Bencana Banjir dan Longsor di Sumatra Terjadi Akibat Cuaca Ekstrem, Kata ESDM
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra dan Aceh terjadi akibat cuaca ekstrem, khususnya curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Wilayah-wilayah yang terdampak antara lain Humbang Hasundutan, Agam, Mandailing Natal, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara.
Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Lana Saria mengatakan bahwa bencana di lima kabupaten tersebut dipicu oleh tiga faktor utama, dengan curah hujan tinggi hingga ekstrem sebagai faktor dominan. Wilayah-wilayah yang terdampak ini memiliki kondisi geomorfologi yang curam hingga sangat curam serta litologi yang lapuk dan mudah tererosi.
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga melihat bahwa cuaca ekstrem menjadi sebab utama terjadinya bencana di wilayah Sumatra dan Aceh. Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengatakan bahwa Bibit Siklon Tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka, berpotensi memicu bencana susulan.
Pemerintah juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatra. Prioritas utama pemerintah saat ini adalah penanganan warga terdampak dan pemulihan wilayah.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra dan Aceh terjadi akibat cuaca ekstrem, khususnya curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Wilayah-wilayah yang terdampak antara lain Humbang Hasundutan, Agam, Mandailing Natal, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara.
Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Lana Saria mengatakan bahwa bencana di lima kabupaten tersebut dipicu oleh tiga faktor utama, dengan curah hujan tinggi hingga ekstrem sebagai faktor dominan. Wilayah-wilayah yang terdampak ini memiliki kondisi geomorfologi yang curam hingga sangat curam serta litologi yang lapuk dan mudah tererosi.
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga melihat bahwa cuaca ekstrem menjadi sebab utama terjadinya bencana di wilayah Sumatra dan Aceh. Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengatakan bahwa Bibit Siklon Tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka, berpotensi memicu bencana susulan.
Pemerintah juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatra. Prioritas utama pemerintah saat ini adalah penanganan warga terdampak dan pemulihan wilayah.