Harga emas yang hampir tak pernah didengar lagi, sekarang terus berderita di pasar. Setelah melewati level psikologis US$4.000 per troy ons, harga emas semakin menjauh dari harapan akan kemajuan dalam perundingan perdagangan AS-China.
Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa emas kini masih memiliki harapan untuk bangkit. Pada perdagangan Selasa, harga emas dunia turun 0,73% di level US$3.951,56 per troy ons, sementara pada perdagangan intraday, harga emas sempat menyentuh level psikologis US$3.800 per troy ons.
Emas merosot ke level terendah tiga minggu karena harapan akan kemajuan dalam perundingan perdagangan AS-China yang meredupkan daya tariknya sebagai aset safe haven. Fokus investor saat ini beralih ke keputusan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pada minggu ini.
Tahun ini, emas telah naik lebih dari 51% didorong oleh ketegangan geopolitik dan perdagangan yang sedang berlangsung, serta perkiraan penurunan suku bunga AS. Namun, setelah kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan akhir pekan ini, harga emas semakin menjauh dari harapan akan kemajuan tersebut.
Para pejabat ekonomi terkemuka China dan AS akhir pekan ini menyelesaikan kerangka kerja kesepakatan potensial yang akan ditinjau oleh Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pertemuan mereka pada hari Kamis. Investorer juga menantikan hasil pertemuan kebijakan dua hari The Fed pada hari Rabu.
Meskipun beberapa analis memperkirakan harga emas akan terus berada di level tertinggi, sementara yang lain tetap berhati-hati. Pertemuan tahunan London Bullion Market Association memperkirakan harga emas akan berada di level US$4.980 per troy ons selama 12 bulan ke depan.
Tapi, apa yang bisa kita harapkan lagi dari harga emas yang semakin menjauh dari harapan? Apakah harga emas akan terus berderita atau apakah ada kesempatan baginya untuk bangkit? Hanya waktu saja yang bisa memberitahu kita apa yang akan terjadi di pasar logam mulia.
Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa emas kini masih memiliki harapan untuk bangkit. Pada perdagangan Selasa, harga emas dunia turun 0,73% di level US$3.951,56 per troy ons, sementara pada perdagangan intraday, harga emas sempat menyentuh level psikologis US$3.800 per troy ons.
Emas merosot ke level terendah tiga minggu karena harapan akan kemajuan dalam perundingan perdagangan AS-China yang meredupkan daya tariknya sebagai aset safe haven. Fokus investor saat ini beralih ke keputusan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pada minggu ini.
Tahun ini, emas telah naik lebih dari 51% didorong oleh ketegangan geopolitik dan perdagangan yang sedang berlangsung, serta perkiraan penurunan suku bunga AS. Namun, setelah kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan akhir pekan ini, harga emas semakin menjauh dari harapan akan kemajuan tersebut.
Para pejabat ekonomi terkemuka China dan AS akhir pekan ini menyelesaikan kerangka kerja kesepakatan potensial yang akan ditinjau oleh Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pertemuan mereka pada hari Kamis. Investorer juga menantikan hasil pertemuan kebijakan dua hari The Fed pada hari Rabu.
Meskipun beberapa analis memperkirakan harga emas akan terus berada di level tertinggi, sementara yang lain tetap berhati-hati. Pertemuan tahunan London Bullion Market Association memperkirakan harga emas akan berada di level US$4.980 per troy ons selama 12 bulan ke depan.
Tapi, apa yang bisa kita harapkan lagi dari harga emas yang semakin menjauh dari harapan? Apakah harga emas akan terus berderita atau apakah ada kesempatan baginya untuk bangkit? Hanya waktu saja yang bisa memberitahu kita apa yang akan terjadi di pasar logam mulia.