ESDM Membangun Energi Ramah Lingkungan untuk Transisi Peralihan Energi Nasional
Pemerintah Indonesia meluncurkan program transisi energi yang berfokus pada penggunaan sumber daya energi ramah lingkungan dan inklusif. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempercepat upaya ini sebagai bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai peralihan energi nasional yang berkelanjutan.
Dalam upaya ini, ESDM meluncurkan program pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), biogas, dan pemanfaatan biomassa. Program-program ini mengubah sampah menjadi energi, mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, dan membangun peluang ekonomi baru di tingkat lokal.
PLTSa adalah salah satu program yang dibangun oleh ESDM. Program ini mengubah sampah menjadi listrik dan mengurangi timbunan di tempat pembuangan akhir (TPA). Selain itu, program PLTSa juga membuka lapangan kerja baru di sektor pengelolaan limbah dan energi terbarukan.
ESDM juga meningkatkan regulasi dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025. Regulasi ini memastikan bahwa tarif listrik hasil PLTSa akan tetap terjangkau karena ditopang oleh mekanisme subsidi yang menjaga daya beli masyarakat.
Selain itu, ESDM juga meluncurkan program biogas untuk mendorong kemandirian energi desa. Program ini mengubah limbah peternakan dan pertanian menjadi bahan bakar untuk memasak dan penerangan rumah tangga. Program ini menurunkan biaya energi rumah tangga, memperbaiki sanitasi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pemanfaatan biomassa juga menjadi salah satu program yang dibangun oleh ESDM. Program ini mengubah limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan menjadi bahan bakar ramah lingkungan seperti pelet kayu. Program ini memperkuat ketahanan energi sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani, koperasi, dan pelaku usaha kecil.
Dengan demikian, ESDM berkomitmen untuk membuat transisi energi menjadi bagian dari transformasi sosial dan ekonomi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia meluncurkan program transisi energi yang berfokus pada penggunaan sumber daya energi ramah lingkungan dan inklusif. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempercepat upaya ini sebagai bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai peralihan energi nasional yang berkelanjutan.
Dalam upaya ini, ESDM meluncurkan program pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), biogas, dan pemanfaatan biomassa. Program-program ini mengubah sampah menjadi energi, mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, dan membangun peluang ekonomi baru di tingkat lokal.
PLTSa adalah salah satu program yang dibangun oleh ESDM. Program ini mengubah sampah menjadi listrik dan mengurangi timbunan di tempat pembuangan akhir (TPA). Selain itu, program PLTSa juga membuka lapangan kerja baru di sektor pengelolaan limbah dan energi terbarukan.
ESDM juga meningkatkan regulasi dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025. Regulasi ini memastikan bahwa tarif listrik hasil PLTSa akan tetap terjangkau karena ditopang oleh mekanisme subsidi yang menjaga daya beli masyarakat.
Selain itu, ESDM juga meluncurkan program biogas untuk mendorong kemandirian energi desa. Program ini mengubah limbah peternakan dan pertanian menjadi bahan bakar untuk memasak dan penerangan rumah tangga. Program ini menurunkan biaya energi rumah tangga, memperbaiki sanitasi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pemanfaatan biomassa juga menjadi salah satu program yang dibangun oleh ESDM. Program ini mengubah limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan menjadi bahan bakar ramah lingkungan seperti pelet kayu. Program ini memperkuat ketahanan energi sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani, koperasi, dan pelaku usaha kecil.
Dengan demikian, ESDM berkomitmen untuk membuat transisi energi menjadi bagian dari transformasi sosial dan ekonomi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.