Hanung Budya Yuktyanta Jadi Saksi di Sidang Anak Riza Chalid

Dalam sidang korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (persero), mantan Direktur Pemasaran dan Niaga Hanung Budya Yuktyanta dihadirkan sebagai saksi. Diperiksa oleh Jaksa Penuntut Umum Triyana Setia Putra, Hanung menjelaskan mengapa dirinya menerima tanggung jawab untuk mengelola penyewaan Terminal BBM Merak tanpa melalui tender pada 2012.

Hanung bersaksi bahwa perintah dari Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan membuatnya merasa wajib menerimanya. Ia juga menyatakan bahwa jika tidak melaksanakan perintah tersebut, dia akan diklasifikasikan sebagai pembangkang dan menghadapi konsekuensi.

Namun, ketika ditanyangkan oleh Jaksa Triyana tentang alasan Hanung mau menerima instruksi dari Karen tanpa memeriksa kembali, ia menjawab bahwa itu adalah perintah atasan. Ia menyatakan bahwa jika tidak melaksanakan perintah tersebut, dia khawatir akan dianggap melakukan pembangkangan.

Hanung juga menyatakan bahwa perjanjian jasa penerimaan penyimpanan dan penyerahan BBM dengan PT Oil Tanking Merak dilakukan atas instruksi Muhammad Riza Chalid melalui orang kepercayaannya. Ia mengakui bahwa jabatannya saat ini juga dipengaruhi oleh Riza Chalid, sehingga dia merasa tidak bisa berkelit saat menerima instruksi menyewa storage milik PT Oiltanking Merak.

Hanung bersaksi bahwa dugaan saudara Muhammad Riza Chalid memiliki peran dalam pengelolaan tanki minyak membuatnya menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga. Namun, ia juga menyatakan bahwa itu hanya dugaan dan tidak pasti.

Dalam kesaksian tersebut, Hanung bersama mantan VP Supply & Distribution PT Pertamina Alfian Nasution yang juga menjadi terdakwa dalam korupsi tata kelola minyak mentah dan kilang Pertamina 2018-2023, bersama M Riza Chalid.
 
Maksudnya, kalau perintah dari atasan itu benar-benar adil dan tidak ada keterlibatan dugaan nafsu pribadi, tapi sepertinya ada sesuatu yang salah dengan sistem manajemen di PT Pertamina. Kalau Hanung harus menerima instruksi tanpa memeriksa kembali, itu bukan cara yang baik untuk dilakukan. Dan kalau dia khawatir akan dianggap melakukan pembangkangan karena menerima perintah dari atasan, tapi itu juga bukan alasan untuk tidak bertanggung jawab atas tindakannya sendiri ya ๐Ÿ˜.
 
Maksudnya kalau Hanung mau menerima instruksi dari atasan tanpa memeriksa lagi itu bukannya cara bekerja yang tidak baik, kayaknya dia salah faham tentang tanggung jawabnya. Jangan salah faham karena takut dipanggil sebagai pembangkang, tapi seharusnya coba tahu kembali apa yang benar dan tidak! ๐Ÿ˜’
 
Haha, aku rasa Hanung Budya Yuktyanta ini lagi-lagi jadi bahan kaca montir kan? Ia bilang perintah dari Karen Agustiawan membuatnya wajib menerimanya, tapi siapa nih yang benar-benar tahu apa yang terjadi di balik pintu? Aku rasa kalau Hanung ini lagi-lagi salah paham tentang konsep corporate governance kan? Ia bilang perintah dari atasan, tapi siapa nih yang mengatakan bahwa itu adil? Aku pikir Hanung ini jadi saksi terpihak karena tidak mau bicara apa-apa tentang Riza Chalid yang pasti ada hubungan dengan perusahaannya. Tapi aku rasa ini masih jauh dari akhir cerita, di mana sebenarnya hanung akan menghadapi konsekuensi apalagi? ๐Ÿค”
 
Gue pikir ini nggak kenyang nih, mantan direktur Pertamina mau menerima instruksi tanpa memeriksa apa-apa lagi... itu gue rasanya nggak adil sama sekali! Hanung bilang bahwa perintah atasan diutuskan oleh Karen Agustiawan, tapi gue rasa itu bukan perintah yang benar-benar bijak. Kenapa harus memperbudak orang lain untuk menerima instruksi tanpa memeriksa kebenarannya? Dan apa dengan Muhammad Riza Chalid ini... gue pikir ada hubungan dekat sama Karen, tapi itu nggak disebutkan di sini!
 
Hanung budya yuktyanta nanti kalau dia jadi direktur lagi, pasti dia ngerjain dengan lebih baik, karena hanung sendiri sudah pengalaman banyak, dia tidak akan salah lagi, dan karen agustiawan itu masih atasan, jadi hanung harus follow instruksi atasan, tapi aku rasa hanung ini benar-benar buat nasib baiknya, karena kalau hanung tidak menerima instruksi dari karen, maka hanung akan masuk masalah. ๐Ÿค๐Ÿผ
 
Hanung Budya Yuktyanta dihadirkan sebagai saksi di sidang korupsi tata kelola minyak mentah ๐Ÿค”. Ia mengaku menerima tanggung jawab untuk mengelola penyewaan Terminal BBM Merak tanpa melalui tender pada 2012 ๐Ÿ˜ณ. Menurut Hanung, perintah dari Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan membuatnya merasa wajib menerimanya ๐Ÿ“ฃ.

Tapi kira-kira siapa yang memanggil Hanung untuk melakukan ini? ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ Muhammad Riza Chalid, ya! Ia juga menyatakan bahwa jabatannya saat ini dipengaruhi oleh Riza Chalid ๐Ÿ™„. Dan dugaan saudara Riza Chalid memiliki peran dalam pengelolaan tanki minyak? Mungkin tapi mungkin ya ๐Ÿ˜.
 
Wahhh, ini udah mulai panas banget! Hanung masih bisa bilang kalau perintah atasan bikin dia menerima tanggung jawab itu, tapi siapa tau kalau dia jujur dulu, nggak ada konsekuensi. Kalau benar-benar perintah dari Karen bikin dia merasa wajib, maka Pertamina udah kehilangan kontrol di dalam sendiri... ๐Ÿค”
 
Kalo lihat kesaksian Hanung, dia bilang perintah dari atasan membuatnya menerima tanggung jawab tanpa melalui tender ๐Ÿ™„. Tapi kalo dia minta tahu alasan itu diapa? Apakah ada tekanan atau apa? Dan kalo perintah dari Karen Agustiawan buatnya merasa wajib, maka kenapa tidak ada rincian tentang apa yang harus dilakukan? Itu juga kayaknya curang ๐Ÿค”.
 
Maafnya kalau Hanung Yuktyanta jadi saksi korupsi di PT Pertamina. Dia bilang perintah dari atasan membuat dia menerima tanggung jawab mengelola terminal BBM tanpa tender, tapi dia tidak pernah memeriksa kembali. Itu bukan logika bro, kan? Jika dia penasaran, kenapa dia tidak bertanya terlebih dahulu? Dan apa dengan perjanjian jasa penerimaan penyimpanan dan penyerahan BBM yang dilakukan atas instruksi Riza Chalid? Dia bilang itu hanya dugaan, tapi aku pikir itu bukti nyata. Kalau benar-benar tidak ada kaitan antara Hanung dan Riza Chalid, maka kenapa dia tidak bisa berkelit? Atau dia malah takut Riza Chalid akan melaporkannya kepada atasan?
 
Gampangnya, Hanung masih belum mau jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi di Terminal BBM Merak ๐Ÿค”๐Ÿ‘€. Ia hanya bisa mengatakan bahwa perintah dari atas dan tidak ingin berbuat tidak baik, tapi tidak ada jalan tengah ya? ๐Ÿ™„
 
๐Ÿ˜‚๐Ÿ”’ Ahh, korupsi lagi deh... tapi kenapa gini? ๐Ÿค” Jadi Hanung Budya Yuktyanta ini, dia diperiksa sebagai saksi dan dia bilang perintah dari atasan-nya yang membuatnya menerimanya. Tapi kayaknya dia tidak tahu apa-apa kan, dia cuma takut akan konsekuensi ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ. Dan yang paling beresmonya, dia bilang bahwa M Riza Chalid itu punya peran dalam pengelolaan tanki minyak, tapi dia juga bilang itu hanya dugaan aja ๐Ÿ˜. Saya pikir ini semua susah payah banget buat Jaksa Penuntut Umum danJaksa Triyana.
 
kembali
Top