Ia, jadi itu! Polisi Isra'eli menangkap seorang mantan jaksa militer yang melarikan video yang menunjukkan sekelompok prajurit melakukan kekejaman terhadap seorang tawanan Palestina dengan pisau. Nama Jaksa Militer ini, Major General Yifat Tomer-Yerusalmi, ditangkap pada malam hari kemarin berdasarkan laporan Al Jazeera dan menurut Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.
Tomer-Yerusalmi sendiri mengakui beberapa hari yang lalu bahwa ia telah membiarkan lepas video survei di pusat penyelidikan yang terlibat dalam skandal ini. Ia melarikan video itu untuk menunjukkan keberatan dari teori yang menyatakan bahwa tentara Isra'eli tidak pernah menyerang prajuritnya sendiri.
Video itu kemudian mengungkapkan kekejaman yang dilakukan oleh sekelompok prajurit terhadap seorang tawanan Palestina di penjara Sde Teiman. Penyelidikan ini akhirnya menimbulkan skandal besar dan membuat Jaksa Militer Yerusalmi sendiri meninggalkan posisinya.
Penemuan video itu kemudian mengakibatkan kekerasan yang melanda penjara tersebut dan banyak demonstran yang menyerang penjara. Penemuan video itu juga membuat Prime Minister Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa lelucon ini mungkin merupakan serangan terhadap Isra'eli yang paling parah sejak pendiriannya.
Jaksa Militer Tomer-Yerusalmi sendiri mengakui bahwa ia telah melakukan kesalahan dalam menyelidiki kasus tersebut. Ia juga menulis surat pengunduran dirinya dan menyatakan bahwa ia tidak ingin lagi bertanggung jawab atas penyelidikan itu.
Penyelidikan ini masih belum selesai dan ada tiga isu utama yang harus diselesaikan. Pertama, apakah Jaksa Militer Tomer-Yerusalmi telah melakukan kesalahan dalam menyelidiki kasus tersebut. Kedua, apakah ada orang lain yang terlibat dalam skandal ini? Ketiga, apakah Jaksa Militer Tomer-Yerusalmi telah melakukan pelanggaran hukum seperti penyalahgunaan kekuasaan dan pengkhianatan.
Menurut Yohanan Plesner, presiden think tank Israel Democracy Institute, penyelidikan ini masih belum selesai dan ada banyak pertanyaan yang harus dijawab.
Tomer-Yerusalmi sendiri mengakui beberapa hari yang lalu bahwa ia telah membiarkan lepas video survei di pusat penyelidikan yang terlibat dalam skandal ini. Ia melarikan video itu untuk menunjukkan keberatan dari teori yang menyatakan bahwa tentara Isra'eli tidak pernah menyerang prajuritnya sendiri.
Video itu kemudian mengungkapkan kekejaman yang dilakukan oleh sekelompok prajurit terhadap seorang tawanan Palestina di penjara Sde Teiman. Penyelidikan ini akhirnya menimbulkan skandal besar dan membuat Jaksa Militer Yerusalmi sendiri meninggalkan posisinya.
Penemuan video itu kemudian mengakibatkan kekerasan yang melanda penjara tersebut dan banyak demonstran yang menyerang penjara. Penemuan video itu juga membuat Prime Minister Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa lelucon ini mungkin merupakan serangan terhadap Isra'eli yang paling parah sejak pendiriannya.
Jaksa Militer Tomer-Yerusalmi sendiri mengakui bahwa ia telah melakukan kesalahan dalam menyelidiki kasus tersebut. Ia juga menulis surat pengunduran dirinya dan menyatakan bahwa ia tidak ingin lagi bertanggung jawab atas penyelidikan itu.
Penyelidikan ini masih belum selesai dan ada tiga isu utama yang harus diselesaikan. Pertama, apakah Jaksa Militer Tomer-Yerusalmi telah melakukan kesalahan dalam menyelidiki kasus tersebut. Kedua, apakah ada orang lain yang terlibat dalam skandal ini? Ketiga, apakah Jaksa Militer Tomer-Yerusalmi telah melakukan pelanggaran hukum seperti penyalahgunaan kekuasaan dan pengkhianatan.
Menurut Yohanan Plesner, presiden think tank Israel Democracy Institute, penyelidikan ini masih belum selesai dan ada banyak pertanyaan yang harus dijawab.