Dua Desa di Kabupaten Kotim Terendam Banjir setinggi 1,5 Meter

Dua desa di Kabupaten Kotim terendam banjir setinggi 1,5 meter. Desa Rantau Suang dan Desa Tumbang Mujam mengalami bencana alam yang sangat parah akibat hujan lebat selama 11 jam.

Dikatakan Kepala BPBD Kotim, Multazam, bahwa banjir ini terjadi karena hujan lebat yang berlangsung sejak pukul 02.00 WIB sampai 2 Desember pukul 13.00 WIB, yang mengakibatkan air menyelimuti permukaan tanah setinggi 20-40 sentimeter.

Menurut Multazam, banjir ini sangat mempengaruhi rumah-rumah di dua desa tersebut, sehingga 56 KK atau sekitar 150 jiwa terdampak. Namun, akses keluar-masuk desa masih dapat dilalui melalui jalur darat maupun sungai.

Bencana banjir ini juga mengakibatkan beberapa hewan ternak mati karena belum memiliki jaringan listrik dan akses internet yang tidak memadai. Meski banjir berlangsung selama satu hari, kondisi banjir mulai berangsur surut pada malam 2 Desember.

Namun, di Desa Tumbang Mujam, banjir dipicu curah hujan sangat tinggi di wilayah hulu. Data telemetri Balai Wilayah Sungai Kalimantan II menunjukkan intensitas hujan 126,5 mm pada 29 November 2025.

Menurut Multazam, kondisinya relatif aman dan sudah mulai menurun.
 
🀯 Wahhh, banjir di Kotim nggak bisa dibayangkan dulu! 🌊 Banjir setinggi 1,5 meter pasti membuat desa Rantau Suang & Tumbang Mujam nyaman banget dengan air! πŸ€·β€β™‚οΈ

Lihat data telemetri Balai Wilayah Sungai Kalimantan II ya, intensitas hujan 126,5 mm pada 29 November 2025! πŸ“Š Wahhh itu nggak kecil-kecilan! 🀯

Tapi, siapa tahu kondisi banjir di desa Tumbang Mujam udah mulai menurun sekarang? πŸ™ Semoga semua orang di sana bisa kembali normal ya! 😊

Aku rasa aku harus memperhatikan data hujan di Indonesia lagi, kan? πŸ€” Bisa banjir terjadi lagi di masa depan? πŸŒͺ️

Lihat chart ini, 56 KK atau sekitar 150 jiwa terdampak. 😱 Itu nggak sedikit! πŸ™ Semoga semua orang bisa banting-banting dan cepat pulih ya! πŸ’ͺ
 
Maksudnya siapa yang bilang siapa ngerasa banjir itu serius deh πŸ˜…. Saya bayangin aja kalau aku ada desa di Kotim, aku akan jadi panik sekali ketika lihat air mulai naik 🌊. Saya rasa harusnya ada fasilitas lebih baik lagi untuk menghindari banjir ini, seperti drainase yang lebih baik atau sistem pengelolaan air yang lebih efektif πŸ’§. Dan siapa yang bilang banjir itu tidak parah? 1,5 meter terendam sudah cukup parah deh! 🀯 Saya rasa kita harus berhati-hati dan siap-siap dengan bencana alam ini ya πŸ™.
 
Banjir di Kotim ini memang nggak kecil, setinggi 1,5 meter! Saya pikir pemerintah harus segera siapkan bantuan dan alat-alat untuk membantu warga desa yang terdampak. Tapi, saya ragu-ragu juga dengan informasi di sini... Kalau memang hujan lebat selama 11 jam, itu nggak mungkin bisa terjadi secara alami, kan? Saya ingin lihat data lebih spesifik tentang intensitas hujan dan kondisi tanah sebelumnya. Jika benar-benar seperti itu, maka kita harus siap untuk menghadapi perubahan iklim yang makin intens. Saya harap pemerintah dan organisasi-organisasi terkait bisa melakukan analisis lebih lanjut tentang hal ini πŸ€”πŸŒ‚
 
Makasih banget ya... ini banjir lagi di Kotim 🀯 Banjir selama 11 jam itu sangat parah, banyak rumah yang terendam air, bahkan ada yang harus meninggalkan hewan ternak mereka πŸ“πŸ΄. Jalan darat dan sungai sudah bisa dilalui, tapi jangan nyesel ya, kerugian ini bisa mengajar kita untuk lebih siap dengan cuaca buruk seperti ini 🌧️.

Tapi kalau lihat data telemetri, intensitas hujan itu sangat tinggi, 126,5 mm pada 29 November lalu... makasih diberitahu, mungkin ada kesempatan kita belajar dari ini juga πŸ€”. Ataupun kita harus siap dengan baik jika cuaca buruk seperti ini datang lagi πŸ’‘.
 
Oooh, apa kabar dengar banjir di desa-desa itu? Kenapa gak ada informasi lebih lanjut tentang air yang menyelimuti permukaan tanah setinggi 20-40 sentimeter? Gak tahu kalau ada orang yang hilang atau apa. Dan, kenapa curah hujan sangat tinggi di wilayah hulu itu? Gak jadi kabur juga. Tapi, aku suka banget dengan lanskap alam setinggi itu 😊. Aku rasa perlu banjir untuk membuat tanaman semak-semaknya terlihat cantik. Dan, kenapa gak ada listrik di desa-desa itu? Aku suka nonton film di malam hari, tapi aku rasa tidak nyaman banget kalau harus nonton dengan listrik yang tidak stable πŸ˜‚.
 
ini banjirnya lagi, kayaknya harus ada jaringan internet di desa-desa kecil ini, nggak bisa terhubung dengan dunia luas nih 🀯, dan banyakin hewan ternak mati juga kayaknya sih... kalau kita serius banjir ini harus diatasi dulu, tapi perlu konsultasi dengan ahli-ahli seperti ahli geologi, ahli banjir, apa aja yang paling aman disini? πŸ€”
 
[![Banjir ke Desa Rantau Suang 🌊😨](https://i.imgur.com/9pMf0gU.jpg)](https://example.com) [![Hujan lebat 126,5 mm πŸŒ¨οΈπŸ’§](https://i.imgur.com/nvzRnXe.jpg)](https://example.com) [![Akses keluar-masuk desa melalui jalur darat atau sungai πŸšΆβ€β™€οΈπŸŒ‰](https://i.imgur.com/4m6uq3S.jpg)](https://example.com) [![Hewan ternak mati karena tidak memiliki jaringan listrik dan akses internet πŸ˜”πŸ’»](https://i.imgur.com/k2GyKxU.jpg)](https://example.com)
 
Hmm banjir ini sangat parah di 2 desa itu... Mungkin karenanya masih ada kekurangan fasilitas di daerah tersebut... kayaknya harus cepat-cepat ada solusi agar tidak ada lagi bencana seperti ini... Misalnya, membuat sistem irigasi yang lebih baik atau memperluas akses jalan... Pasti banyak masyarakat yang terkena dampak negatifnya...
 
Banjir di Kotim itu sangat parah, nih πŸŒͺ️! Saya rasa banjir ini bisa dihindari jika mereka punya sistem irigasi yang baik atau minimal punya jaringan drainase yang efektif 🚧. Saya lihat desa-desa di sana benar-benar terendam hingga 1,5 meter air, kayaknya sangat beresiko banjir ini menyebabkan kerusakan rumah-rumah dan kehidupan masyarakat lokal 🏠.

Saya rasa perlu ada prioritas dalam menghadapi banjir ini, seperti memprioritaskan jaringan listrik dan internet di daerah yang terdampak untuk memudahkan keseharian masyarakat setempat πŸ’». Saya juga harap pihak berwenang bisa memberikan bantuan segera kepada mereka yang terkena dampak dari banjir ini 🀝.
 
Banjir banjuran kayaknya makin gampang terjadi dengan cuaca yang lebat kayak gitu 🌧️. Saya rasa kita butuh lebih perhatian dari pemerintah untuk memantau cuaca di daerah-daerah yang rentan, agar bisa menangani banjir sebelum benar-benar parah πŸ˜•. Dan sih, akses internet dan listrik yang buruk kayak gini tidak boleh, kita butuh perbaiki dulu ya πŸ€¦β€β™‚οΈ. Saya berharap pihak BPBD Kotim bisa cepat memantau kondisi banjir di daerah tersebut dan memberikan bantuan yang tepat untuk korban banjir πŸ’ͺ.
 
Banjir di Kotim ini benar-benar parah, aku pikir mungkin kena banjir lagi tahun depan 🀯. Aku bingung siapa yang mau curah hujannya begitu tinggi? Tahun 2025 sudah cukup panas juga, padahal udara masih lembab. Aku rasa harus ada perubahan di daerah ini, aku tidak kenal apa lagi keadaan seperti ini πŸ˜”.
 
Gue kira apa aja yang terjadi sih di Kotim, banjir setinggi 1,5 meter aja... gue punya temen yang tinggal di Rantau Suang, dia bilang air masuk rumahnya sampai pinggang πŸ˜‚. Gue rasa ini kayak banjir di Jakarta, tapi sebenarnya ini dari daerah Kotim sih. Gue rasa gini terjadi karena hujan lebat, tapi gue juga pikir ada yang salah di sisi penyelamatan ya... 56 KK yang terdampak, itu banyak kan? 😟. Gue harap akses keluar-masuk desa bisa lebih cepat dan aman. Dan sih, hewan ternak mati karena tidak memiliki jaringan listrik dan internet... ini kayak banjir di Jakarta lagi πŸ˜”. Tapi gue senang mendengar kondisi banjir mulai berangsur surut di malam 2 Desember πŸŒƒ. Gue harap semua yang terkena banjir bisa kembali ke rumahnya dengan cepat dan aman πŸ’•.
 
Banget deh kalau banjir ini! Saya rasa desa-desa di Kotim ini perlu dipikirkan oleh pemerintah kota atau pemerintahan setempat ya. Banjir ini bisa jadi bukan hanya masalah alam, tapi juga karena desa-desa tersebut belum memiliki infrastruktur yang cukup untuk menghadapi banjir. Contohnya seperti drainase atau sistem irigasi yang baik. Saya rasa pemerintah atau warga sekitar harus bekerja sama untuk membangun infrastruktur yang lebih baik agar tidak terjadi banjir lagi di masa depan.
 
Banjir di Kotim nih, kayaknya banjir itu bisa dipikirkan dari beberapa aspek ya... Pertama, hujan yang lebat itu tidak bisa dihindari, tapi bagaimana dengan sistem drainase desa? Jika desa yang terkena banjir itu punya sistem drainase yang baik, sih kayaknya banjir itu tidak akan berdarah-darah seperti ini πŸ€¦β€β™‚οΈ.

Kedua, akses keluar-masuk desa masih bisa dilalui, tapi sih bagaimana dengan rumah-rumah yang rusak? Sepertinya perlu ada bantuan dari pemerintah dan organisasi-organisasi humanitar yang lain untuk membantu korban banjir itu 🀝.

Dan ketiga, banjir ini memang mempengaruhi hewan ternak, tapi sih bagaimana dengan kita bisa membuat sistem perawatan hewan yang lebih baik di desa-desa tersebut? Kita harus bisa melihat dari segi positifnya, yah... πŸ™
 
Wah biar banjir gini bisa terjadi! Pulang dari kantor, aku lihat foto desa Rantau Suang dan Desa Tumbang Mujam itu banjir setinggi kuda 🀯. Aku rasa wajib aku membantu keluarga yang dipengaruhi ini dengan memberikan sesebutan donasi nih πŸ€‘. Aku rasa pemerintah already banyak banter dengan bencana ini, harusnya ada prioritas untuk jaringan listrik dan internet di daerah-daerah terpencil ini biar bisa mengurangi kerugian orang-orang yang dipengaruhi banjir. Dan aku pikir juga harusnya ada program untuk membantu peternak hewan yang kehilangan ternaknya nih πŸ˜”. Aku rasa kita harus semua berpartisipasi untuk membantu masyarakat yang terkena dampak ini 🀝.
 
Banjir yang terjadi di dua desa di Kotim itu apa aja? Kita harus siap banget untuk banjir, karena nggak pernah ada ngeri seperti ini. Desa Rantau Suang dan Tumbang Mujam gini, kayaknya harus mulai berencana banjir lagi. Aku pikir biro-biro desa harus segera disiapkan fasilitas darurat, kayakanya sengaja sih. Dan juga penting banget agar informasi tentang banjir ini disebarkan cepat, nanti kita nggak terjebak lagi.
 
Aku pikir pemerintah Kotim sebaiknya memberikan bantuan yang lebih cepat, tapi apa yang salah kalau aku bilang bahwa mereka sudah melakukan yang terbaik? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika aku harus menghadapi banjir seperti itu di rumahku. Saya rasa kita harus berterima kasih dengan Bapak Multazam karena ia sudah memberikan informasi yang jelas tentang apa yang terjadi di daerahnya. Tapi, memang benar bahwa desa-desa tersebut tidak memiliki akses internet yang baik, sehingga sulit mereka untuk mendapatkan bantuan dari luar. Saya harap pemerintah Kotim bisa segera memberikan solusi yang lebih efektif agar banjir ini tidak menjadi masalah lagi. πŸ€—πŸŒͺ️
 
Oiya, kabar baik ya banjir di Kotim kian berangsur surut πŸ™. Saya senang sekali akses keluar-masuk desa Rantau Suang dan Tumbang Mujam bisa dilalui melalui jalur darat aja. Banjir ini memang parah, tapi tidak ada korban jiwa ya πŸ˜…. Yang penting, semua orang di desa ini masih aman di rumah-rumahnya.

Saya paham banjir ini dipicu oleh hujan lebat yang berlangsung lama 🌨️. Jadi, kita harus hati-hati dan siap-siap lagi saat musim hujan tiba. Kita juga harus memperhatikan kondisi sungai dan jaringan listrik di daerah ini, ya 😊.
 
Banjir ini yang terjadi di 2 desa itu memang sangat parah 😩. Saya khawatir bagaimana kondisi rumah-rumah di sana kini? Dulu banjir ini sekitar 1,5 meter, tapi saya lihat foto di media sosial dan beberapa rumah sudah terendam hingga pinggang 🀯. Banyak hewan ternak yang mati karena tidak memiliki akses ke listrik atau internet yang memadai πŸ–.

Saya harap pemerintah setempat dan organisasi-organisasi bantuan dapat segera tiba di sana untuk membantu masyarakat yang terkena dampak. Kondisi air bersih juga harus diperhatikan agar tidak menyebabkan penyebaran penyakit πŸ€’.

Saya lihat kondisi di Desa Tumbang Mujam sudah mulai menurun, tapi masih ada banyak kerusakan yang perlu dibersihkan πŸ’ͺ. Saya harap masyarakat setempat dapat bekerja sama untuk memulihkan infrastruktur dan kehidupan sehari-hari mereka 🌈.
 
kembali
Top