Krisis Pemerintahan di Peru Meluas, Satu Orang Tewas dalam Aksi Demonstrasi
Protes Gen Z dan warga Peru meluap ke level masyarakat luas setelah sebulan demonstrasi dimulai untuk meminta upah yang lebih baik bagi kaum muda dan pensiun. Namun, protes itu kemudian berkembang menjadi aksi melawan pemerintahan Jose Jeri, presiden baru Peru.
Tentu saja, rakyat Peru tidak puas dengan ketidakmanan di negara mereka. Mereka menuntut pemerintah yang semakin koral dan lemah dalam mencegah kekerasan di negeri mereka. Menurut Omar Coronel, profesor sosiologi dari Universitas Katolik di Peru, pergerakan ini sebenarnya terinspirasi oleh isu pensiun. Namun, setelah itu, rakyat yang mengikuti protes mulai bermasalah dengan ketidakamanan, penjajahan, dan korupsi.
Sekarang, Peru mengalami krisis politik yang semakin memperparah dengan meningkatnya kasus pembunuhan, perampokan, pemerasan, dan ancaman oleh kelompok-kelompok kriminal. Kondisi ini kemudian memicu serangkaian aksi demonstrasi di daerah-daerah. Aksi tersebut semakin melebar ke tingkat nasional yang memeriahkan tekanan terhadap pemerintah baru yang sedang berusaha untuk menjaga stabilitas di negara mereka.
Dalam aksi itu, serdadu-polisi meluru sebelum berakibat memberikan bantuan kepada demonstran. Aksi itu kemudian berkembang menjadi kerusuhan dengan polisi dan demonstran bertengkar menarik perhatian banyak pers berita di dunia.
Presiden Jose Jeri yang baru dilantik beberapa minggu lalu, menolak untuk meninggalkan posisinya meski menghadapi protes. Ia menyatakan bahwa tanggung jawabnya adalah menjaga stabilitas negara dan akan melakukan penyelidikan terkait kekerasan yang melanda demonstrasi tersebut.
Di sisi lain, satu orang tewas setelah ditembak dalam aksi demonstrasi. Penyelidika Kasus ini masih berlangsung.
Protes Gen Z dan warga Peru meluap ke level masyarakat luas setelah sebulan demonstrasi dimulai untuk meminta upah yang lebih baik bagi kaum muda dan pensiun. Namun, protes itu kemudian berkembang menjadi aksi melawan pemerintahan Jose Jeri, presiden baru Peru.
Tentu saja, rakyat Peru tidak puas dengan ketidakmanan di negara mereka. Mereka menuntut pemerintah yang semakin koral dan lemah dalam mencegah kekerasan di negeri mereka. Menurut Omar Coronel, profesor sosiologi dari Universitas Katolik di Peru, pergerakan ini sebenarnya terinspirasi oleh isu pensiun. Namun, setelah itu, rakyat yang mengikuti protes mulai bermasalah dengan ketidakamanan, penjajahan, dan korupsi.
Sekarang, Peru mengalami krisis politik yang semakin memperparah dengan meningkatnya kasus pembunuhan, perampokan, pemerasan, dan ancaman oleh kelompok-kelompok kriminal. Kondisi ini kemudian memicu serangkaian aksi demonstrasi di daerah-daerah. Aksi tersebut semakin melebar ke tingkat nasional yang memeriahkan tekanan terhadap pemerintah baru yang sedang berusaha untuk menjaga stabilitas di negara mereka.
Dalam aksi itu, serdadu-polisi meluru sebelum berakibat memberikan bantuan kepada demonstran. Aksi itu kemudian berkembang menjadi kerusuhan dengan polisi dan demonstran bertengkar menarik perhatian banyak pers berita di dunia.
Presiden Jose Jeri yang baru dilantik beberapa minggu lalu, menolak untuk meninggalkan posisinya meski menghadapi protes. Ia menyatakan bahwa tanggung jawabnya adalah menjaga stabilitas negara dan akan melakukan penyelidikan terkait kekerasan yang melanda demonstrasi tersebut.
Di sisi lain, satu orang tewas setelah ditembak dalam aksi demonstrasi. Penyelidika Kasus ini masih berlangsung.