Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) melonjak kembali. Harga ICP bulan ini naik sebesar 0,73 dolar AS per barel dari harga Agustus lalu, yang berada pada angka 66,07 dolar AS per barel.
Peningkatan ini disebabkan oleh faktor-faktor geopolitik dan perang Rusia-Ukraina. Menurut Direktur Jenderal Migas Laode Sulaeman, kenaikan ICP disebabkan peningkatan risiko geopolitik yang menyebabkan kekhawatiran gangguan pasokan.
Peningkatan kenyataan serangan Ukraina pada bulan Juni ini menyebabkan 17 persen kilang Rusia tidak dapat beroperasi, sementara ajakan Presiden AS Donald Trump kepada Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 100 persen kepada Cina dan India juga turut memperkuat tren kenaikan ICP.
Selain itu, peningkatan geopolitik di Timur Tengah juga menjadi faktor yang memperkuat tren kenaikan ICP. Kondisi ini juga menyeret Brent dan Basket OPEC turut menguat.
Namun, beberapa harga minyak utama dunia seperti Dated Brent dan WTI (Nymex) justru mengalami penurunan karena meningkatnya pasokan dari OPEC+.
Peningkatan ini disebabkan oleh faktor-faktor geopolitik dan perang Rusia-Ukraina. Menurut Direktur Jenderal Migas Laode Sulaeman, kenaikan ICP disebabkan peningkatan risiko geopolitik yang menyebabkan kekhawatiran gangguan pasokan.
Peningkatan kenyataan serangan Ukraina pada bulan Juni ini menyebabkan 17 persen kilang Rusia tidak dapat beroperasi, sementara ajakan Presiden AS Donald Trump kepada Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 100 persen kepada Cina dan India juga turut memperkuat tren kenaikan ICP.
Selain itu, peningkatan geopolitik di Timur Tengah juga menjadi faktor yang memperkuat tren kenaikan ICP. Kondisi ini juga menyeret Brent dan Basket OPEC turut menguat.
Namun, beberapa harga minyak utama dunia seperti Dated Brent dan WTI (Nymex) justru mengalami penurunan karena meningkatnya pasokan dari OPEC+.