Kembaran Strategis GMF untuk Mengembangkan Kertajati Aerospace Park, Investasi Rp12,9 Triliun
Proyek pengembangan Kertajati Aerospace Park di Majalengka, Jawa Barat, telah diresmikan oleh PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) sebagai pengelola pengembangan kawasan industri aerospace terpadu ini. Proyek ini ditujukan untuk mencapai investasi jangka panjang sebesar Rp12,9 triliun atau 771 juta dolar AS.
Dalam kesepakatan yang ditandatangani pada West Java Investment Summit (WJIS) 2025, GMF bertindak sebagai anchor tenant dan operator yang memegang peran sentral dalam pengembangan kawasan sekitar 84 hektar di dalam Bandara Internasional Jawa Barat. Selain itu, GMF juga akan berperan sebagai pengelola pengembangan proyek ini.
Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi, menyatakan bahwa keikutsertaan perusahaan dalam proyek ini merupakan bagian dari ekspansi strategis. Menurutnya, Kertajati Aerospace Park akan menjadi fondasi baru bagi GMF seiring dengan memperluas kapabilitas di sektor aerospace baik pertahanan maupun komersial.
GMF berencana memusatkan secara bertahap seluruh operasi MRO (Pemeliharaan, Perbaikan, dan Overhaul) yang terkait dengan pertahanan di kawasan ini, dimulai dengan pembangunan fasilitas perawatan pesawat sayap putar (rotary-wing). Investasi awal untuk proyek ini adalah Rp8 juta dolar AS.
Dukungan terhadap proyek ini juga disampaikan oleh Plt. Direktur Utama BIJB, Ronald H. Sinaga. Menurutnya, kolaborasi ini memperkuat posisi Kertajati sebagai pusat industri penerbangan dan pertahanan berteknologi tinggi berstandar internasional. Dengan GMF sebagai mitra kunci, kawasan ini diharapkan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru bagi Jawa Barat.
Proyek Kertajati Aerospace Park dirancang sebagai ekosistem lengkap yang mencakup fasilitas MRO untuk pesawat komersial dan pertahanan, bengkel mesin dan komponen, zona manufaktur, serta pusat pelatihan, penelitian, dan bisnis. Dengan prinsip industri hijau, cerdas, dan berkelanjutan ini, proyek ini diproyeksikan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja baru serta memperkuat rantai pasok industri aerospace dan pertahanan Indonesia di kancah global.
Proyek pengembangan Kertajati Aerospace Park di Majalengka, Jawa Barat, telah diresmikan oleh PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) sebagai pengelola pengembangan kawasan industri aerospace terpadu ini. Proyek ini ditujukan untuk mencapai investasi jangka panjang sebesar Rp12,9 triliun atau 771 juta dolar AS.
Dalam kesepakatan yang ditandatangani pada West Java Investment Summit (WJIS) 2025, GMF bertindak sebagai anchor tenant dan operator yang memegang peran sentral dalam pengembangan kawasan sekitar 84 hektar di dalam Bandara Internasional Jawa Barat. Selain itu, GMF juga akan berperan sebagai pengelola pengembangan proyek ini.
Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi, menyatakan bahwa keikutsertaan perusahaan dalam proyek ini merupakan bagian dari ekspansi strategis. Menurutnya, Kertajati Aerospace Park akan menjadi fondasi baru bagi GMF seiring dengan memperluas kapabilitas di sektor aerospace baik pertahanan maupun komersial.
GMF berencana memusatkan secara bertahap seluruh operasi MRO (Pemeliharaan, Perbaikan, dan Overhaul) yang terkait dengan pertahanan di kawasan ini, dimulai dengan pembangunan fasilitas perawatan pesawat sayap putar (rotary-wing). Investasi awal untuk proyek ini adalah Rp8 juta dolar AS.
Dukungan terhadap proyek ini juga disampaikan oleh Plt. Direktur Utama BIJB, Ronald H. Sinaga. Menurutnya, kolaborasi ini memperkuat posisi Kertajati sebagai pusat industri penerbangan dan pertahanan berteknologi tinggi berstandar internasional. Dengan GMF sebagai mitra kunci, kawasan ini diharapkan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru bagi Jawa Barat.
Proyek Kertajati Aerospace Park dirancang sebagai ekosistem lengkap yang mencakup fasilitas MRO untuk pesawat komersial dan pertahanan, bengkel mesin dan komponen, zona manufaktur, serta pusat pelatihan, penelitian, dan bisnis. Dengan prinsip industri hijau, cerdas, dan berkelanjutan ini, proyek ini diproyeksikan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja baru serta memperkuat rantai pasok industri aerospace dan pertahanan Indonesia di kancah global.