Italia dibantai Norwegia 4-1, Gattuso akui rapuhnya tim nasional. Pemimpin Italia meminta maaf dan mengakui Italia menunjukkan keruntuhan mental saat kalah itu.
Gennaro Gattuso kembali menyoroti buruknya penampilan di 45 menit kedua. Ia mengatakan, "Saya tidak berpikir itu masalah fisik. Setelah jeda, dalam 30 detik kami memberi mereka peluang, lalu kami mundur dan mereka mulai mengontrol pertandingan."
Keruntuhan mental lebih mengkhawatirkan dibanding kesalahan teknis. "Bahkan saat membangun serangan dari belakang, semuanya berubah. Davide Frattesi tidak lagi bergerak melebar. Kami berhenti melakukan pergerakan yang benar. Itulah penyesalan terbesar."
Pemimpin Italia mengakui hasil ini menyulitkan Italia yang berisiko gagal lolos ke Piala Dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun. "Ini mengkhawatirkan, saya akan menjadi munafik jika berkata sebaliknya. Pertandingan seperti ini tidak boleh kalah 4-1. Kami harus mampu bereaksi, bukan seperti hari ini."
Soal masalah mentalitas dan minimnya reaksi, Gattuso menilai timnya terlalu mudah kehilangan kepercayaan diri. "Kami tidak boleh begitu ketakutan dan menahan diri. Pada tanda masalah pertama, kami kehilangan rasa percaya."
Gennaro Gattuso kembali menyoroti buruknya penampilan di 45 menit kedua. Ia mengatakan, "Saya tidak berpikir itu masalah fisik. Setelah jeda, dalam 30 detik kami memberi mereka peluang, lalu kami mundur dan mereka mulai mengontrol pertandingan."
Keruntuhan mental lebih mengkhawatirkan dibanding kesalahan teknis. "Bahkan saat membangun serangan dari belakang, semuanya berubah. Davide Frattesi tidak lagi bergerak melebar. Kami berhenti melakukan pergerakan yang benar. Itulah penyesalan terbesar."
Pemimpin Italia mengakui hasil ini menyulitkan Italia yang berisiko gagal lolos ke Piala Dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun. "Ini mengkhawatirkan, saya akan menjadi munafik jika berkata sebaliknya. Pertandingan seperti ini tidak boleh kalah 4-1. Kami harus mampu bereaksi, bukan seperti hari ini."
Soal masalah mentalitas dan minimnya reaksi, Gattuso menilai timnya terlalu mudah kehilangan kepercayaan diri. "Kami tidak boleh begitu ketakutan dan menahan diri. Pada tanda masalah pertama, kami kehilangan rasa percaya."