Fakta-fakta Penting Kasus Kematian Terapis ABG Delta Spa di Jaksel

Pada saat ini, masih banyak hal yang tidak terungkap tentang kematian korban kasus terapis di Delta Spa di Pejaten, Jakarta Selatan. Berikut beberapa fakta penting terkait kasus ini:

Korban yang menderita kematian tersebut bernama RTA (14) dan sudah berusia 14 tahun saat dia mendaftar kerja sebagai terapis. Kakaknya menyatakan agar korban harus membayar denda sebesar Rp50 juta jika ingin keluar dari pekerjaannya.

Namun, polisi masih dalam proses penyelidikan dan belum mengetahui kebenaran informasi yang disampaikan oleh kakak korban. Polisi akan meminta keterangan dari manajemen Delta Spa dan pihak rekrut untuk mendalami informasi tersebut lebih lanjut.

Pihak Delta Spa mengaku tidak mengetahui bahwa korban masih berusia di bawah umur dan juga tidak tahu tentang perbedaan nama yang tercantum pada dokumen kependudukannya. Dalam dokumen itu, kTP dan KK yang digunakan korban untuk mendaftar pekerjaan adalah milik kerabatnya yang sudah berusia 24 tahun.

Dari penyelidikan, terungkap bahwa korban menggunakan KTP milik kerabatnya untuk melamar kerja. Pihak rekrut juga tidak mengetahui tentang perbedaan nama dan usia yang tercantum pada dokumen kependudukannya.

Korban mendaftar kerja sebagai terapis di Delta Spa karena tertarik setelah melihat temannya melakukan siaran langsung di TikTok. Pihak rekrut juga tidak mengetahui bahwa korban masih berusia 14 tahun saat dia mendaftar pekerjaan tersebut.

Pada kasus ini, polisi tengah mendalami dugaan pelanggaran UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan UU perlindungan anak.
 
Gue rasa kayaknya korban itu nggak harus dihukum, karena kakinya yang salah-salah aja. Gue pikir pihak Delta Spa juga nggak bisa duduk diam, karena mereka punya tanggung jawab untuk memastikan anak-anak yang bekerja di sana benar-benar aman dan tidak terluka. Gue rasa polisi harus cari tahu lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana 🤔
 
Kalau korban itu udh berusia 14 tahun, kenapa kakinya kira dia udh berusia 24 tahun dan pakai KTP miliknya? Semua ini terlihat seperti kejahatan yang jelas. Polisi gak bisa duduk diam sambil dijanjikan uang tapi korban udh berisiko hidup nyaris mati. Saya penasaran kenapa polisi masih membiarkan kejahatan ini terus berlanjut hingga korban itu menghadapi bahaya seperti itu.
 
Saya rasa kalau korban itu masih muda banget, dia tidak ada kesempatan untuk melihat siaran langsung di TikTok aja... Dan pihak Delta Spa yang punya kebijakan seperti ini, apakah mereka mau jadi contoh baguinya? Ada lagi, siapa nanti bertanggung jawab kalau korban itu ngeluarin denda Rp50 juta? Kalau gak ada tindak lanjut, kalau kabar korban itu sudah terlupakan...
 
Gesekan ini serasa tidak cukup serius banget... Korban masih muda banget, 14 tahun! Dan kakinya yang bilang dia harus membayar denda Rp50 juta? Kalau benar, itu bukannya tindak pidana yang parah banget? Polisi harus lebih cepat menangkap orang-orang yang bertanggung jawab dan memberikan hukuman yang tepat! 🚔
 
ini kalau korban masih muda itu, kenapa kakaknya bisa bilang dia harus membayar denda sebesar Rp50 juta? sih, seperti terapi itu apa aja yang mahal itu? tapi apa yang paling mengkhawatirkan adalah, siapa yang benar-benar tahu kalau korban masih muda dan tidak memiliki ktp yang benar? tapi apa yang dibicarakan adalah tentang korban sendiri, sih, kayaknya ada sesuatu yang jangan diungkapin...
 
Maksudnya apa kalau korban masih berusia 14 tahun? Tadi kabar tentang kasus ini benar-benar jujur, tapi bagaimana bisa korban mau mendaftar kerja dengan nama dan usia yang salah seperti itu? Mungkin ada keterlibatan orang tua atau keluarga yang tidak bertanggung jawab, kok. Saya tidak percaya kalau pihak Delta Spa benar-benar tidak mengetahui hal ini, karena mereka harus memiliki sistem kontrol yang baik untuk memastikan segalanya sesuai dengan peraturan. Saya pikir ini kasus yang jelas tentang pelanggaran perlindungan anak, tapi apa yang bisa dilakukan pihak berwajib? 🤔🚫
 
ini kabar yang bikin perasaan kita malu, masih banyak hal yang tidak jelas dari kasus korban terapis di Delta Spa. aku pikir itu salah tempat nih untuk memulai pembicaraan tentang pelanggaran terhadap anak-anak. 14 tahun yang muda saja mendaftar pekerjaan sebagai terapis, tapi masih banyak hal yang tidak diketahui oleh polisi. siapa yang bertanggung jawab kalau korban menggunakan KTP milik kerabatnya yang sudah berusia 24 tahun? itu bikin kita penasaran dan ingin tahu lebih lanjut tentang kasus ini.
 
Aku rasa kasus ini benar-benar pede, tapi ada yang bikin aku bingung yaitu kenapa korban masih berusia 14 tahun tapi dibilang sebagai terapis di spa? Aku pikir itu aneh banget! Apakah orang tua korban benar-benar tidak ketahuan oleh pihak spa? Atau ada yang lain yang tidak disebutkan di artikel ini? Aku rasa polisi harus lebih teliti lagi dan cari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana. Yang jelas, aku sangat khawatir dengan kasus ini 🤕
 
ini kasusnya makin jadi bukti betapa pentingnya perhatian orang tua terhadap anak-anak, kayak gini nih kalau kakak korban bilang biar dia bisa keluar kerja, tapi ternyata beliau masih kudu berusia 14 tahun aja... ini kasusnya serasa sama kayak cari-cari sifat baik pada orang lain, kayak apa yang ada di makanan siomay, buat gak asing lagi deh...
 
Kalau korban udah 14 tahun, kenapa kakinya kayak gila meminta Rp50 juta? Bayangkan aja kalau korban itu belajar kerja siapa tahu nanti bisa sukses dan tidak perlu ribet ngaku-aku ini 🤑. Saya pikir pihak Delta Spa udah salah, tapi polisi masih dalam proses penyelidikan apa lagi 😐. Mungkin ada yang tidak terungkap tentang kasus ini, tapi saya rasa korban itu sengaja melakukan kesalahan dengan mendaftar pekerjaan itu 🤔.
 
ini kasus yang trusai di Jakarta, siapa nanti bertanggung jawab? kayaknya ada kesalahan dari pihak manajemen Delta Spa, karena mereka tidak memastikan usia korban sebelum dia mendaftar pekerjaan. tapi ada juga pertanyaan kalau korban itu benar-benar tidak tahu tentang perbedaan nama dan usia di dokumen kependudukannya. kayaknya polisi harus teliti dalam penyelidikannya agar tidak ada kesalahan lagi.
 
kita harus fokus pada solusi bukan pembicaraan yang berisik... siapa tahu korban itu benar-benar melakukan kesalahan, tapi apa jadi jika dia adalah korban yang tidak pernah disayangi? kita harus bisa memahami diri sendiri sebelum menilai orang lain... dan penting juga untuk mendukung polisi dalam penyelidikan ini agar bisa menemukan kebenaran yang benar-benar ada... 😊
 
Kasus ini ngerasa kurang jelas, polisi gak bisa langsung bikin tuduhan apa lagi kebenarannya belum diketahui 🤔. Korban muda itu harus dibantu agar bisa keluar dari situasi ini aja, gak perlu denda yang besar atau apa-apa 😕. Polisi harus lebih teliti dalam penyelidikan nih, kalau tidak ada bukti pasti gak bisa bikin tuduhan yang jelas 🚔. Dan korban muda itu apa lagi? Maka-maka harus dihormati kan? Ayah dan kakaknya kalau bilang korban harus membayar denda itu gak jujur aja, korban sudah kecil sekali 😤.
 
Ohay, aku sengaja nonton video tentang kasus korban terapis di Delta Spa, itu kayaknya sangat tragis banget 🤕. Aku pikir ini adalah contoh bagus dari bagaimana kita harus lebih hati-hati dan peduli dengan keamanan anak-anak muda. Karena kalau gini bisa terjadi, berarti ada kesalahan atau keterlambatan dari pihak manajemen dan rekrut.

Tapi, aku juga merasa sedikit marah, karena siapa yang bilang bahwa korban harus membayar denda sebesar Rp50 juta? Itu kayaknya sangat tidak adil! Korban itu masih anak-anak, dan dia sudah melewati batas usia yang tepat untuk bekerja. Aku pikir ini adalah kesalahan dari pihak yang bertanggung jawab.

Aku harap polisi bisa menemukan kebenaran tentang apa yang terjadi dan memberikan hukuman yang sesuai kepada mereka yang bersalah 🤞. Dan aku juga harap kita semua bisa lebih peduli dengan keamanan anak-anak muda dan membuat mereka merasa aman dan terlindungi 💕.
 
kembali
Top