"Pasar Murah, Sumber Tidak Pasti: Apakah Gaya Baru ini Sebenarnya Membantu Stabilitas Harga Pangan?"
Di Sulawesi Selatan (Sulsel), pemerintah kembali menggelar program Gerakan Pasar Murah (GPM) untuk menstabilkan harga pangan. Namun, pertanyaan yang terlintas di benak banyak orang adalah apakah gaya baru ini sebenarnya efektif dalam mencapai tujuannya.
Menurut data yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sulsel, total gerakan pasar murah yang dilaksanakan sejak awal tahun hingga kini mencapai 835 kali. Ini berarti bahwa setiap minggu, pemerintah terus menggelar program GPM untuk menstimulasi konsumen membeli pangan lebih banyak.
Namun, kritikus ekonomi dari Sulsel menganggap program ini tidak memiliki fondasi yang solid. Mereka berpendapat bahwa program ini hanya membantu meningkatkan penjualan di pasar, tetapi tidak menciptakan perubahan struktural dalam sistem pertanian dan distribusi pangan.
"Program GPM ini hanya sekedar cara untuk memuaskan mata pengguna", kata Dr. Rudi Tirtokusuma, ahli ekonomi dari Universitas Negeri Makassar. "Namun, bagaimana caranya program ini dapat membantu meningkatkan kualitas dan kesegaran pangan yang seharusnya menjadi prioritas utama?"
Selain itu, para kritikus juga menganggap program ini hanya menyelesaikan gejala permintaan yang tinggi tanpa menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan. "Pemerintah harus fokus pada meningkatkan produktivitas pertanian dan infrastruktur distribusi pangan, bukan sekedar memberikan sambutan kepada konsumen", ujar Dr. Rudi.
Meskipun demikian, pihak pemerintah Sulsel tetap optimis bahwa program GPM dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses yang lebih mudah dan murah pada pangan. Namun, perlu diingat bahwa efektivitas program ini masih harus dibuktikan dengan data yang konkrit dan jangka panjang.
Di Sulawesi Selatan (Sulsel), pemerintah kembali menggelar program Gerakan Pasar Murah (GPM) untuk menstabilkan harga pangan. Namun, pertanyaan yang terlintas di benak banyak orang adalah apakah gaya baru ini sebenarnya efektif dalam mencapai tujuannya.
Menurut data yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sulsel, total gerakan pasar murah yang dilaksanakan sejak awal tahun hingga kini mencapai 835 kali. Ini berarti bahwa setiap minggu, pemerintah terus menggelar program GPM untuk menstimulasi konsumen membeli pangan lebih banyak.
Namun, kritikus ekonomi dari Sulsel menganggap program ini tidak memiliki fondasi yang solid. Mereka berpendapat bahwa program ini hanya membantu meningkatkan penjualan di pasar, tetapi tidak menciptakan perubahan struktural dalam sistem pertanian dan distribusi pangan.
"Program GPM ini hanya sekedar cara untuk memuaskan mata pengguna", kata Dr. Rudi Tirtokusuma, ahli ekonomi dari Universitas Negeri Makassar. "Namun, bagaimana caranya program ini dapat membantu meningkatkan kualitas dan kesegaran pangan yang seharusnya menjadi prioritas utama?"
Selain itu, para kritikus juga menganggap program ini hanya menyelesaikan gejala permintaan yang tinggi tanpa menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan. "Pemerintah harus fokus pada meningkatkan produktivitas pertanian dan infrastruktur distribusi pangan, bukan sekedar memberikan sambutan kepada konsumen", ujar Dr. Rudi.
Meskipun demikian, pihak pemerintah Sulsel tetap optimis bahwa program GPM dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses yang lebih mudah dan murah pada pangan. Namun, perlu diingat bahwa efektivitas program ini masih harus dibuktikan dengan data yang konkrit dan jangka panjang.