Banyuwangi Batik Festival 2025 Memulai dengan Fashion Lorong Bambu, Anak-Anak Berkreasi di Stage
Pemkab Banyuwangi rutin menggelar Batik Festival sebagai upaya mengenalkan khazanah batik khas Banyuwangi. Tahun ini, festival tersebut bertemu dengan kegiatan Bulan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember dan dibuka dengan peragaan Fashion Lorong Bambu yang digelar di areal lorong bambu, Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan. Puluhan anak dari usia 4 tahun hingga pelajar SMA menampilkan busana-busana batik bergaya sporti dengan motif "Wader Kesit".
Anak-anak tersebut membawakan busana batik bak peragawati profesional dan ada yang merupakan desain dari desainer lokal hingga desain orang tua mereka. "Tidak takut. Senang bisa tampil fashion show di sini," celetuk Jeselin, gadis cilik berusia 4 tahun yang mendapatkan juara 2 kategori PAUD – TK.
Ibu Jeselin Bella Donna mengaku senang Banyuwangi terus menyediakan panggung untuk anak-anak bisa berkreasi, termasuk fashion show batik. "Senang karena Banyuwangi banyak memberikan wadah untuk anak-anak menampilkan talentanya. Baru ikut modeling 4 bulan, tapi sudah terlihat minat dan bakatnya," kata Bella Donna.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa Batik Festival telah menjadi wadah pengembangan pelaku usaha batik di Banyuwangi. Mulai dari pengrajin batik, penjual batik, hingga desainer fashion Banyuwangi. "Kegiatan ini bagian dari upaya pemberdayaan kepada para pelaku industri batik. Kita tantang mereka untuk menciptakan desain busana batik dan mengkreasikannya," kata Ipuk.
Pada ajang ini, beragam motif kuno batik Banyuwangi telah diangkat, seperti Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Kopi Pecah, Blarak Sempal, Sekar Jagad Blambangan, Cacing Sembrug, dan lainnya. Ketua Asosiasi Batik Sekar Jagad Banyuwangi, Fitria menjelaskan bahwa tahun ini festival tersebut mengangkat motif Wader Kesit.
Aksi memukau para model dadakan ini memikat hati para pengunjung yang hadir. Salah satunya, Mathieu. Wisatawan asal Perancis ini mengaku senang bisa menyaksikan ajang ini. "Bagus. Saya suka. Anak-anak kecil tampil luwes memakai batik. Tidak berlebihan, semuanya tampil natural," ucapnya.
Selain Fashion Lorong Bambu, rangkaian event festival tersebut juga menggelar lomba mewarnai dan mencanting dan akan ditutup peragaan busana yang menampilkan puluhan karya desainer batik Banyuwangi besok Sabtu malam, 18 Oktober 2025.
Pemkab Banyuwangi rutin menggelar Batik Festival sebagai upaya mengenalkan khazanah batik khas Banyuwangi. Tahun ini, festival tersebut bertemu dengan kegiatan Bulan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember dan dibuka dengan peragaan Fashion Lorong Bambu yang digelar di areal lorong bambu, Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan. Puluhan anak dari usia 4 tahun hingga pelajar SMA menampilkan busana-busana batik bergaya sporti dengan motif "Wader Kesit".
Anak-anak tersebut membawakan busana batik bak peragawati profesional dan ada yang merupakan desain dari desainer lokal hingga desain orang tua mereka. "Tidak takut. Senang bisa tampil fashion show di sini," celetuk Jeselin, gadis cilik berusia 4 tahun yang mendapatkan juara 2 kategori PAUD – TK.
Ibu Jeselin Bella Donna mengaku senang Banyuwangi terus menyediakan panggung untuk anak-anak bisa berkreasi, termasuk fashion show batik. "Senang karena Banyuwangi banyak memberikan wadah untuk anak-anak menampilkan talentanya. Baru ikut modeling 4 bulan, tapi sudah terlihat minat dan bakatnya," kata Bella Donna.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa Batik Festival telah menjadi wadah pengembangan pelaku usaha batik di Banyuwangi. Mulai dari pengrajin batik, penjual batik, hingga desainer fashion Banyuwangi. "Kegiatan ini bagian dari upaya pemberdayaan kepada para pelaku industri batik. Kita tantang mereka untuk menciptakan desain busana batik dan mengkreasikannya," kata Ipuk.
Pada ajang ini, beragam motif kuno batik Banyuwangi telah diangkat, seperti Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Kopi Pecah, Blarak Sempal, Sekar Jagad Blambangan, Cacing Sembrug, dan lainnya. Ketua Asosiasi Batik Sekar Jagad Banyuwangi, Fitria menjelaskan bahwa tahun ini festival tersebut mengangkat motif Wader Kesit.
Aksi memukau para model dadakan ini memikat hati para pengunjung yang hadir. Salah satunya, Mathieu. Wisatawan asal Perancis ini mengaku senang bisa menyaksikan ajang ini. "Bagus. Saya suka. Anak-anak kecil tampil luwes memakai batik. Tidak berlebihan, semuanya tampil natural," ucapnya.
Selain Fashion Lorong Bambu, rangkaian event festival tersebut juga menggelar lomba mewarnai dan mencanting dan akan ditutup peragaan busana yang menampilkan puluhan karya desainer batik Banyuwangi besok Sabtu malam, 18 Oktober 2025.