Komedi di Indonesia seringkali dianggap sebagai pekerjaan yang tidak bernilai ibadah. Namun, ulama kharismatik asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, menekankan bahwa profesi komedian bukanlah hal yang salah, selama dilakukan dengan niat yang benar dan cara yang baik.
Rigen Rakelna, seorang komedian di Indonesia, sempat ragu apakah profesinya bisa bernilai ibadah di mata Allah. "Bagaimana cara seorang komedian menjaga niat agar tetap bernilai baik?" tanya Rigen yang dikutip dari YouTube Nabawi TV.
Habib Umar memberikan penjelasan yang menenangkan sekaligus mendalam. Ia mengatakan bahwa langkah pertama adalah memperbaiki niat. Niatkan untuk menyenangkan hati kaum mukminin, menggembirakan mereka, dan membuat mereka keluar dari kesedihan dan stres, tanpa ada cacian, hinaan, atau hal yang menyinggung.
Selanjutnya, seorang komedian harus menyisipkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap candaan yang disampaikan. Apabila bisa memasukkan cahaya Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam konten komedi, seperti mengajak orang menjauhi keburukan atau mendekatkan diri kepada kebaikan, itu akan menjadi amal yang sangat mulia.
Habib Umar bahkan mencontohkan bahwa di masa Rasulullah SAW pun ada sahabat yang memiliki sifat jenaka, seperti Sayyidina Nuaiman, yang sering membuat Rasulullah tertawa dengan cara yang sopan dan bernilai positif. Beliau menjelaskan, bahkan Rasulullah sendiri kadang bercanda dengan para sahabat, namun selalu dalam batas kesantunan dan kejujuran.
Dengan demikian, Rigen Rakelna dapat memperbaiki niatnya sebagai komedian dan menyisipkan nilai-nilai kebaikan dalam konten komedi. Dengan demikian, ia dapat menjaga niat agar tetap bernilai baik dan mendapatkan pujian dari Allah SWT.
Rigen Rakelna, seorang komedian di Indonesia, sempat ragu apakah profesinya bisa bernilai ibadah di mata Allah. "Bagaimana cara seorang komedian menjaga niat agar tetap bernilai baik?" tanya Rigen yang dikutip dari YouTube Nabawi TV.
Habib Umar memberikan penjelasan yang menenangkan sekaligus mendalam. Ia mengatakan bahwa langkah pertama adalah memperbaiki niat. Niatkan untuk menyenangkan hati kaum mukminin, menggembirakan mereka, dan membuat mereka keluar dari kesedihan dan stres, tanpa ada cacian, hinaan, atau hal yang menyinggung.
Selanjutnya, seorang komedian harus menyisipkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap candaan yang disampaikan. Apabila bisa memasukkan cahaya Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam konten komedi, seperti mengajak orang menjauhi keburukan atau mendekatkan diri kepada kebaikan, itu akan menjadi amal yang sangat mulia.
Habib Umar bahkan mencontohkan bahwa di masa Rasulullah SAW pun ada sahabat yang memiliki sifat jenaka, seperti Sayyidina Nuaiman, yang sering membuat Rasulullah tertawa dengan cara yang sopan dan bernilai positif. Beliau menjelaskan, bahkan Rasulullah sendiri kadang bercanda dengan para sahabat, namun selalu dalam batas kesantunan dan kejujuran.
Dengan demikian, Rigen Rakelna dapat memperbaiki niatnya sebagai komedian dan menyisipkan nilai-nilai kebaikan dalam konten komedi. Dengan demikian, ia dapat menjaga niat agar tetap bernilai baik dan mendapatkan pujian dari Allah SWT.