Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan kesedihan dan kekecewaannya karena terus-menerus terjadi konflik di berbagai belahan dunia. Konflik-konflik ini tidak hanya meruntuhkan rumah-rumah, tetapi juga memperbudak harapan masyarakat dan merampas mata pencaharian mereka.
Gibran menyoroti bahwa bencana yang terjadi saat ini bukan hanya bencana alam, namun banyak bencana lainnya yang merupakan akibat dari tindakan manusia. Di Gaza, Ukraina, Sudan, Sahel, dan banyak wilayah lainnya, konflik telah meruntuhkan kehidupan masyarakat.
Gibran berujung-ujung kata bahwa dunia tidak boleh membiarkan penderitaan manusia itu menjadi sebuah normal baru. G20 memiliki kewajiban moral untuk memimpin dengan memberi contoh, memastikan bahwa pertumbuhan dan ketahanan menjadi dua sisi mata uang yang sama, mendorong harapan, kemakmuran, dan keadilan bagi semua.
Gibran juga menekankan pentingnya menempatkan rasa kemanusiaan di jantung tata kelola global. Konflik-konflik ini tidak hanya merugikan negara-negara yang terlibat, tetapi juga membahayakan keseluruhan masyarakat dunia.
Saat ini, G20 sedang menghadapi tema pembangunan dunia yang tangguh (resilient world), yang mencakup isu kebencanaan, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan, serta sistem pangan. Gibran juga akan menyampaikan pidato pada sesi ketiga yang membahas isu pekerjaan layak dan tata kelola kecerdasan buatan.
Gibran menekankan bahwa G20 memiliki kewajiban moral untuk memimpin dengan memberi contoh, sehingga pertumbuhan dan ketahanan menjadi dua sisi mata uang yang sama, mendorong harapan, kemakmuran, dan keadilan bagi semua.
Gibran menyoroti bahwa bencana yang terjadi saat ini bukan hanya bencana alam, namun banyak bencana lainnya yang merupakan akibat dari tindakan manusia. Di Gaza, Ukraina, Sudan, Sahel, dan banyak wilayah lainnya, konflik telah meruntuhkan kehidupan masyarakat.
Gibran berujung-ujung kata bahwa dunia tidak boleh membiarkan penderitaan manusia itu menjadi sebuah normal baru. G20 memiliki kewajiban moral untuk memimpin dengan memberi contoh, memastikan bahwa pertumbuhan dan ketahanan menjadi dua sisi mata uang yang sama, mendorong harapan, kemakmuran, dan keadilan bagi semua.
Gibran juga menekankan pentingnya menempatkan rasa kemanusiaan di jantung tata kelola global. Konflik-konflik ini tidak hanya merugikan negara-negara yang terlibat, tetapi juga membahayakan keseluruhan masyarakat dunia.
Saat ini, G20 sedang menghadapi tema pembangunan dunia yang tangguh (resilient world), yang mencakup isu kebencanaan, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan, serta sistem pangan. Gibran juga akan menyampaikan pidato pada sesi ketiga yang membahas isu pekerjaan layak dan tata kelola kecerdasan buatan.
Gibran menekankan bahwa G20 memiliki kewajiban moral untuk memimpin dengan memberi contoh, sehingga pertumbuhan dan ketahanan menjadi dua sisi mata uang yang sama, mendorong harapan, kemakmuran, dan keadilan bagi semua.