Komet antarbintang 3I/ATLAS yang kini menunjukkan ekor panjang di langit, menjadi fenomena langka yang ditunggu-tunggu oleh para astronom. Komet ini pertama kali ditemukan pada 1 Juli 2025 melalui sistem pemantauan ATLAS, dan sekarang telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas.
Dalam gambar terbaru yang diambil oleh tim ilmuwan dan mahasiswa menggunakan teleskop Gemini South yang berlokasi di Cerro PachΓ³n, Chili, tampak ekor panjang yang membentang sekitar 1/120 derajat di langit. Ekornya ini semakin tumbuh sejak terakhir kali diamati, karena radiasi Matahari memanaskan es di dalam komet, menyebabkan es tersebut langsung berubah menjadi gas tanpa melewati fase cair, proses ini dikenal dengan istilah sublimasi.
Menurut para ilmuwan, kemunculan 3I/ATLAS memberikan peluang berharga untuk mempelajari material yang berasal dari sistem bintang lain. Karena sangat jarang ditemukan, setiap penemuan komet antarbintang dianggap penting untuk memahami bagaimana sistem planet lain terbentuk dan berevolusi.
Astronom dari University of Hawaii Institute for Astronomy sekaligus pemimpin tim penelitian, Karen Meech, mengatakan bahwa gambar 3I/ATLAS ini menjadi tonggak ilmiah sekaligus menjadi sesuatu hal yang layak dikagumi. Seiring 3I/ATLAS melanjutkan perjalanannya menjauh dari Matahari dan kembali ke ruang antarbintang, para astronom berupaya memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengamati komet langka ini.
Fenomena ini memberikan peluang bagi kita untuk memahami bagaimana sistem planet lain terbentuk dan berevolusi, serta bagaimana benda antarbintang dapat berinteraksi dengan Matahari dan sistem tata surya kita.
Dalam gambar terbaru yang diambil oleh tim ilmuwan dan mahasiswa menggunakan teleskop Gemini South yang berlokasi di Cerro PachΓ³n, Chili, tampak ekor panjang yang membentang sekitar 1/120 derajat di langit. Ekornya ini semakin tumbuh sejak terakhir kali diamati, karena radiasi Matahari memanaskan es di dalam komet, menyebabkan es tersebut langsung berubah menjadi gas tanpa melewati fase cair, proses ini dikenal dengan istilah sublimasi.
Menurut para ilmuwan, kemunculan 3I/ATLAS memberikan peluang berharga untuk mempelajari material yang berasal dari sistem bintang lain. Karena sangat jarang ditemukan, setiap penemuan komet antarbintang dianggap penting untuk memahami bagaimana sistem planet lain terbentuk dan berevolusi.
Astronom dari University of Hawaii Institute for Astronomy sekaligus pemimpin tim penelitian, Karen Meech, mengatakan bahwa gambar 3I/ATLAS ini menjadi tonggak ilmiah sekaligus menjadi sesuatu hal yang layak dikagumi. Seiring 3I/ATLAS melanjutkan perjalanannya menjauh dari Matahari dan kembali ke ruang antarbintang, para astronom berupaya memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengamati komet langka ini.
Fenomena ini memberikan peluang bagi kita untuk memahami bagaimana sistem planet lain terbentuk dan berevolusi, serta bagaimana benda antarbintang dapat berinteraksi dengan Matahari dan sistem tata surya kita.