Pemerintah Harus Siapkan Tempat Belajar Darurat bagi Santri Setelah Gedung Ponpes Al Khoziny Ambruk, Kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR
Dipimpin oleh Singgih Januratmoko, Kementerian Agama (Kemenag) diwajibkan untuk menyiapkan tempat belajar darurat bagi santri Al Khoziny usai gedung asrama mereka mengalami kehamburan. Menurut Singgih, proses belajar-mengajar harus berjalan terus agar para santri tidak kehilangan semangat belajar, namun pelaksanaannya harus di tempat yang aman dan layak.
"Jika gedung ponpes itu memang tidak layak lagi untuk digunakan sebagai tempat belajar, maka pemerintah harus siapkan alternatif yang lebih baik. Jadi, Kemenag bisa memberikan sementara ruang belajar darurat hingga proses pemulihan selesai," katanya.
Menurut Singgih, pemerintah dan Kemenag harus bekerja sama untuk memfasilitasi proses ini. "Pemerintah dan Kemenag bisa memfasilitasi sementara ruang belajar darurat, sambil menunggu proses pemulihan," ujarnya.
Dia juga mengapresiasi langkah tim gabungan yang melakukan evakuasi para korban musibah. Namun, Singgih menilai pemerintah kini harus fokus pada langkah-langkah pemulihan dan evaluasi.
"Langkah yang perlu dilakukan pemerintah dan Kemenag adalah memberikan pendampingan penuh kepada pesantren dan keluarga korban. Mulai dari aspek pendidikan, psikologis, terutama kesehatan," ujarnya.
Menurut Singgih, insiden ambruknya gedung ponpes Al Khoziny perlu menjadi momentum bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi total kondisi fisik dan kelayakan bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Dipimpin oleh Singgih Januratmoko, Kementerian Agama (Kemenag) diwajibkan untuk menyiapkan tempat belajar darurat bagi santri Al Khoziny usai gedung asrama mereka mengalami kehamburan. Menurut Singgih, proses belajar-mengajar harus berjalan terus agar para santri tidak kehilangan semangat belajar, namun pelaksanaannya harus di tempat yang aman dan layak.
"Jika gedung ponpes itu memang tidak layak lagi untuk digunakan sebagai tempat belajar, maka pemerintah harus siapkan alternatif yang lebih baik. Jadi, Kemenag bisa memberikan sementara ruang belajar darurat hingga proses pemulihan selesai," katanya.
Menurut Singgih, pemerintah dan Kemenag harus bekerja sama untuk memfasilitasi proses ini. "Pemerintah dan Kemenag bisa memfasilitasi sementara ruang belajar darurat, sambil menunggu proses pemulihan," ujarnya.
Dia juga mengapresiasi langkah tim gabungan yang melakukan evakuasi para korban musibah. Namun, Singgih menilai pemerintah kini harus fokus pada langkah-langkah pemulihan dan evaluasi.
"Langkah yang perlu dilakukan pemerintah dan Kemenag adalah memberikan pendampingan penuh kepada pesantren dan keluarga korban. Mulai dari aspek pendidikan, psikologis, terutama kesehatan," ujarnya.
Menurut Singgih, insiden ambruknya gedung ponpes Al Khoziny perlu menjadi momentum bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi total kondisi fisik dan kelayakan bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia.