Gubernur DKI: Revitalisasi ruang publik tak sepenuhnya bergantung pada APBD

Pemimpin DKI Jakarta menyebutkan revitilisasi ruang publik berkaitan dengan beberapa skema pengelolaan yang dibutuhkan, bukan hanya APBD. Gubernur DKI Pramono Anung menyatakan Pemprov DKI membutuhkan skema-sketat yang kreatif seperti public private partnership, konseksi dan konsesi, serta pola pengelolaan bersama.

Berdasarkan hal ini, aset-aset daerah di Jakarta yang dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas masyarakat antara lain GOR Bulungan, Lapangan Blok S, serta kawasan GOR dan Waduk Sunter. Selain itu, BUMD PT Jakarta Propertindo seperti Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta International Velodrome (JIV), Jakarta International Equestrian Park (JIEP) dan kawasan Ancol dipersiapkan sebagai pusat penyelenggaraan olahraga dan hiburan berskala internasional.
 
Makanya kayaknya kita lihat apa yang sebenarnya dibutuhkan bukan hanya APBD, tapi juga ada kemampuan dan kreativitas dari pihak pemprov DKI untuk menciptakan skema-sketat baru yang bisa mendukung kebutuhan masyarakat. Mungkin kalau kita lihat dari sudut pandang itu, revitalisasi ruang publik tidak hanya tentang memperbaiki infrastruktur fisik tapi juga tentang bagaimana kita bisa merubah mental masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Contohnya adegan di GOR Bulungan yang selama ini masih macet karena kurang dikelola, kini jadi kesempatan bagi kita untuk memperkenalkan konsep parkir yang ramah lingkungan dan mempedulikan kebersihan daerah itu. Semoga bisa menjadi simbol perubahan yang positif! 😊
 
Aku pikir gampang banget cara Jatim belajar dari Jakarta, mau ngadopsi skema-sketat revitilisasi ruang publik kayak public private partnership, konseksi, dan konsesi aja. Jika bisa diimplementasikan dengan baik, biaya pengelolaan harus lebih efisien dan masyarakat Jakarta pun akan lebih puas. Contohnya seperti GOR Bulungan dan Lapangan Blok S yang sudah ada, tapi malah menjadi tempat parkir, kayak gini aja nggak masuk akal. Dan aku rasa kawasan Ancol juga harus dijadikan prioritas utama untuk revitilisasi ruang publik, karena kan udah banyak sekali wisatawan datang ke sana.
 
Aku pikir sih, kalau ingin revitilisasi ruang publik berjalan dengan lancar di Jakarta, kita harus bikin skema pengelolaan yang lebih flexible, tidak hanya tergantung pada APBD. Kita juga perlu memikirkan bagaimana caranya agar masyarakat bisa ikut campur dalam proses pengelolaan, seperti melalui konseksi dan konsesi. Karena itu, aku yakin kalau ada beberapa skema yang dikembangkan dengan baik, seperti public private partnership, maka aktivitas masyarakat di Jakarta akan semakin meningkat. Tapi, aku masih ragu-ragu tentang bagaimana caranya mengelola aset-aset daerah yang sudah berkembang, misalnya GOR Bulungan dan Lapangan Blok S. Kita harus jujur, kalau mau revitilisasi ruang publik sebenarnya tidak akan mudah... 🤔
 
ini keadaan Jakarta yang dikatakan revitilisasi ruang publik itu, tapi siapa nih yang akan mendapatkan manfaatnya? Kalau di sisi lain, masih banyak waduk, danau, kawasan yang belum bisa dipake sama-sama oleh masyarakat. Jadi, bagaimana caranya kalau kita buat semuanya bekerja bersama-sama? Mungkin kita harus buat sistem yang lebih adil, jadi siapa yang membutuhkan fasilitas dan infrastruktur, itu pasti akan mendapatkan. Tapi, kalau di sisi lain, masih banyak orang yang nanti di wajah mereka, kalau ada masalah dengan infrastruktur. Kita harus cermati agar semua orang mendapatkan manfaatnya.
 
Aku pikir kalau Pemprov DKI Jakarta terlalu fokus pada proyek-proyek yang mahal aja, kayak GOR Bulungan atau JIS. Aku rasa ada cara lain untuk meningkatkan aktivitas masyarakat di daerah-daerah tersebut, bukan hanya dengan proyek-proyek yang mahal. Misalnya, mereka bisa mulai dari hal-hal kecil seperti membersihkan kawasan-kawasan umum atau mengadakan kegiatan komunitas yang lebih murah. Aku rasa itu akan lebih efektif dan lebih efisien daripada proyek-proyek yang mahal dan memerlukan banyak biaya. 🤔💡
 
aku penasaran kenapa ase-ase daerah ini harus digunakan untuk olahraga? apa keuntungan dari itu sih? apakah masyarakat Jakarta benar-benar membutuhkannya? aku pikir lebih baik menggunakan ase-ase itu untuk hal-hal yang lebih penting seperti pendidikan atau kesehatan. tapi aku duduk sendirian sini, rasanya aku hanya orang yang tidak peduli dengan rencana-rencana ini 🤷‍♂️
 
Maksudnya apa? Revitilisasi ruang publik itu pasti butuh biaya banyak, tapi siapa nanti yang berbayar ya? Jangan lupa aset-aset daerah itu sudah ada sebelum ini, kenapa harus dibuat semuanya lagi? GOR Bulungan dan Lapangan Blok S itu keren banget di tempatnya, tapi kalau dipesan untuk pengembangan olahraga internasional kayak gini, maka pasti harga tiket akan naik dan masyarakat yang nggak bisa datang, itu juga apa?
 
Aku rasa ini serupa dulu, tapi kali ini semakin serius banget... Pemprov DKI Jakarta kayaknya nambah skema-sketat lagi, itu lumayan buat makin kreatif nggak? Aset-aset di Jakarta yang dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas masyarakat kayaknya lumayan seru deh... GOR Bulungan dan Lapangan Blok S kayaknya udah sapa-siapa aja, tapi gampang banget utamakan kepentingan masyarakat, kan? BUMD PT Jakarta Propertindo yang jadi pusat penyelenggaraan olahraga dan hiburan internasional, itu lumayan menarik deh... Aku harap bisa mengunjungi ayo! 🤔
 
Gue rasa kalau ini bisa jadi solusi yang bagus banget buat daerah Jakarta. Aset-aset tersebut pasti bisa meningkatkan aktivitas masyarakat, dan juga bisa jadi tuan rumah bagi acara-acara olahraga dan hiburan internasional 🏆🎉. Gue senang lihat Pemprov DKI sedang mencari skema-sketat yang kreatif buat mengembangkan ruang publik di daerah ini, itu pasti akan membantu daerah Jakarta semakin maju dan berkembang 🚀💨.
 
Luar biasa sih, kalau gubernur DKI ngerusak baju luhur sambil ngebawa konseksi dan konsesi... siapa yang tahu sih, mungkin kreatif banget itu... tapi jangan lupa jadi pilihan raya juga, kan?
 
hebuin skema pengelolaan yang bikin pemerintah Jakarta gak kewalahan banget kerebab2 itu 😂. ngomongin revitilisasi ruang publik, aku pikir kalau harus ada konseksi dan konsesi, tapi gimana kalau ada yang jadi korban? 🤔. BUMD PT Jakarta Propertindo kayaknya perlu diatur dengan hati-hati agar tidak terjebak dalam birokrasi yang panjang banget 🙃.

Aku pikir kawasan Ancol dan GOR Bulungan itu harus diolah lebih baik, tapi aku juga khawatir kalau akan jadi tujuan liburan untuk masyarakat pedesaan, jadi harus ada upaya peningkatan akses dan fasilitas yang layak 🚗.
 
Gue pikir sih kalau revitilisasi ruang publik harusnya mulai dari awal yah, bukan hanya ngusil-nyusil dengan skema-sketat. Gue suka ide public private partnership, tapi apa jadi? Siapa yang niat untuk bekerja sama dan bukan cuma cuma siapa aja ada duit? Dan konseksi dan konsesi? itu seperti mainan anak kecil, gue rasa.

Gue penasaran apa yang akan terjadi di GOR Bulungan, Lapangan Blok S, dan kawasan GOR Waduk Sunter. Apa yang bakal menjadi dari daerah-daerah ini? Siapa yang niat untuk mengembangkannya? Dan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta International Velodrome (JIV), Jakarta International Equestrian Park (JIEP)? itu semua nggak masuk akal, sih. Gue rasa ada sesuatu yang tidak beres di balik hal ini... 😒
 
Gue pikir aset-aset daerah di Jakarta yang dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas masyarakat itu cuma ngga cukup, sih... mau nyanggung aja aja kalau hanya sekali-sekali di gunakan untuk kegiatan olahraga dan hiburan. Gue rasa Pemprov DKI harus memikirkan skema pengelolaan yang lebih mantap, seperti menyewakan aset-aset tersebut kepada perusahaan swasta yang mau berinvestasi dan berkontribusi pada perekonomian daerah juga. Jadi, gue harap kalau revitilisasi ruang publik itu tidak hanya sekedar nafsu momen, tapi ada plannen yang jelas dan konkrit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jakarta 🤔💡
 
[GIF: orang sedang bermain sepak bola]

[ikon cokelat]
Pemprov DKI membutuhkan skema yang kreatif, kalau tidak bakalan jadi nyerahan para pengembang! [GIF: pengembang jalan sedang menangani kerusakan di jalannya]
 
Aku pikir kalau revitilisasi ruang publik di DKI Jakarta itu penting banget, tapi aku juga khawatir skema pengelolaannya bakal jadi masalah. Apalagi skema konseksi dan konsesi pasti bakal menimbulkan banyak isu, misalnya biaya yang tinggi untuk warga, atau bahkan korupsi yang bisa terjadi. Aku harap pemerintah DKI bisa membuat aturan yang jelas dan transparan, supaya semua skema pengelolaan itu bisa berjalan lancar. Tapi aku juga senang lihat ada inisiatif seperti public private partnership yang bisa membantu meningkatkan aktivitas masyarakat di Jakarta. Sayangnya, masih banyak aset-aset di Jakarta yang belum dipasarkan secara maksimal, jadi aku harap pemerintah bisa membuat strategi yang matang untuk mengembangkan kawasan-kawasan itu 🤔💡
 
ini kebohongan si Gubernur DKI, kalau dia bilang bahwa APBD itu tidak cukup, tapi dia gak bilang tentang APBD yang udah di keluarkan dari APBD, itu kan ada di kantong BUMN dan swasta. revitilisasi ruang publik itu membutuhkan skema yang lebih baik lagi, misalnya seperti konsepsi kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah. jadi tidak perlu membuat skema-sketat baru, tapi cari cara terbaik untuk mengelola aset-aset daerah dengan lebih efisien.
 
Makasih banget informasinya kalau Pemerintah DKI Jakarta nyebut skema pengelolaan yang lebih kreatif untuk revitilisasi ruang publik... aku pikir itu bagus sekali, terutama di Jakarta yang sudah macet dan padat ini. Kalau kita buat skema yang cerdas seperti public private partnership, konseksi, dan konsesi, pasti bisa meningkatkan aktivitas masyarakat. Saya senang melihat bahwa GOR Bulungan dan Lapangan Blok S akan dikembangkan untuk meningkatkan suasana hidup warga... tapi kalau aku tahu satu hal, harus ada perhatian lebih pada transportasi umum di Jakarta ya, jadi jalan-jalan ini tidak terus menjadi macet. Dan apa dengan Ancol? Aku pikir itu bakal menjadi tempat yang seru banget untuk familia keluarga...
 
Gue rasa kalau pemimpin DKI Jakarta ini benar-benar mau fokus pada revitilisasi ruang publik, kayaknya bisa banget mendinginkan banyak orang yang merindu dengan suasana kotaJakarta yang sibuk dan padat. Nah, gue pikir skema public private partnership kayaknya wajib digunakan, biar bisa jadi lebih efisien dan terstruktur baik.

Gue juga bingung sih mengapa banyak aset-aset daerah di Jakarta ini masih belum selesai dirantai, kayaknya sudah nggak ada alasan lagi buat tidak segera diselesaikan. Misalnya, GOR Bulungan dan Lapangan Blok S yang dipastikan akan digunakan untuk acara-acara masyarakat, tapi apa kalau jadwal konstruksi kembali lagi ke luar?
 
kembali
Top