Pemulihan Jembatan di Aceh Teror Banjir, Prabowo Minta Cepatkan Proses Perbaikan
Presiden Prabowo Subianto kembali mengunjungi titik-titik terdampak banjir dan longsor di Aceh. Empat jembatan utama yang menghubungkan lintas antardaerah kini menjadi prioritas percepatan perbaikan karena perannya yang vital bagi mobilitas warga serta distribusi logistik.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, menyatakan bahwa proses pembangunan Jembatan Bailey telah menunjukkan progres yang signifikan. Pemulihan akses ini menjadi perhatian langsung Presiden dan harus selesai sesegera mungkin mengingat aktivitas masyarakat sangat bergantung pada jalur tersebut.
"Yang signifikan kami laporkan adalah proses pembangunan Jembatan Bailey. Ada empat titik yang menjadi prioritas dan juga merupakan atensi dari Bapak Presiden pada kunjungan minggu lalu yakni Jembatan Teupin Redeup yang menghubungkan Bireuen ke Lhokseumawe kemarin 77%, sekarang sudah 89% (tinggal 10% atau finishing," ujar Faisal.
Selain Teupin Redeup, progres jembatan lainnya juga terus bergerak. Pemerintah memastikan pengerjaan dilakukan secara paralel dengan dukungan personel teknis dari berbagai instansi. Pekerjaan dipacu agar jalur strategis yang terputus akibat bencana bisa difungsikan kembali dalam waktu dekat.
Di luar perbaikan infrastruktur, pemerintah juga tengah mengejar target penanganan pengungsian pascabencana. Proses relokasi sementara menjadi prioritas agar warga terdampak bisa mendapatkan layanan dasar yang lebih terpusat dan layak.
"Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam proses penanganan pengungsian. Pemerintah akan terus berusaha untuk mempercepat proses pemulihan dan memberikan bantuan yang lebih efektif kepada masyarakat," ujar Faisal.
Pengungsian terpadu akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung kebutuhan dasar masyarakat. Langkah ini diambil agar warga memiliki kondisi hidup yang lebih stabil sebelum pemindahan ke hunian sementara dilakukan.
Presiden Prabowo Subianto kembali mengunjungi titik-titik terdampak banjir dan longsor di Aceh. Empat jembatan utama yang menghubungkan lintas antardaerah kini menjadi prioritas percepatan perbaikan karena perannya yang vital bagi mobilitas warga serta distribusi logistik.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, menyatakan bahwa proses pembangunan Jembatan Bailey telah menunjukkan progres yang signifikan. Pemulihan akses ini menjadi perhatian langsung Presiden dan harus selesai sesegera mungkin mengingat aktivitas masyarakat sangat bergantung pada jalur tersebut.
"Yang signifikan kami laporkan adalah proses pembangunan Jembatan Bailey. Ada empat titik yang menjadi prioritas dan juga merupakan atensi dari Bapak Presiden pada kunjungan minggu lalu yakni Jembatan Teupin Redeup yang menghubungkan Bireuen ke Lhokseumawe kemarin 77%, sekarang sudah 89% (tinggal 10% atau finishing," ujar Faisal.
Selain Teupin Redeup, progres jembatan lainnya juga terus bergerak. Pemerintah memastikan pengerjaan dilakukan secara paralel dengan dukungan personel teknis dari berbagai instansi. Pekerjaan dipacu agar jalur strategis yang terputus akibat bencana bisa difungsikan kembali dalam waktu dekat.
Di luar perbaikan infrastruktur, pemerintah juga tengah mengejar target penanganan pengungsian pascabencana. Proses relokasi sementara menjadi prioritas agar warga terdampak bisa mendapatkan layanan dasar yang lebih terpusat dan layak.
"Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam proses penanganan pengungsian. Pemerintah akan terus berusaha untuk mempercepat proses pemulihan dan memberikan bantuan yang lebih efektif kepada masyarakat," ujar Faisal.
Pengungsian terpadu akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung kebutuhan dasar masyarakat. Langkah ini diambil agar warga memiliki kondisi hidup yang lebih stabil sebelum pemindahan ke hunian sementara dilakukan.