GOTOKELA JADI BENDAHARA SEJARAH DENGAN LABA SEBELUM PAJAK Rp62 Miliar, TIRTO REKAM Rugi Goto Rp 775,55 Miliar di Q3-2025
Perusahaan teknologi ini berhasil mengatasi kerugian besar dan memperlihatkan kinerja yang lebih baik. Dari laporan keuangan periode Q3 2025, GoTo Tokopedia Gojek Tbk mencatatkan laba sebelum pajak yang disesuaikan positif pertama kalinya sebesar Rp62 miliar, mengingatkan orang bahwa perusahaan ini telah berhasil melewati batas kemampuan kinerja di masa lalu. Hal ini bisa tercapai dengan penurunan kerugian hingga Rp 775,55 miliar untuk periode Q3-2025.
Sementara itu, pendapatan bersih yang disebutkan pada laporan keuangan juga tumbuh secara signifikan menjadi Rp 13,3 triliun. Hal ini disebabkan terdapat pertumbuhan kuat di berbagai segment dari bisnis perusahaan tersebut, seperti layanan on-demand, teknologi finansial, e-commerce, dan GoPay yang merupakan pengembangan jaringan pembayaran online.
Bisnis lainnya di GoTo juga tampil baik dengan peningkatan pendapatan bersih Rp1,5 triliun dari segment GoPay. Hal ini menyaksikan terdapat pertumbuhan yang cepat di dalam bisnis perusahaan tersebut. Sementara itu, On-Demand Services seperti Gojek dan GoFood mencatatkan pendapatan yang tumbuh sebesar Rp 3,2 triliun atau naik sebesar 10 persen secara yoy.
Penurunan jumlah kerugian di atas disebutkan merupakan hasil dari peningkatan efisiensi operasional serta mempertahankan arus kas bebas positif yang sebesar Rp 247 miliar. GoTo juga menunjukkan kondisi keuangan yang solid dengan total Rp18 triliun per 30 September 2025.
"Kami terus meningkatkan efisiensi operasional dan mempertahankan arus kas bebas positif sebesar Rp 247 juta", ujar Simon Ho, Direktur Keuangan GoTo.
Perusahaan teknologi ini berhasil mengatasi kerugian besar dan memperlihatkan kinerja yang lebih baik. Dari laporan keuangan periode Q3 2025, GoTo Tokopedia Gojek Tbk mencatatkan laba sebelum pajak yang disesuaikan positif pertama kalinya sebesar Rp62 miliar, mengingatkan orang bahwa perusahaan ini telah berhasil melewati batas kemampuan kinerja di masa lalu. Hal ini bisa tercapai dengan penurunan kerugian hingga Rp 775,55 miliar untuk periode Q3-2025.
Sementara itu, pendapatan bersih yang disebutkan pada laporan keuangan juga tumbuh secara signifikan menjadi Rp 13,3 triliun. Hal ini disebabkan terdapat pertumbuhan kuat di berbagai segment dari bisnis perusahaan tersebut, seperti layanan on-demand, teknologi finansial, e-commerce, dan GoPay yang merupakan pengembangan jaringan pembayaran online.
Bisnis lainnya di GoTo juga tampil baik dengan peningkatan pendapatan bersih Rp1,5 triliun dari segment GoPay. Hal ini menyaksikan terdapat pertumbuhan yang cepat di dalam bisnis perusahaan tersebut. Sementara itu, On-Demand Services seperti Gojek dan GoFood mencatatkan pendapatan yang tumbuh sebesar Rp 3,2 triliun atau naik sebesar 10 persen secara yoy.
Penurunan jumlah kerugian di atas disebutkan merupakan hasil dari peningkatan efisiensi operasional serta mempertahankan arus kas bebas positif yang sebesar Rp 247 miliar. GoTo juga menunjukkan kondisi keuangan yang solid dengan total Rp18 triliun per 30 September 2025.
"Kami terus meningkatkan efisiensi operasional dan mempertahankan arus kas bebas positif sebesar Rp 247 juta", ujar Simon Ho, Direktur Keuangan GoTo.