Mengenai kejadian yang terjadi di sebuah masjid di Jakarta, seorang ibu santri (pendidikan keagamaan) menyatakan bahwa ia bersyukur karena anaknya meninggal saat melakukan salat (shalat Jumat).
Menurut ibu tersebut, dia merasa bahagia dan tidak sedih ketika mendengar kabar tentang kematian anaknya, meskipun banyak orang yang berpendapat bahwa kejadian ini sangat tragis. Ibu santri tersebut mengatakan bahwa dia percaya bahwa anaknya telah menuju alam keluarga syahada (dunia setelah kematian) dan tidak lagi mengalami kesedihan atau penderitaan.
Ibu santri tersebut juga menolak untuk melakukan proses penguburan tubuh anaknya, malah memilih untuk meletakkannya di sebuah tempat umum. Dia percaya bahwa anaknya telah bebas dari kesedihan dan penderitaan di dunia ini, dan tidak perlu lagi mengalami kesedihan ketika melihat anaknya.
Kejadian ini menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, dengan banyak orang yang berpendapat bahwa kejadian ini sangat tragis dan tidak bisa diterima. Namun, ibu santri tersebut tetap percaya pada keyakinannya dan tidak mau mengubah pendiriannya.
Menurut ibu tersebut, dia merasa bahagia dan tidak sedih ketika mendengar kabar tentang kematian anaknya, meskipun banyak orang yang berpendapat bahwa kejadian ini sangat tragis. Ibu santri tersebut mengatakan bahwa dia percaya bahwa anaknya telah menuju alam keluarga syahada (dunia setelah kematian) dan tidak lagi mengalami kesedihan atau penderitaan.
Ibu santri tersebut juga menolak untuk melakukan proses penguburan tubuh anaknya, malah memilih untuk meletakkannya di sebuah tempat umum. Dia percaya bahwa anaknya telah bebas dari kesedihan dan penderitaan di dunia ini, dan tidak perlu lagi mengalami kesedihan ketika melihat anaknya.
Kejadian ini menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, dengan banyak orang yang berpendapat bahwa kejadian ini sangat tragis dan tidak bisa diterima. Namun, ibu santri tersebut tetap percaya pada keyakinannya dan tidak mau mengubah pendiriannya.