Dalam usaha meningkatkan kenyamanan warga, Dishub Jakarta melancarkan pelayanan kereta api MRT yang semakin terintegrasi dengan sistem transportasi umum lainnya. Menurut data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Disperindag), konektivitas layanan antar moda transportasi umum di Jakarta mencapai 91,8% se-berbagai jenis angkutan yang terdiri dari MRT, LRT, Jaklingko, TransJakarta, serta KRL.
Meski terdapat peningkatan pada pelayanan ini, namun masih belum ada rencana untuk menaikkan tarif transportasi berbasis kereta. Menurut Syafirn Liputo, pemimpin Dishub Jakarta yang saat ini memimpin program MRT Fellowship 2025, kebijakan tidak akan mengalami perubahan harga untuk moda transportasi ini.
Syafrin menjelaskan bahwa aspek sarana dan prasarana masih dalam tahap yang sesuai dengan tingkat kemampuan teknis saat ini. Hal ini menyebabkan tarif MRT dan LRT tetap menjadi Rp 7.000. Perhitungan kekonomian pada tahun lalu memberikan angka penjualan tiket sebesar Rp 13.000 untuk tiap pelanggan, namun setelah menambah subsidi yang mencapai Rp 6.000 per pelanggan, maka tarif tersebut jatuh menjadi Rp 7.000.
Dengan demikian, tidak ada tindakan untuk menaikkan harga MRT dan LRT di masa mendatang.
Meski terdapat peningkatan pada pelayanan ini, namun masih belum ada rencana untuk menaikkan tarif transportasi berbasis kereta. Menurut Syafirn Liputo, pemimpin Dishub Jakarta yang saat ini memimpin program MRT Fellowship 2025, kebijakan tidak akan mengalami perubahan harga untuk moda transportasi ini.
Syafrin menjelaskan bahwa aspek sarana dan prasarana masih dalam tahap yang sesuai dengan tingkat kemampuan teknis saat ini. Hal ini menyebabkan tarif MRT dan LRT tetap menjadi Rp 7.000. Perhitungan kekonomian pada tahun lalu memberikan angka penjualan tiket sebesar Rp 13.000 untuk tiap pelanggan, namun setelah menambah subsidi yang mencapai Rp 6.000 per pelanggan, maka tarif tersebut jatuh menjadi Rp 7.000.
Dengan demikian, tidak ada tindakan untuk menaikkan harga MRT dan LRT di masa mendatang.