FOTO: Ramai-ramai Warga Melayat Raja Surakarta Pakubowono XIII

Masyarakat Solo mendapat kesempatan untuk mengunjungi makam Raja Surakarta Pakubowono XIII Hangabehi di Keraton Yogyakarta. Pihak keraton memperbolehkan warga melayat (memotong rambut) kepada para penghuni yang ingin mengunjungi kuburan raja tersebut. Ini adalah kesempatan untuk menyucikan diri dan mendekati kebijaksanaan Raja Surakarta.
 
Makanan di pasar Solo udah sering banget terkontaminasi bakteri, aku yakin kalau nggak perbaikiin sistem sanitasi itu, banyak juga yang akan jadi korban. Makam raja itu bisa disucikan nanti, tapi apa sih dengan kesehatan umat?
 
Kuluh ponsel sambil nonton siaran dari Yogyakarta... Raya di keraton, makam Pakubowono XIII itu kayaknya sangat indah banget! Masyarakat Solo udah kaya kesempatan untuk mengunjungi tempat tersebut... Makam yang terletak di Keraton Yogyakarta itu tentu saja akan memberikan petunjuk bagi mereka yang ingin menggapai kesucian dan kebijaksanaan Raja Surakarta. Mungkin juga bisa belajar dari pengalaman hidupnya yang kayaknya sangat kaya. Saya senang sekali masyarakat Solo bisa mendapatkan kesempatan seperti ini...
 
Keraton Yogyakarta banget kieu dekorasi... serius, kalau mau aku suka sama keraton kuno ini, tapi memang sering pake banyak bahan yang lumayan langka banget... melayat itu lumayan enak kan? Sepertinya aku akan mencoba ini juga kayaknya. Saya pikir mengunjungi makam raja bisa memberikan kita inspirasi untuk lebih bijaksana dalam hidup nanti.
 
Makam Paku Bono XIII hang abehi itu terus terkena perhatian banyak orang. Saya pikir ini bagus sekali, kalau kita bisa mengunjungi makam raja itu sambil meletakkan bunga di atasnya, atau mungkin shalat sejenak. Tapi apa yang paling seru nih, kalau warga Solo bisa mendapat kesempatan untuk melayat dulu sebelum masuk ke dalam kuburan. Saya suka kalau keraton ini punya strategi yang pintar seperti itu. Kita orang Solo yang lagi penasaran dengan masa lalu kerajaan Yogyakarta, jadi kebijaksanaan Raja Surakarta ini pasti masih relevan hingga sekarang 🤝🏼
 
hehe makasih pake info di thread ini, aku nyesal lama kalau nggak bisa ikut sama :D tapi aja lu coba kasih gambar kuburan raja surakarta, aku pun suka banget! aku pikir itu salah satu hal keren banget tentang keraton yogyakarta, aku juga suka mengunjungi kawasan ini, tapi aku masih penasaran dengan makam raja surakarta ini, mungkin aku nanti ikut sama kesempatan warga melayat :p
 
🙏 Makam Pakubowono XIII Hangabehi itu sangat indah deh, tapi apa artinya memotong rambut warga Solo? 🤔 Mungkin ada cerita di baliknya sih... 😐 Jadi warga Solo yang ingin mengunjungi kuburan raja itu harus memotong rambut terlebih dahulu. Itu seperti ritual atau sesuatu ya... 🤷‍♂️

Saya pikir ini bisa jadi cara keraton untuk membuat orang-orang Solo lebih rapi dan sopan saat mengunjungi makam raja. Tapi mungkin ada yang ingin tahu cerita tentang Pakubowono XIII itu sendiri deh... 🔍 Mungkin ada legenda atau cerita rakyat yang di balik kesempatan ini sih... 🤔

Saya suka ide ini, tapi lebih enak jika pihak keraton juga memberikan penjelasan yang jelas tentang ritual ini. Tidak mau jadi bingung lagi ya... 😅
 
Makam Paku XIII itu benar-benar tempat wisata unik banget! Siapa tahu aja di sini bisa melihat kenangan-kenangan masa lalu Keraton Yogyakarta. Tapi, sih masyarakat Solo yang mendapat kesempatan untuk mengunjungi makam ini? Mungkin karena pakubowono XIII itu punya hubungan baik dengan keraton atau apa? Aku suka banget kalau pihak keraton memperbolehkan warga Solo untuk mengunjungi makam ini, tapi sih aku juga curiga apakah ada potensi komersialisasi di sini? Apakah ini hanya kesempatan untuk mendapatkan uang atau juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Solo? Aku harap pihak keraton bisa memberikan penjelasan yang jernih tentang alasan memperbolehkan warga Solo mengunjungi makam ini 😊
 
Makam Paku nang asyik dinukil kan? Pagi-paginya makin banyak sekali pelesetan yang datang. Aku rasa warga Solo udah sibuk, tapi pihak keraton tetep memberikan fasilitas untuk para pengunjung. Aku seneng banget bisa mengunjungi makam Paku nang bareng dengan keluargaku 😊. Makamnya agak panjang sih, tapi aku nyaman banget duduk di sana sambil membaca buku aja, asyik banget!
 
Makam Paku itu sebenarnya sangat indah banget 🌳🕊️! Aku senang sekali keraton bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat Solo untuk mengunjungi kuburan raja surakarta itu. Memotong rambut sih memang ritual yang penting di sini 😂, tapi aku rasa pihak keraton juga harus fokus pada keamanan dan kebersihan tempat wisata nih 🚫💦. Aku harap masyarakat Solo bisa mengikuti aturan dengan baik dan tidak membuat tempat ini semakin kotor lagi 🤯. Tapi secara umum, aku sangat senang sekali keraton bisa berbagi sejarah dan kebijaksanaan raja surakarta itu dengan masyarakat luas 🙏💖.
 
Maksudnya apa lagi kalau pihak keraton Yogyakarta mau membiarkan orang-orang Solo terus-terusan datang kui kuburan raja Surakarta Pakubowono XIII Hangabehi? Mungkin karena rasa kasih sayang, tapi sebenarnya gini punya keuntungannya. Jika warga melayat (memotong rambut) harus datang dulu lalu kemudian orang lain bisa ikut datang kui makam itu, mesti lebih fokus dan tenang kan? Rasanya lebih baik kalau mereka bisa menikmati kebijaksanaan Raja Surakarta dengan hati yang sejuk. Jadi, saya rasa ini adalah kesempatan untuk kita semua belajar bagai bagaikan apa yang ada di dalam kitab suci tersebut. 😊
 
Masyarakat Solo punya kesempatan unik ini, tapi kira-kira siapa yang benar-benar ingin ngunjungi kuburan raja? Nah, kalau aku, aku pikir lebih baik banget berdoa di taman Wisma Sorgan atau stadyum Manahan, kapan aja. Kuburan raja itu ngerasa kayaknya kebalikannya dari hal yang kita cari ketika mau bersantai. Dan warga melayat? Wah, sepertinya pihak keraton punya opsi untuk berbelanja di pasar Solo, sih. Nah, aku rasa kalau ada komedi di sini.
 
Makam Pakubowono XIII Hangabehi di Keraton Yogyakarta kayaknya harusnya diminati warga Solo, tapi siapa tahu kenapa aja pihak keraton malah memutuskan untuk dibuka kembali ke umat? Hmm, warganya mungkin mau mengambil kesempatan ini untuk bercerita dengan leluhurnya, ya? Aku pikir kalau nggak ada warga Solo yang ikut-ikutan, apa artinya gak percaya pada leluhur kita sendiri. Sayangnya, aku rasa kalau pihak keraton ini malah hanya nakal kayak Raja Bungaran, ayo kirimkan warganya ke kuburan leluhur kita dulu.
 
kembali
Top