Bumi Bakar: Ekonomi RI Terangkat Kembali dari Bahaya, Namun Masih Menghadapi Beberapa Tantangan
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2025 pada Rabu, dan Permata Bank melalui Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia sedikit di atas 5 persen pada kuartal III-2025, yakni sekitar 5,04 persen. Ini menunjukkan perangkat lunak ekonomi RI masih berada di jalur yang stabil, meski tetap menghadapi beberapa tantangan.
Kinerja ekonomi RI pada kuartal III-2025 ditandai oleh pertumbuhan sedikit lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga akibat ketidakpastian politik pada akhir Agustus 2025 yang menekan kepercayaan konsumen. Sementara itu, normalisasi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) seiring melambatnya impor barang modal juga berkontribusi pada perlambatan ini.
Namun, pertumbuhan ekspor diharapkan masih solid, ditopang oleh permintaan Amerika Serikat yang meningkat hingga Agustus 2025 dan lonjakan wisatawan asing selama musim liburan musim panas. Sementara itu, pertumbuhan impor diproyeksikan menurun seiring dengan melambatnya aktivitas PMTB serta penurunan impor jasa setelah berakhirnya musim liburan sekolah dan periode ibadah haji.
Untuk keseluruhan tahun 2025, PIER memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia pada kisaran rata-rata 10 tahun terakhir, yaitu sekitar 5 persen, ditopang oleh kebijakan pemerintah yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti defisit transaksi berjalan berpotensi melebar akibat friksi perdagangan dan defisit fiskal dapat meningkat di tengah kebijakan yang berorientasi pada pertumbuhan.
"Dalam keseluruhan, kami memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia pada kisaran 5,0-5,1 persen untuk tahun 2025 (dibandingkan 5,03 persen pada 2024). Ini merupakan revisi ke atas dari proyeksi sebelumnya yang memperkirakan pertumbuhan sedikit di bawah 5 persen," kata Faisal Rachman, Department Head of Macroeconomic and Financial Market Research Permata Bank.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2025 pada Rabu, dan Permata Bank melalui Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia sedikit di atas 5 persen pada kuartal III-2025, yakni sekitar 5,04 persen. Ini menunjukkan perangkat lunak ekonomi RI masih berada di jalur yang stabil, meski tetap menghadapi beberapa tantangan.
Kinerja ekonomi RI pada kuartal III-2025 ditandai oleh pertumbuhan sedikit lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga akibat ketidakpastian politik pada akhir Agustus 2025 yang menekan kepercayaan konsumen. Sementara itu, normalisasi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) seiring melambatnya impor barang modal juga berkontribusi pada perlambatan ini.
Namun, pertumbuhan ekspor diharapkan masih solid, ditopang oleh permintaan Amerika Serikat yang meningkat hingga Agustus 2025 dan lonjakan wisatawan asing selama musim liburan musim panas. Sementara itu, pertumbuhan impor diproyeksikan menurun seiring dengan melambatnya aktivitas PMTB serta penurunan impor jasa setelah berakhirnya musim liburan sekolah dan periode ibadah haji.
Untuk keseluruhan tahun 2025, PIER memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia pada kisaran rata-rata 10 tahun terakhir, yaitu sekitar 5 persen, ditopang oleh kebijakan pemerintah yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti defisit transaksi berjalan berpotensi melebar akibat friksi perdagangan dan defisit fiskal dapat meningkat di tengah kebijakan yang berorientasi pada pertumbuhan.
"Dalam keseluruhan, kami memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia pada kisaran 5,0-5,1 persen untuk tahun 2025 (dibandingkan 5,03 persen pada 2024). Ini merupakan revisi ke atas dari proyeksi sebelumnya yang memperkirakan pertumbuhan sedikit di bawah 5 persen," kata Faisal Rachman, Department Head of Macroeconomic and Financial Market Research Permata Bank.