Hakim Effendi Menangis Sidangkan Kawan-kawannya di Kasus Migor

Effendi, ketua majelis hakim dalam kasus dugaan suap vonis lepas perkara minyak goreng (migor), menangis saat memimpin sidang. Saat itu, lima terdakwa dihadirkan, termasuk mantan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan mantan Wakil Ketua PN Jakarta Pusat.

Effendi menyebut persidangan ini merupakan yang terberat sepanjang dia berprofesi menjadi hakim. Dia juga menyatakan bahwa secara personal, dia telah mengenal orang-orang yang menjadi terdakwa, bahkan merintis karier bersama mereka.

"Dalam kasus ini, saya tidak hanya menjadi hakim, tapi juga sebagai teman dan adik-beradik", ujar Effendi sambil menangis. Dia menambahkan bahwa pertemuan mereka di persidangan ini terasa emosional bagi dia.

Effendi juga menyebut bahwa dirinya memiliki kesempatan untuk bertanya kepada Agam Syarief Baharudin, salah satu dari terdakwa, mengenai bagaimana ia bisa terlibat dalam perkara suap migor. Dia kemudian mengungkit kinerja Agam selama menjadi hakim yang dinilai bagus.

"Saudara (Agam), kita sama-sama tugas di Riau, dan kita sama-sama merintis karier sebagai hakim", kata Effendi. Dia juga menanyakan kepada Djuyamto, mantan panitera muda perdata PN Jakarta Utara, mengapa ia bisa terlibat dalam perkara suap migor.

Effendi menyatakan bahwa dirinya tidak mengenal secara personal dengan Djuyamto, tapi dia tahu tentang kiprahnya sebagai hakim yang berjuang untuk meningkatkan penghasilan hakim.
 
Dampak kasus suap migor ini jauh lebih parah dari gatal-gatal 😱. Banyak korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, ini harus diatasi dengan cepat 💪. Saya rasaEffendi benar sekali ketika dia bilang ini adalah kasus yang paling berat sepanjang karirnya, tapi juga harus diingat bahwa dia memiliki hubungan pribadi dengan beberapa terdakwa 😔. Kasus ini harus dibawa ke tahap akhir dan dihukum sesuai hukum 💼.
 
Maksud apa dari ini... kalau kita lihat, si Effendi udah tekan emosi, menangis... apa sih yang salah di dalam kasus suap migor ini? Makasih, saya setuju bahwa peran para hakim itu penting banget, tapi sepertinya ada sesuatu yang tidak jelas... kalau dia kenal mantan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan juga mantan Wakil Ketua PN Jakarta Pusat, tapi tidak kenal dengan Djuyamto... ini makin susah dipikirkan... 🤔
 
Maksudnya kan? Effendi ini sangat sombong, jadi dia bisa menangis di depan umum karena harus menghadapi mantan temannya dalam kasus suap migor! 🤣 Saya pikir dia hanya ingin terlihat baik-baik saja, tapi ternyata dia benar-benar gugup. Saya rasa dia tidak perlu menangis kayak gitu, malah jawabanya yang nggak jelas membuatnya semakin sombong lagi! 😒
 
kaya gitu ya, Effendi itu ternyata juga punya kehidupan luar sidang. aku rasa dia terlalu cepat menyerah dan membiarkan emosi mengendalikan dirinya. salahnya dia kalau tidak bisa menjaga permanenya sebagai hakim, dia pasti akan kehilangan kredibilitasnya di mata masyarakat.
 
Gak sabar banget sih, kalau Effendi itu ngeluh sendirian dlam kasus suap migor. Dia itu nggak bisa mengontrol emosinya, kayaknya dia masih terlalu dekat dengan korban atau yang terdakwa. Nih, Effendi itu mantan adik beradik dengan Agam Syarief Baharudin, sama-sama merintis karier di Riau. Dia nggak bisa membedakan siapa yang benar dan siapa yang salah, kayaknya dia masih terlalu dekat dengannya. Saya rasa ini bukan kasus hukum, tapi kasus emosi banget!
 
Gak bisa baleh ngejut, ya! Ketua majelis hakim itu terlalu dekat aja sama dengan mantan ketua pengadilan Jakarta Selatan dan wakil ketua PN Jakarta Pusat itu. Gue rasa ada sesuatu yang tidak beres di sana... Emosi yang keluar dari dia, itu tidak biasa banget! Sepertinya dia malah ingin membela mereka daripada bukti-bukti yang ada. Bisa jadi dia mau melindungi teman-temannya?
 
Gue penasaran apa yang bikin Effendi terluka banget gitu? Apalagi dia kenal dengar mantan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan mantan Wakil Ketua PN Jakarta Pusat itu. Gue pikir ini kasing kasus suap migor yang makin berat banget. Bayangin aja, lima orang terdakwa hadir di sidang, termasuk orang-orang yang dia kenal sejak kerja sama. Gue penasaran apa yang bikin dia harus menangis gitu?
 
Saya penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya di masa depan ini... 🤔 Ketika mantan panitera muda perdata PN Jakarta Utara itu punya alibi seperti apa? 😂 Atau agaknya dia juga mau ikut menangis bersama Effendi? 😂 Maaf, saya penasaran sih...
 
Gue penasaran sih mengapa Effendi bisa begitu emosional dengerin kasus suap migor di persidangan. Gue pikir dia sudah jauh dari kasus itu, tapi sepertinya dia masih memiliki hubungan yang erat dengan mantan kolего-kolengunya. Apalagi dia punya kata untuk memuji Agam Syarief Baharudin, yaitu orang yang menjadi salah satu terdakwa di kasus suap migor. Gue bayangkan kalau dirinya dalam posisi Effendi, apakah gue bisa bertahan? 🤔
 
ohi pakeh! si Effendi itu benar-benar lempar nangka ya 🤣! dia suka terlalu banyak kenal orang di dalam kasusnya sendiri, makanya dia bisa menangis sih😂. tapi aku yakin dia tidak bosen sama sekali ya? dia malah menyebutkan bahwa dia memiliki kesempatan untuk bertanya kepada salah satu dari terdakwa, apa lagi? kayaknya dia suka berbicara sendiri sih 🤗. dan aku rasa dia masih nggak bisa menerima bahwa dia harus melakukannya sebagai hakim, tapi kamu tahu sih, itu semua sumber daya ya kita sama-sama sebagai negara ini...
 
Bisa dibilang Effendi benar-benar kecewa sama kasus ini 😔. Tapi apa yang ingin kita pikir adalah kenapa di Indonesia masih banyak hal seperti ini terjadi? 🤯 Mungkin karena kita semua takut mengekspos diri sendiri dan tidak mau untuk berubah. 🤷‍♂️ Saya rasa ini merupakan kesempatan bagi kita semua untuk belajar dari kesalahan orang lain dan menjadi lebih baik. 🌟 Dan saya juga pikir bahwa Effendi benar-benar bijak dalam menghadapi kasus ini, dia tidak hanya menangis tapi juga memberikan kesempatan kepada terdakwa untuk menjelaskan diri mereka. 💖
 
Makasih dia bisa jadi pribadinya keluar seperti itu, nanti dia bisa lebih siap di depan sidang lagi :D. Saya pikir ini juga bukti bahwa dia masih punya hati yang baik, meskipun ada kesalahannya. Jangan terlalu keras pada dirinya ya, kita semua pasti salah sekali suatu saat nanti.
 
kembali
Top