Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi salah satu wilayah yang paling rentan terhadap fluktuasi harga pangan di Indonesia. Meningkatnya biaya produksi dan konsumsi, serta perubahan pola konsumsi masyarakat, telah membuat harga pangan di Sulsel mengalami kenaikan drastis.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah setempat telah menetapkan gerakan pasar murah (GPM) sebagai salah satu strategi untuk stabilkan harga pangan. GPM ini bertujuan untuk mengoptimalkan supply dan demand pada pasaran, sehingga dapat menurunkan harga pangan.
Saat ini, terdapat 835 pasar murah yang telah dioperasikan di Sulsel, dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas harga pangan bagi masyarakat. Pasar-pasar ini beroperasi secara intensif sejak bulan Maret 2023 dan telah membantu menurunkan harga pangan pada beberapa jenis makanan pokok.
Namun, keberhasilan GPM di Sulsel masih memiliki beberapa keterbatasan. Beberapa kalangan mengklaim bahwa penurunan harga pangan yang dirasakan oleh masyarakat masih tidak memadai. Selain itu, beberapa pasar murah juga mengalami masalah kesepakatan dengan para petani dan produsen, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil produksi.
Oleh karena itu, pemerintah setempat harus terus meningkatkan kinerja GPM di Sulsel. Dengan melakukan analisis yang lebih baik, mengidentifikasi penyebab fluktuasi harga pangan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya GPM dalam menstabilkan harga pangan. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa GPM di Sulsel dapat menjadi contoh yang baik bagi wilayah lain di Indonesia dan membantu menurunkan kesejahteraan masyarakat dengan lebih efektif.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah setempat telah menetapkan gerakan pasar murah (GPM) sebagai salah satu strategi untuk stabilkan harga pangan. GPM ini bertujuan untuk mengoptimalkan supply dan demand pada pasaran, sehingga dapat menurunkan harga pangan.
Saat ini, terdapat 835 pasar murah yang telah dioperasikan di Sulsel, dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas harga pangan bagi masyarakat. Pasar-pasar ini beroperasi secara intensif sejak bulan Maret 2023 dan telah membantu menurunkan harga pangan pada beberapa jenis makanan pokok.
Namun, keberhasilan GPM di Sulsel masih memiliki beberapa keterbatasan. Beberapa kalangan mengklaim bahwa penurunan harga pangan yang dirasakan oleh masyarakat masih tidak memadai. Selain itu, beberapa pasar murah juga mengalami masalah kesepakatan dengan para petani dan produsen, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil produksi.
Oleh karena itu, pemerintah setempat harus terus meningkatkan kinerja GPM di Sulsel. Dengan melakukan analisis yang lebih baik, mengidentifikasi penyebab fluktuasi harga pangan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya GPM dalam menstabilkan harga pangan. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa GPM di Sulsel dapat menjadi contoh yang baik bagi wilayah lain di Indonesia dan membantu menurunkan kesejahteraan masyarakat dengan lebih efektif.