Pada hari Jumat, 7 November 2025, SMAN 72 Jakarta Utara mengalami ledakan bom yang mengguncang sekolah. Momen menegangkan itu berawal dari pergerakan seorang siswa bernama F, yang kini ditetapkan sebagai Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH). Rekaman CCTV akhirnya mengungkap bagaimana F masuk ke sekolah dan melakukan aksi yang berbahaya.
Menurut Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Roberto Gomgom Manorang Pasaribu, F pertama kali terekam pukul 06.28 WIB masuk sekolah mengenakan seragam lengkap dan membawa tas punggung merah dan tas biru di tangan. Aktivitas pagi terlihat normal, termasuk berjalan di koridor dan berpapasan dengan seorang guru.
Namun, ketenangan itu pecah menjelang tengah hari. Pukul 11.43 WIB, F terlihat berjalan tanpa alas kaki di lorong lantai satu, kemudian memasuki masjid pada 11.44 WIB masih mengenakan seragam. Momen kunci terjadi pukul 12.02 WIB, saat F melepas seragamnya dan berganti celana hitam, kaus putih, sambil membawa senjata mainan dan remot yang diduga pemicu bom.
Beberapa detik kemudian, pukul 12.02.51, kamera merekam kilatan cahaya merah dari dalam masjid disertai ledakan dan asap putih. Pasca ledakan, F terekam lari menjauh dari masjid, sementara pintu ruangan di dekatnya terbuka karena getaran ledakan. Para siswa panik, berhamburan menyelamatkan diri dari lokasi.
Ledakan yang terjadi mengakibatkan 96 orang mengalami luka-luka, dan hingga kini, 32 korban masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit. Pelaku insiden tersebut diperlakukan dengan hati-hati dan dipindahkan dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk memudahkan proses pemeriksaan dan pemulihan fisik dan psikis.
Menurut Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Roberto Gomgom Manorang Pasaribu, F pertama kali terekam pukul 06.28 WIB masuk sekolah mengenakan seragam lengkap dan membawa tas punggung merah dan tas biru di tangan. Aktivitas pagi terlihat normal, termasuk berjalan di koridor dan berpapasan dengan seorang guru.
Namun, ketenangan itu pecah menjelang tengah hari. Pukul 11.43 WIB, F terlihat berjalan tanpa alas kaki di lorong lantai satu, kemudian memasuki masjid pada 11.44 WIB masih mengenakan seragam. Momen kunci terjadi pukul 12.02 WIB, saat F melepas seragamnya dan berganti celana hitam, kaus putih, sambil membawa senjata mainan dan remot yang diduga pemicu bom.
Beberapa detik kemudian, pukul 12.02.51, kamera merekam kilatan cahaya merah dari dalam masjid disertai ledakan dan asap putih. Pasca ledakan, F terekam lari menjauh dari masjid, sementara pintu ruangan di dekatnya terbuka karena getaran ledakan. Para siswa panik, berhamburan menyelamatkan diri dari lokasi.
Ledakan yang terjadi mengakibatkan 96 orang mengalami luka-luka, dan hingga kini, 32 korban masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit. Pelaku insiden tersebut diperlakukan dengan hati-hati dan dipindahkan dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk memudahkan proses pemeriksaan dan pemulihan fisik dan psikis.