Harga minyak mentah di Indonesia mengalami kenaikan drastis, mencapai 66,81 dolar AS per barel pada bulan September 2025. Angka ini meningkat sebesar 0,73 dolar AS dari ICP Agustus 2025 yang ditetapkan sebesar 66,07 dolar AS per barel.
Kenaikan harga minyak mentah ini didorong oleh berbagai faktor geopolitik dan ekonomi. Peningkatan risiko konflik di Rusia-Ukraina dan kekhawatiran gangguan pasokan membuat investor meningkatkan estimasi harga minyak mentah. Selain itu, peningkatan produksi minyak di Arab Saudi dan Irak juga mempengaruhi tren kenaikan ICP.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Laode Sulaeman, kenaikan ICP September 2025 dipengaruhi oleh peningkatan risiko geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan kekhawatiran gangguan pasokan. Penangkapan ini juga didukung oleh perubahan harga Brent dan Basket OPEC, yang meningkat karena peningkatan produksi minyak di OPEC+.
Kenaikan ICP bulan ini turut dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti peningkatan geopolitik di Timur Tengah, serangan Ukraina yang menyebabkan kilang Rusia tidak dapat beroperasi, dan ajakan Presiden AS Donald Trump kepada Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 100 persen kepada Cina dan India.
Kenaikan harga minyak mentah ini didorong oleh berbagai faktor geopolitik dan ekonomi. Peningkatan risiko konflik di Rusia-Ukraina dan kekhawatiran gangguan pasokan membuat investor meningkatkan estimasi harga minyak mentah. Selain itu, peningkatan produksi minyak di Arab Saudi dan Irak juga mempengaruhi tren kenaikan ICP.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Laode Sulaeman, kenaikan ICP September 2025 dipengaruhi oleh peningkatan risiko geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan kekhawatiran gangguan pasokan. Penangkapan ini juga didukung oleh perubahan harga Brent dan Basket OPEC, yang meningkat karena peningkatan produksi minyak di OPEC+.
Kenaikan ICP bulan ini turut dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti peningkatan geopolitik di Timur Tengah, serangan Ukraina yang menyebabkan kilang Rusia tidak dapat beroperasi, dan ajakan Presiden AS Donald Trump kepada Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 100 persen kepada Cina dan India.