Satu orang tewas, ratusan terluka dalam aksi demonstrasi Gen Z di Peru. Menurut informasi yang diterima dari tirto.id, protes itu dimulai sebulan lalu, ketika kaum muda dan pensiun meminta upah yang lebih baik. Namun, tuntutan itu kian meluas.
"Gerakan sosial ini dipicu oleh frustrasi masyarakat terkait dengan ketidakamanan, melemahnya kapasitas negara di Peru, dan korupsi," kata Omar Coronel, profesor sosiologi di Pontificia Universidad Catolica del Peru.
Peru saat ini mengalami krisis politik yang diperparah dengan meningkatnya kasus pembunuhan, perampokan, pemerasan, dan ancaman oleh kelompok kriminal. Kondisi ini memicu serangkaian pemohokan dan aksi demonstrasi di berbagai daerah, yang semakin memperberat tekanan terhadap pemerintah baru.
Di Gedung Parlemen, demonstrasi awalnya berjalan damai, namun kemudian berubah menjadi ricuh ketika massa mulai bentrok dengan aparat keamanan. Kondisi ini diperparah ketika polisi menembakkan gas air mata.
Menurut laporan AP News, Presiden Peru Jose Jeri yang baru dilantik pada 10 Oktober lalu, menolak untuk mengundurkan diri meskipun dituntut mundur. "Tanggung jawab saya adalah menjaga stabilitas negara, itulah tanggung jawab dan komitmen saya," kata Jeri kepada pers lokal.
Pihak berwenang saat ini tengah menyelidiki kasus kematian dan luka-luka yang dialami pengunjuk rasa serta aparat. Pemerintah mengimbau masyarakat tetap tenang dan menghindari kekerasan selama proses berlangsung.
"Gerakan sosial ini dipicu oleh frustrasi masyarakat terkait dengan ketidakamanan, melemahnya kapasitas negara di Peru, dan korupsi," kata Omar Coronel, profesor sosiologi di Pontificia Universidad Catolica del Peru.
Peru saat ini mengalami krisis politik yang diperparah dengan meningkatnya kasus pembunuhan, perampokan, pemerasan, dan ancaman oleh kelompok kriminal. Kondisi ini memicu serangkaian pemohokan dan aksi demonstrasi di berbagai daerah, yang semakin memperberat tekanan terhadap pemerintah baru.
Di Gedung Parlemen, demonstrasi awalnya berjalan damai, namun kemudian berubah menjadi ricuh ketika massa mulai bentrok dengan aparat keamanan. Kondisi ini diperparah ketika polisi menembakkan gas air mata.
Menurut laporan AP News, Presiden Peru Jose Jeri yang baru dilantik pada 10 Oktober lalu, menolak untuk mengundurkan diri meskipun dituntut mundur. "Tanggung jawab saya adalah menjaga stabilitas negara, itulah tanggung jawab dan komitmen saya," kata Jeri kepada pers lokal.
Pihak berwenang saat ini tengah menyelidiki kasus kematian dan luka-luka yang dialami pengunjuk rasa serta aparat. Pemerintah mengimbau masyarakat tetap tenang dan menghindari kekerasan selama proses berlangsung.