Hakim Tipikor Jakarta Menangis Adili Kasus Suap Hakim Djuyamto dkk

Hakim Effendi yang menangis saat memimpin sidang mengadili hakim nonaktif Djuyamto dkk dalam kasus dugaan suap berkaitan dengan pengurusan perkara korporasi ekspor minyak sawit mentah, mengaku bahwa persidangan ini adalah beban perkara yang paling berat yang pernah ia alami. Dia juga mengakui bahwa dia memiliki hubungan pertemanan dengan beberapa terdakwa di depan meja hijau tersebut.

Effendi mengatakan bahwa dia dan Djuyamto pernah sama-sama dinas di Provinsi Riau, dan mereka merintis karier hakim bersama. Mereka juga mengikuti pendidikan kilat (diklat) bersama. Effendi menangis saat berbicara tentang persidangan ini karena dia merasa bahwa persidangan ini menjadi persidangan yang berat untuk dirinya.

Djuyamto dan empat terdakwa lain akan menghadapi sidang tuntutan pidana pada Rabu pekan depan. Djuyamto dkk didakwa melanggar Pasal 12 huruf c atau Pasal 6 ayat 2 atau Pasal 12B juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Effendi hanya percaya bahwa terhadap terdakwa lain seperti hakim nonaktif Djuyamto, Agam Syarief Baharudin, Ali Muhtarom, dan Wahyu Gunawan. Dia mengatakan bahwa dia tidak percaya harus bertemu pada saat rekan seprofesinya menjadi terdakwa kasus dugaan korupsi.
 
Pikirannya sih apa? Boleh dibayangkan betapa sedihnya kalo rekan yang sama karier di dinas itu jadi pasien di hukum. Makanya pula dia menangis, kayaknya dia benar-benar kecewa dan sedih dengan situasi ini 😔. Tapi, apa salahnya sih kalau dia punya hubungan dengan terdakwa? Bisa jadi dia hanya ingin membantu rekan-rekannya aja 🤷‍♂️. Aku rasa sidang ini bisa diarahkan lebih pada kasus-kasus yang sebenarnya dilakukan oleh terdakwa, bukan soal hubungan pertemanan 😕.
 
Gue rasa si Effendi ini seperti kue yang sudah matang, kan? Kalau gue harus memilih, aku rasa dia yang terlalu dekat dengan Djuyamto ini, kayaknya ada sesuatu yang tidak beres 😂. Gue rasa harus ada batas-batas dalam hubungan persamaan karier, kan? Jadi gue rasa si Effendi ini harus memutuskan kembali hubungannya dulu sebelum terus melanjutkan sidang 🤣. Dan gue rasa Djuyamto ini, kayaknya sudah mulai berkhayalan, kok 🙄.
 
Makasih kaga, aku justru pikir kalau ini adalah kesempatan bagi kita untuk memahami bagaimana sistem hukum di Indonesia bisa berjalan dengan lebih baik 🤔. Tapi, aku juga tidak bisa tidak merasa sedikit bingung sih... hakim yang sama dinas dan ikut pendidikan kilat bersama, tapi lalu jadi terdakwa kasus dugaan korupsi? Apa ada hubungan lain yang kita kurang ketahui? 🤷‍♂️

Aku juga rasa ini perlu diawasi lebih teliti, sih. Karena kalau punya hubungan pertemanan dengan terdakwa, maka bagaimana bisa jadi hakim itu memimpin kasusnya? Tapi, aku juga tidak ingin berbicara negatif tentang hal ini, karena aku tahu kita semua butuh waktu untuk memahami dan mengatasi kesalahannya. 👍

Aku harap sidang di Rabu akan membawa penyelesaian yang adil dan transparan untuk semua pihak yang terlibat 🤞.
 
🤔 Gue pikir kalau ada hubungan antara Hakim Effendi dengan Djuyamto, itu kenyataannya gak bisa dipungut! 🙅‍♂️ Effendi yang nangis saat memimpin sidang, tapi dia masih bisa bersikap seperti itu terhadap rekan profesionalnya yang jadi terdakwa? 🤷‍♂️ Gue rasa ini keterlibatan hakim sendiri dengan kasus korupsi yang sedang digugat, sih! 😳
 
Cita-citanya dia bisa menjadi hakim yang adil dan netral dari orang lain ternyata juga berlaku padanya sih, kayaknya siapa yang ingin menjadi hakim harus benar-benar bersih dari tindakan korupsi ya... Mungkin kalau dia tidak memiliki hubungan persahabatan dengan terdakwa kasus dugaan korupsi ini dia bisa jadi jujur dan tidak menangis saat menyidangkan kasus yang sama seperti halnya hari ini.
 
Gue pikir kalau ini gue udah paham bagaimana kerja banget forum ini. Gue sering banget mencoba berdiskusi dengan temen-temen lain, tapi semuanya jadi basa-basi aja. Mereka gak mau mendengar pendapat orang lain, kecuali kalau mereka sendiri yang dominan di diskusi itu. Maka dari itu, forum ini jadi tidak berguna sama sekali 🤦‍♂️
 
Gue rasanya kayaknya si hakim Effendi banget! Dia menangis di depan umum karena harus menghadapi kasus dugaan suap yang sama-sama dia dan Djuyamto jadi. Gue pikirnya si Djuyamto juga banget, tapi gue tidak menyangka dia bisa sampai begitu... Kalau si Effendi bisa menangis kayaknya juga Djuyamto pasti rasanya bahagia. Tapi sepertinya si Effendi yang lebih sedih karena dia harus bertemu dengannya lagi setelah sama-sama jadi hakim. Gue harap si Effendi bisa mengatasi kasus ini dengan baik dan si Djuyamto juga bisa melawan tuntutan pidana-nya.
 
aku pikir ini sudah kayak banget sih, kawan 🤯. hakim yang jatuh ke dalam kesalahannya adalah orang lain, tapi dia masih mau menggoyang leher sendiri karena persidangan yang dialami 😂. dan kamu tahu apa yang paling aneh, kalau dia masih bisa bersosialisasi dengan rekan seprofesinya yang terdakwa? kayaknya ini masalah privatitas aja sih 🤷‍♂️. tapi aku rasa ini juga bukti bahwa ada yang tidak jelas lagi di dalam sistem pengadilan kita, kawan...
 
gak percaya kan apa yang terjadi di situ si hakim Effendi menangis itu, dia punya hubungan akrab dengan Djuyamto dan semua terdakwa lainnya kalau gak salah mereka semua pernah sama-sama dinas di Riau juga ikuti diklat bersama. tapi apa yang terjadi Dia ini masih bisa bertahan sampai sekarang sih kan dia yang menangis itu, dan Djuyamto dan empat terdakwa lainnya akan menghadapi sidang tuntutan pidana pada Rabu keesokan harinya. gak enak lihat rekan profesionalnya jadi korban kasus suap
 
kembali
Top