Gempa Bumi Tahun Baru Mencetak Jejak Kekacauan di Papua Barat
Tahun baru 2025 masih belum beres, tapi sudah beberapa kali seismik Indonesia mengalami guncangan bumi besar. Salah satunya terjadi di Sarmi, Kabupaten Paniai, Papua Barat, dengan magnitudo 6,4. Gempa ini menyebabkan banyak korban dan kerusakan parah.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), gempa tersebut terjadi pada pukul 14.45 WIB, dengan epicenter di sekitar Desa Uwam, Kabupaten Paniai. Guncangan bumi ini memicu kerusuhan di daerah, sehingga beberapa warga membakar mobil dan rumah-rumah mereka sendiri.
Sumber-sumber yang berwenang menyatakan bahwa gempa tersebut dipicu oleh aktivitas tektonik di lepas pantai Paniai. "Gempa ini disebabkan oleh pergerakan lempeng Tektonik Eurasia dan Australian yang bertabrakan dengan lempeng Okhotsk", kata Dr. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Meteorologi, Climatologi, dan Geofisika (BMKG).
Namun, banyak masyarakat yang masih tidak memahami penyebab gempa tersebut. Beberapa bahkan mengira bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas spiritual atau sembahan.
"Gempa ini bukan karena aktivitas spiritual, melainkan karena alam", tutur Dr. Sutopo. Ia menjelaskan bahwa kejadian gempa bumi ini merupakan bagian dari proses geologi yang berlangsung selama jutaan tahun.
Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Desa Uwam telah menggelar pemadamkebakaran untuk membantu warga yang terkena dampak gempa. Selain itu, pihak berwenang juga telah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang dapat memperburuk kondisi.
Gempa bumi ini menjadi pertanyaan lagi tentang kekuatan alam dan pentingnya memahami fenomena geologi di Indonesia.
Tahun baru 2025 masih belum beres, tapi sudah beberapa kali seismik Indonesia mengalami guncangan bumi besar. Salah satunya terjadi di Sarmi, Kabupaten Paniai, Papua Barat, dengan magnitudo 6,4. Gempa ini menyebabkan banyak korban dan kerusakan parah.
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), gempa tersebut terjadi pada pukul 14.45 WIB, dengan epicenter di sekitar Desa Uwam, Kabupaten Paniai. Guncangan bumi ini memicu kerusuhan di daerah, sehingga beberapa warga membakar mobil dan rumah-rumah mereka sendiri.
Sumber-sumber yang berwenang menyatakan bahwa gempa tersebut dipicu oleh aktivitas tektonik di lepas pantai Paniai. "Gempa ini disebabkan oleh pergerakan lempeng Tektonik Eurasia dan Australian yang bertabrakan dengan lempeng Okhotsk", kata Dr. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Meteorologi, Climatologi, dan Geofisika (BMKG).
Namun, banyak masyarakat yang masih tidak memahami penyebab gempa tersebut. Beberapa bahkan mengira bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas spiritual atau sembahan.
"Gempa ini bukan karena aktivitas spiritual, melainkan karena alam", tutur Dr. Sutopo. Ia menjelaskan bahwa kejadian gempa bumi ini merupakan bagian dari proses geologi yang berlangsung selama jutaan tahun.
Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Desa Uwam telah menggelar pemadamkebakaran untuk membantu warga yang terkena dampak gempa. Selain itu, pihak berwenang juga telah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang dapat memperburuk kondisi.
Gempa bumi ini menjadi pertanyaan lagi tentang kekuatan alam dan pentingnya memahami fenomena geologi di Indonesia.