Pemerintah Indonesia sudah memutuskan untuk mengganti penggunaan LPG (Liquefied Petroleum Gas) dengan DME (Dimethyl Ether) sebagai alternatif energi. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, DME merupakan senyawa organik yang memiliki rumus kimia CH30CH3 dan dihasilkan dari hasil pengolahan gas bumi dan hidrokarbon lain.
Penggunaan DME dapat dilakukan secara langsung maupun campuran dengan LPG. Namun, perlu diingat bahwa DME memiliki kesamaan karakteristik dengan LPG baik dari segi fisika maupun kimia sehingga cara memanfaatkannya bisa sesuai dengan sistem penggunaan LPG.
Pemerintah telah mengembangkan proyek DME sejak 2020 untuk mengurangi impor dan konsumsi LPG. Namun, rencana ini saat ini dijalankan oleh pemerintahan Prabowo Subianto. Pihaknya sudah menyampaikan keterangan bahwa proyek ini akan dijalankan pada 2026 mendatang.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, menuturkan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi DME untuk memastikannya tidak berhenti di tengah perjalanan. Ia juga menyatakan bahwa teknologi yang dipilih harus up-to-date (terbaru) dan efisien karena DME ini sudah pernah dicoba dijalankan sebelumnya.
Target produksi massal bahan bakar DME terjadi pada 2027. Proyek ini diperuntukkan untuk mengurangi impor gas LPG dari luar negeri dan dapat menghemat devisa impor LPG senilai Rp9,1 triliun rupiah setiap tahun.
Penggunaan DME dapat dilakukan secara langsung maupun campuran dengan LPG. Namun, perlu diingat bahwa DME memiliki kesamaan karakteristik dengan LPG baik dari segi fisika maupun kimia sehingga cara memanfaatkannya bisa sesuai dengan sistem penggunaan LPG.
Pemerintah telah mengembangkan proyek DME sejak 2020 untuk mengurangi impor dan konsumsi LPG. Namun, rencana ini saat ini dijalankan oleh pemerintahan Prabowo Subianto. Pihaknya sudah menyampaikan keterangan bahwa proyek ini akan dijalankan pada 2026 mendatang.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, menuturkan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi DME untuk memastikannya tidak berhenti di tengah perjalanan. Ia juga menyatakan bahwa teknologi yang dipilih harus up-to-date (terbaru) dan efisien karena DME ini sudah pernah dicoba dijalankan sebelumnya.
Target produksi massal bahan bakar DME terjadi pada 2027. Proyek ini diperuntukkan untuk mengurangi impor gas LPG dari luar negeri dan dapat menghemat devisa impor LPG senilai Rp9,1 triliun rupiah setiap tahun.