Tantangan Global: Kembali ke Wawasan Nusantara untuk Menghadapi Masa Depan
Dalam era globalisasi dan individualisme yang semakin kompleks, Indonesia harus memperkuat posisinya sebagai negara kepulauan berdaulat. Menurut Mayjen TNI (Mar) Ipung Purwadi, wawasan Nusantara harus menjadi pijakan utama dalam menghadapi tantangan regional dan global.
"Indonesia berada di tengah persaingan kekuatan besar," kata Ipung. "Kita harus memperkuat posisinya sebagai negara kepulauan yang berdaulat." Ia juga menyoroti isu strategis seperti konflik di Laut Cina Selatan, perbatasan antarnegera, dan ancaman ideologi transnasional.
Dalam konteks nasional, Ipung mengingatkan bahwa nilai-nilai kebangsaan mulai tergerus oleh penetrasi budaya asing dan ideologi ekstrem. "Globalisasi dan individualisme dapat mengikis semangat gotong royong dan solidaritas sosial," katanya.
Untuk menghadapi tantangan ini, Ipung mendorong penguatan ketahanan maritim, siber, dan sosial budaya sebagai benteng terhadap disintegrasi bangsa. Ia mencontohkan implementasi Wawasan Nusantara melalui proyek strategis nasional seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), tol laut, dan digitalisasi layanan publik.
"Kita harus kembali ke wawasan Nusantara untuk menghadapi masa depan," kata Ipung. "Dengan itu, kita dapat memperkuat posisinya sebagai negara kepulauan berdaulat dan menghadapi tantangan global dengan lebih kuat."
Dalam era globalisasi dan individualisme yang semakin kompleks, Indonesia harus memperkuat posisinya sebagai negara kepulauan berdaulat. Menurut Mayjen TNI (Mar) Ipung Purwadi, wawasan Nusantara harus menjadi pijakan utama dalam menghadapi tantangan regional dan global.
"Indonesia berada di tengah persaingan kekuatan besar," kata Ipung. "Kita harus memperkuat posisinya sebagai negara kepulauan yang berdaulat." Ia juga menyoroti isu strategis seperti konflik di Laut Cina Selatan, perbatasan antarnegera, dan ancaman ideologi transnasional.
Dalam konteks nasional, Ipung mengingatkan bahwa nilai-nilai kebangsaan mulai tergerus oleh penetrasi budaya asing dan ideologi ekstrem. "Globalisasi dan individualisme dapat mengikis semangat gotong royong dan solidaritas sosial," katanya.
Untuk menghadapi tantangan ini, Ipung mendorong penguatan ketahanan maritim, siber, dan sosial budaya sebagai benteng terhadap disintegrasi bangsa. Ia mencontohkan implementasi Wawasan Nusantara melalui proyek strategis nasional seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), tol laut, dan digitalisasi layanan publik.
"Kita harus kembali ke wawasan Nusantara untuk menghadapi masa depan," kata Ipung. "Dengan itu, kita dapat memperkuat posisinya sebagai negara kepulauan berdaulat dan menghadapi tantangan global dengan lebih kuat."