geothermal dengan pusat industri yang memerlukan infrastruktur transmisi khusus. Model penjualan listrik menjadi pertimbangan penting di sini. Selama ini, ada dua model penjualan listrik, yaitu diserap oleh PT PLN (Persero) dan dijual ke badan usaha lainnya.
Ridha percaya bahwa pengembangan energi terbarukan di Indonesia memerlukan perencanaan yang matang dan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Dengan demikian, kita bisa mencapai target menghasilkan 23% dari total pencahayaan listrik yang berasal dari energi terbarukan pada tahun 2025.
Investasi energi terbarukan (renewable energy) di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan yang kompleks. Menurut Ridha Wirakusumah, Dewan Direktur Indonesia Investment Authority (INA), karakteristik sumber energi, lokasi, dan model penjualan listrik menjadi beberapa faktor yang membuat pengembangan energi terbarukan di Indonesia sulit.
Energi surya, salah satu jenis energi terbarukan, menghadapi kendala intensitas radiasi matahari di Indonesia yang tidak setinggi di negara lain. Selain itu, kondisi langit yang sering berawan juga menjadi faktor. Namun, Ridha percaya bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan meningkatkan kapasitas baterai dan teknologi yang semakin canggih.
Sumber energi angin juga menghadapi kendala alam, seperti angin yang terlalu sepoi-sepoi di beberapa wilayah. Lokasi yang memiliki potensi angin baik, seperti Sulawesi, seringkali jauh dari pusat industri yang membutuhkan pasokan listrik.
Energi panas bumi atau geothermal juga menghadapi tantangan lokasi, yaitu jarak antara sumber geothermal dengan pusat industri yang memerlukan infrastruktur transmisi khusus. Model penjualan listrik menjadi pertimbangan penting di sini. Selama ini, ada dua model penjualan listrik, yaitu diserap oleh PT PLN (Persero) dan dijual ke badan usaha lainnya.
Ridha percaya bahwa pengembangan energi terbarukan di Indonesia memerlukan perencanaan yang matang dan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Dengan demikian, kita bisa mencapai target menghasilkan 23% dari total pencahayaan listrik yang berasal dari energi terbarukan pada tahun 2025.