Film horor Shutter yang akan tayang di bioskop pada 30 Oktober 2025, telah menjadi fokus perhatian penonton. Film ini dibuat oleh Falcon Pictures dan diproduksi oleh Frederica, produser dari komnas HAM. Namun, apakah film ini dapat membuat orang lebih waspada dengan isu kekerasan seksual di Indonesia? Ini adalah pertanyaan yang ingin dijawab oleh film horor Shutter.
Film ini memiliki latar belakang yang berbeda dengan film horor lainnya. Di sini, penulis skenario Alim Sudio mengatakan bahwa dia dan tim produksi memutuskan untuk membuat karakter Darwin sebagai fotografer. Apakah hal ini bisa membuat kita lebih waspada dengan isu kekerasan seksual? Menurut Alim, jika kita mengikuti latar waktu 2004, maka skenario filmnya akan lebih mudah ditulis.
Selain itu, film Shutter juga memiliki sinopsis yang unik. Cerita di sini tentang Darwin, seorang fotografer muda yang hidupnya berubah setelah kecelakaan tragis bersama kekasihnya Pia. Pasangan itu menabrak seorang wanita misterius di tengah jalan pada malam hari. Tak lama setelah kejadian itu, Darwin mulai melihat bayangan ganjil di setiap hasil fotonya, sosok perempuan yang sama terus muncul, menatap dari balik kegelapan.
Sekelompok wanita korban kekerasan seksual mengeluh bahwa banyak kasus ini tidak dilaporkan dan belum ada tindakan dari pihak berwenang. Dengan demikian, film Shutter dapat menjadi media refleksi tentang isu kekerasan seksual di Indonesia. Penulis skenario Alim Sudio menjelaskan bahwa dia dan tim produksi memutuskan untuk membuat film ini karena banyak kemudian tidak dilaporkan.
Film ini memiliki latar belakang yang berbeda dengan film horor lainnya. Di sini, penulis skenario Alim Sudio mengatakan bahwa dia dan tim produksi memutuskan untuk membuat karakter Darwin sebagai fotografer. Apakah hal ini bisa membuat kita lebih waspada dengan isu kekerasan seksual? Menurut Alim, jika kita mengikuti latar waktu 2004, maka skenario filmnya akan lebih mudah ditulis.
Selain itu, film Shutter juga memiliki sinopsis yang unik. Cerita di sini tentang Darwin, seorang fotografer muda yang hidupnya berubah setelah kecelakaan tragis bersama kekasihnya Pia. Pasangan itu menabrak seorang wanita misterius di tengah jalan pada malam hari. Tak lama setelah kejadian itu, Darwin mulai melihat bayangan ganjil di setiap hasil fotonya, sosok perempuan yang sama terus muncul, menatap dari balik kegelapan.
Sekelompok wanita korban kekerasan seksual mengeluh bahwa banyak kasus ini tidak dilaporkan dan belum ada tindakan dari pihak berwenang. Dengan demikian, film Shutter dapat menjadi media refleksi tentang isu kekerasan seksual di Indonesia. Penulis skenario Alim Sudio menjelaskan bahwa dia dan tim produksi memutuskan untuk membuat film ini karena banyak kemudian tidak dilaporkan.