Gelondongan Kayu di Bencana Sumatera Dalam Sorotan Senayan

Banjir Sumatera memangkinkan gelondongan kayu di perut arus. Dulu, gak ada yang tahu asal usul kayak ini tapi sekarng Kemenhut sudah duga-ducanya dari PHAT siapa aja yang punya hak atas tanah. Menurut mereka itu adalah praktik ilegal logging, yaitu penebangan kayu tanpa izin.

Sementara itulah yang dianggap oleh DPR RI termasuk anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. Ia menyatakan bahwa gelondongan kayu terbawa arus banjir adalah bukti kuat adanya pembalakan liar, praktik perambahan, dan lemahnya pengelolaan dan pengawasan kawasan hutan.

Banyak korban jiwa yang gugur karena banjir hingga longsor di utara Sumatera. Banjir itu bukan sekedar bencana alam, tapi juga sejenak menunjukkan kemacetan keberadaan kita akan perlindungan hutan dan keselamatan masyarakat.

Bukti itu diajukan oleh Johan Rosihan dalam rapat dengan Kemenhut perihal gelondongan kayu di Sumatera Utara. Dia menyatakan bahwa gelondongan kayu itu harus ada audit menyeluruh atas izin dan aktivitas pemanfaatan kawasan hutan di daerah yang terdampak.

Karena itu, dia menilai perlu ada revisi UU Kehutanan di DPR RI agar perlindungan hutan dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama negara.
 
Gue penasaran sih apa yang bikin logis banjir itu dipikir bahwa itu bukti pembalakan liar? Gue nggak tahu sih bagaimana caranya Kemenhut bisa yakin seperti itu. Mungkin ada yang tidak gue ketahui tentang PHAT... 😕
 
Gue pikir banjir ini bukannya tujuan dari kinerja pemerintah ya? Seperti ayo kita lihat data emisi CO2 dari perubahan iklim, Indonesia jadi salah satu negara terbesar di dunia 🌎. Lalu, siapa yang akan menghancurkan hutan-hutan kita? Gue bayangkan kalau gak ada pemerintah, siapa aja nanti yang mengelola hutan-tahan itu? 🤔

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total luas hutan di Indonesia sebesar 55 juta hektar, tapi perlu diingat bahwa banyak di antaranya yang sudah terpotong untuk kebutuhan pangan 🍎. Tahun-tahun ini, kehutanan kita kehilangan sekitar 2,5 juta hektar hutan, bahkan lebih 🚨.

Tentu saja gue tidak akan menyangkal bahwa praktik perambahan dan pembalakan liar itu jadi penyebab utama banjir. Tapi apakah kita harus menyalahkan siapa aja nanti? Gue pikir kita harus fokus pada solusi, bukan hanya memaksa orang lain 😅.

Menurut data dari Badan Penyelidik Keadilan Sosial (BPKS), tahun 2022 banjir di Sumatera Utara saja menyebabkan kerugian sebesar Rp 1,3 triliun. Nah, kalau kita hitung dengan kecepatan banjir di 2019, total kerugian dari bencana alam ini bisa mencapai Rp 10 triliun 🤯!

Gue pikir ada satu hal yang jelas: kita harus lebih teliti dan bijak dalam pengelolaan sumber daya kami. Jangan sampai kita terus melewatkan kesempatan untuk mengembangkan teknologi dan inovasi yang bisa membantu mengatasi permasalahan ini 🚀.
 
Gue think apa yang bikin banjir terus datang di Sumatera ini, kayak gini bukan cuma kekurangan pengelolaan, tapi juga karena kita nggak peduli sama lagi dengan hutan sendiri. Kayaknya kayak gini kita udah lupa bahwa hutan itu milik kita semua, dan kita harus menjaganya. Tapi apa yang bikin saya sedih, itu adalah banyak korban jiwa yang terkena banjir ini, sih...
 
Aku pikir banjir di Sumatera ini memang bukti yang kuat, kayaknya kalau kita nggak waspada terhadap kejahatan seperti itu, bisa jadi krisis banjir ini bakal terus terjadi! Komen dari Johan Rosihan itu gampang benar, sih. Mau punya hak atas tanah bukan berarti kamu boleh ngebawa kayu apa saja aja, kayaknya perlu audit yang lebih serius agar kita nggak terlambat lagi! 🤦‍♂️💧
 
Banjir lagi nih... sih aku paham bahwa ini bukan bencana alam biasa, tapi kayaknya ada yang salah juga. Aku setuju dengan Johan Rosihan, gelondongan kayu itu bisa jadi tanda adanya pembalakan liar dan perambahan hutan. Tapi, aku rasa kita harus lebih teliti, sih. Jangan langsung asumsikan siapa yang punya hak atas tanah tanpa bukti yang cukup. Aku juga paham pentingnya revisi UU Kehutanan di DPR RI, tapi aku rasa perlu ada more research dan analisis lebih dalam sebelum membuat keputusan yang signifikan. Tapi, salah satu hal yang jelas adalah kita harus lebih waspada terhadap perlindungan hutan dan keselamatan masyarakat. Kita harus bisa mengatasi masalah ini dengan bijak, sih 🤔💧
 
Saya rasa kalau kita mau berbicara tentang banjir, harus kita juga bicarakan tentang yang memicu banjir itu, yaitu logam-laganya 🛠️ yang jatuh ke arus dan membuat gelondongan kayu. Saya nggak tahu apa yang dianggap ilegal oleh Kemenhut, tapi siapa aja yang punya hak atas tanah, itu semua ada di buku 😊.

Saya senang banget bahwa DPR RI ini mulai mengambil tindakan, tapi saya rasa harus lebih cepat dan serius. Banjir yang terjadi di Sumatera Utara itu sudah mematikan banyak korban jiwa, kita nggak boleh lupa tentang itu 😭. Saya harap audit yang dilakukan oleh Johan Rosihan itu bisa memberikan solusi yang tepat untuk menghentikan ini semua 🤞.
 
Aku penasaran sih bagaimana hal ini bisa terjadi dulu... kayaknya sih masih banyak korban yang gugur karena banjir dan longsor, tapi aku senang bahwa DPR RI akhirnya menanggapi kasus ini! 🙏🌳 Johan Rosihan jujur dia sudah menyatakan kekhawatiran-nya tentang praktik perambahan dan lemahnya pengelolaan hutan. Aku setuju dengan dia, kita harus memastikan perlindungan hutan dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama negara! 🚧💪
 
Gue pikir banjir di Sumatera itu bukan cuma bencana alam, tapi juga kita harus tanggung jawabnya sendiri. Jika kita jangan berhati-hati dengan penebangan kayu tanpa izin, maka kita akan mengalami banjir seperti ini. Kita harus lebih waspada dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Gue setuju dengan Johan Rosihan bahwa perlu ada audit menyeluruh untuk memastikan perlindungan hutan dan keselamatan masyarakat. 🌳💚
 
kembali
Top