Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, diperlakukan dengan tindakan yang melanggar etika oleh para aktivis Habib Novel, seorang tokoh sosial dan pendiri Trans7. Dalam kejadian yang berantai, Habib Novel menuntut Presiden Prabowo untuk meminta maaf langsung di pesantren Lirboyo, tempat ia pernah menjadi santri.
Menurut sumber dekat dengan Habib Novel, dia menyatakan bahwa Prabowo pernah menjadi seorang santri di pesantren tersebut pada tahun 1990-an. Namun, dalam wawancara terakhir sebelum memasuki kepetugasan presiden, Prabowo belum pernah menunjukkan kesadaran akan pengalaman masa lalu sebagai santri.
"Presiden tidak pernah menunjukkan kesadaran akan pengalaman masa lalu sebagai santri di pesantren Lirboyo," kata sumber tersebut. "Itu bukan hanya tentang meminta maaf, tapi juga tentang kejujuran dan transparansi."
Para aktivis Habib Novel beranggapan bahwa Prabowo belum menunjukkan sikap yang pantas sebagai pemimpin negara. Mereka mengajak Presiden untuk meminta maaf langsung di pesantren tersebut, sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesadaran akan masa lalu dan kejujuran.
"Kita ingin Presiden menunjukkan sikap yang pantas sebagai pemimpin negara," ujar salah satu aktivis. "Itu hanya satu langkah dari meminta maaf, tapi juga tentang mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah."
Menurut sumber dekat dengan Habib Novel, dia menyatakan bahwa Prabowo pernah menjadi seorang santri di pesantren tersebut pada tahun 1990-an. Namun, dalam wawancara terakhir sebelum memasuki kepetugasan presiden, Prabowo belum pernah menunjukkan kesadaran akan pengalaman masa lalu sebagai santri.
"Presiden tidak pernah menunjukkan kesadaran akan pengalaman masa lalu sebagai santri di pesantren Lirboyo," kata sumber tersebut. "Itu bukan hanya tentang meminta maaf, tapi juga tentang kejujuran dan transparansi."
Para aktivis Habib Novel beranggapan bahwa Prabowo belum menunjukkan sikap yang pantas sebagai pemimpin negara. Mereka mengajak Presiden untuk meminta maaf langsung di pesantren tersebut, sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesadaran akan masa lalu dan kejujuran.
"Kita ingin Presiden menunjukkan sikap yang pantas sebagai pemimpin negara," ujar salah satu aktivis. "Itu hanya satu langkah dari meminta maaf, tapi juga tentang mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah."