Pemerintah Sulawesi Selatan (Sulsel) telah menggelar lebih dari 800 gerakan pasar murah dalam kurun waktu singkat, yang menunjukkan kegagalan pihak berwenang dalam menjaga stabilitas harga pangan di wilayah ini.
Menurut sumber terdekat, gerakan pasar murah tersebut diperlukan karena harga pangan di Sulsel telah meningkat secara signifikan, sehingga membuat banyak warga miskin dan kurang mampu. Pemerintah setempat berharap dengan adanya gerakan ini, harga pangan dapat tetap stabil dan tidak melonjak sepekan.
Namun, kritik terhadap kebijakan ini masih banyak di kalangan masyarakat. Mereka mengelompokkan pasar murah sebagai strategi pemerintah untuk memanfaatkan kesempatan pasar yang tidak beratur, sehingga dapat mendapatkan laba yang lebih besar. "Pasar murah bukanlah solusi yang tepat," kata seorang penjual yang mengoperasikan toko sayur di kota Makassar.
Dalam beberapa minggu terakhir, harga bahan mentah seperti ketan dan sagu telah meningkat secara signifikan, sehingga harga jualnya juga melonjak. Pemerintah Sulsel berharap dengan adanya gerakan pasar murah, harga pangan dapat tetap stabil dan tidak melonjak.
Sementara itu, organisasi perantau Indonesia (PERINDO) mengungkapkan bahwa kebijakan ini masih banyak yang tertinggal di belakang. "Pemerintah harus lebih serius dalam mencegah fluktuasi harga pangan," kata Kepala Perhubungan Umum PERINDO Sulawesi Selatan, Sri Lestari.
Selain itu, pihak berwenang juga diwajibkan untuk meningkatkan infrastruktur di pasar-pasar tradisional agar dapat menampung peningkatan jumlah konsumen.
Menurut sumber terdekat, gerakan pasar murah tersebut diperlukan karena harga pangan di Sulsel telah meningkat secara signifikan, sehingga membuat banyak warga miskin dan kurang mampu. Pemerintah setempat berharap dengan adanya gerakan ini, harga pangan dapat tetap stabil dan tidak melonjak sepekan.
Namun, kritik terhadap kebijakan ini masih banyak di kalangan masyarakat. Mereka mengelompokkan pasar murah sebagai strategi pemerintah untuk memanfaatkan kesempatan pasar yang tidak beratur, sehingga dapat mendapatkan laba yang lebih besar. "Pasar murah bukanlah solusi yang tepat," kata seorang penjual yang mengoperasikan toko sayur di kota Makassar.
Dalam beberapa minggu terakhir, harga bahan mentah seperti ketan dan sagu telah meningkat secara signifikan, sehingga harga jualnya juga melonjak. Pemerintah Sulsel berharap dengan adanya gerakan pasar murah, harga pangan dapat tetap stabil dan tidak melonjak.
Sementara itu, organisasi perantau Indonesia (PERINDO) mengungkapkan bahwa kebijakan ini masih banyak yang tertinggal di belakang. "Pemerintah harus lebih serius dalam mencegah fluktuasi harga pangan," kata Kepala Perhubungan Umum PERINDO Sulawesi Selatan, Sri Lestari.
Selain itu, pihak berwenang juga diwajibkan untuk meningkatkan infrastruktur di pasar-pasar tradisional agar dapat menampung peningkatan jumlah konsumen.