Pengadukan Kapal Ambulan Laut di Selat Bali Selesai, Korban Ditemukan Selamat
Desa Dewakkang yang sebelumnya menggugah perhatian masyarakat dengan menyebutkan kapal ambulans laut hilang kontak di perairan Pangkep beberapa hari lalu, akhirnya ditemukan terdampar di Pulau Sapeken, Selat Bali. Kapal yang berada di bawah pengawasan Desa Dewakkang ini kemudian menemukan dirinya dalam keadaan krisis setelah hilang kontak selama 11 hari.
Menurut Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Andi Sultan, informasi tentang keberadaan kapal ambulans beserta tiga penumpangnya akhirnya diperoleh setelah pihak Basarnas berkomunikasi dengan keluarga korban di Pulau Dewakkang. Korban berhasil ditemukan dalam kondisi baik dan sedang berada di Pulau Sapeken, Kepulauan Sumenep.
Sultan mengatakan bahwa tidak ada kepastian tentang proses pemulangan para korban untuk kembali ke kampung halamannya. "Belum diketahui kepastian kembalinya korban ke daerah asal, apakah mereka menunggu perbaikan kapal atau dijemput oleh keluarganya," pungkasnya.
Terdapat laporan bahwa tim SAR gabungan yang dilantik oleh Kantor Basarnas Makassar melakukan pencarian selama sepekan pada 14-21 Oktober. Pencarian ini kemudian ditangguhkan setelah tujuh hari pencarian tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kapal maupun korban.
Pihak Basarnas mempergunakan bantuan KN SAR Kamajaya dan anak buah kapal menuju lokasi kejadian. Dalam operasi penyelamatan ini, terdapat enam personel Tim Rescue Kansar Makassar, 17 awak ABK KN SAR Kamajaya, enam anggota Polairud Polda Sulsel, satu anggota SAR Almuhajrin, tiga anggota SAR Martim, dan lima anggota SAR Pangkep.
Layanan ambulans laut merupakan program yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kepulauan.
Desa Dewakkang yang sebelumnya menggugah perhatian masyarakat dengan menyebutkan kapal ambulans laut hilang kontak di perairan Pangkep beberapa hari lalu, akhirnya ditemukan terdampar di Pulau Sapeken, Selat Bali. Kapal yang berada di bawah pengawasan Desa Dewakkang ini kemudian menemukan dirinya dalam keadaan krisis setelah hilang kontak selama 11 hari.
Menurut Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Andi Sultan, informasi tentang keberadaan kapal ambulans beserta tiga penumpangnya akhirnya diperoleh setelah pihak Basarnas berkomunikasi dengan keluarga korban di Pulau Dewakkang. Korban berhasil ditemukan dalam kondisi baik dan sedang berada di Pulau Sapeken, Kepulauan Sumenep.
Sultan mengatakan bahwa tidak ada kepastian tentang proses pemulangan para korban untuk kembali ke kampung halamannya. "Belum diketahui kepastian kembalinya korban ke daerah asal, apakah mereka menunggu perbaikan kapal atau dijemput oleh keluarganya," pungkasnya.
Terdapat laporan bahwa tim SAR gabungan yang dilantik oleh Kantor Basarnas Makassar melakukan pencarian selama sepekan pada 14-21 Oktober. Pencarian ini kemudian ditangguhkan setelah tujuh hari pencarian tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kapal maupun korban.
Pihak Basarnas mempergunakan bantuan KN SAR Kamajaya dan anak buah kapal menuju lokasi kejadian. Dalam operasi penyelamatan ini, terdapat enam personel Tim Rescue Kansar Makassar, 17 awak ABK KN SAR Kamajaya, enam anggota Polairud Polda Sulsel, satu anggota SAR Almuhajrin, tiga anggota SAR Martim, dan lima anggota SAR Pangkep.
Layanan ambulans laut merupakan program yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kepulauan.