Ekspor Biomassa ke Jepang Terhambat Gara-gara Tekanan NGO Asing

Sekarang kita harus menggunakan sertifikasi Jepang? Apa yang salah dengan sertifikasi RI sendiri? Misalnya kalau mereka mau membeli kopi RI, harus menggunakan sertifikasi EU saja? Kalau tidak ada standar sama diantara negara-negara maju, bagaimana caranya kita bisa yakin biomassa yang didatangkan itu seimbang? Harga 100 dolar AS per ton? Maksudnya kalau produsen RI mau memakai sertifikasi asing, maka harga biomassa harus jatuh begitu saja? Gampeng banget ya...
 
kalo udah jepang dan Eropa mengakui sertifikasi kita, kemana kompa ini yang berlaku? kalau kita buat standar sendiri, tapi negara-negara maju nggak mengerti, apa yang terjadi? deforestasi itu cuma satu hal, tapi efeknya pada lingkungan dan konsumen juga pasti jadi masalah. apakah kita harus berhenti produksi biomassa karena kompa dihormati oleh negara-negara maju? sepertinya ada ketergantungan yang salah sini... 🤔
 
🌱👍 Saya pikir ini memang masalah besar banget! Jika kami ingin menjual biomassa ke negara-negara maju, harus kita setujui standar yang sama dengannya. Tapi apakah itu bisa jadi realistis? 🤔

Saya rasa solusinya adalah kita tidak perlu khawatir dengan sertifikasi asing, tapi dengan meningkatkan produksi biomassa sendiri di Indonesia! Kita bisa bekerja sama dengan komunitas lokal dan organisasi lingkungan untuk mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan memberikan pendapatan yang stabil kepada masyarakat. 🌿

Tapi, saya juga ingin menekankan pentingnya kita tidak hanya fokus pada meningkatkan produksi biomassa, tapi juga tentang kebijakan dan regulasi yang tepat untuk mencegah deforestasi. Kita perlu bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi lainnya untuk membuat kebijakan yang seimbang antara pertanian yang berkelanjutan dengan kesejahteraan masyarakat. 🌟
 
kembali
Top